Plague Doctor [1-508] DROPPED

109-110

Bab 109
Editor: Hin Alfa

‘Anggota dengan nilai S lebih tinggi atau sama dengan enam puluh tidak diperbolehkan masuk.’

Selembar kertas A4 ditempel di pintu kayu ruang kegiatan. Tulisan tangan di atas kertas itu tidak rata dan jelek. Gu Jun berjalan menyusuri koridor, dan hatinya bergetar saat melihat tanda ini. ‘Nilai S saya adalah 51, jadi saya bisa memasukkannya…’

Gurun itu membentang tanpa akhir. Pasir kuning berhembus ke langit, merusak tanah tandus. Pangkalan rahasia Phecda dibangun jauh di dalam gurun, di dalam wilayah Kota Chi Lin di Gurun Utara. Pangkalan itu dilengkapi dengan baik.

Mempertimbangkan betapa rendahnya populasi tempat ini, tempat ini secara alami merasa terisolasi, dan menurut rumor, banyak eksperimen Phecda yang tidak sedap dipandang dilakukan di sana. Ini adalah tempat yang lebih misterius daripada Departemen Medis Negara Bagian Timur. Setelah Gu Jun tiba di tempat ini, sebelum dia sempat berkeliling, dia diantar oleh para pekerja ke dalam flat kecil yang terlihat begitu terbengkalai dari luar dan disimpan di depan ruang aktivitas ini. Gu Jun masih mengenakan alat pelindung kuning jingga, membuatnya tampak seperti astronot.

“Tusn Gu, ini dia,” pekerja itu menjelaskan. “Dua dari peserta pelatihan telah tiba. Mengapa Anda tidak membiasakan diri satu sama lain dulu? Elder Tong akan segera datang. Anda harus masuk sendiri. Nilai S saya tidak sesuai dengan persyaratan.”

Artinya, tidak cukup rendah.

“Oke terima kasih.” Gu Jun mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu sebelum mendorong pintu dan masuk. Kamar ini agak luas. Keempat dindingnya dilapisi cat putih menguning, beberapa benda lain ditempatkan di sudut, dan ada papan putih yang bisa dipindahkan. Di tengah ruangan ada tiga buah kursi kayu berbentuk segitiga. Saat ini, sudah ada dua orang yang duduk di sana.

Gu Jun melihat sekeliling. Salah satunya adalah seorang wanita muda berusia dua puluhan, dan yang lainnya adalah seorang bocah lelaki yang tidak mungkin lebih dari sepuluh tahun. Anak laki-laki itu menundukkan kepalanya. Gerakan tubuhnya tampak canggung dan canggung. Mata wanita itu tertuju padanya saat Gu Jun masuk ke kamar karena dia duduk menghadap pintu.

“Senang bertemu denganmu. Saya Gu Jun.” Gu Jun menawarkan perkenalan dirinya saat dia berjalan. “Eh, seluruh penampilan ini… hanyalah tindakan perlindungan, untuk mencegah kemungkinan penyakit menular. Tetapi saya adalah seorang dokter, seorang dokter klinis dari Departemen Medis Negara Bagian Timur.”

“Hmm, rasanya cukup asin…” gumam wanita itu lirih, bibir merahnya bergerak seolah mencicipi sesuatu. “Suara asin juga.”

Dia memiliki tubuh yang kurus, rambut pendek, dan fitur wajah yang agak seperti elfish. Alis hitamnya melengkung tinggi, dan sepasang matanya yang indah tampak bersinar dengan semacam kilatan mistis.

Gu Jun bingung. “Apa yang dia maksud dengan itu?”

“Oh maafkan saya.” Wanita itu berdiri dan mengulurkan tangannya padanya. “Nama saya Wu Siyu, anggota kelas G dari Departemen Relik Kota Shen Hai. Saya seorang mahasiswa seni.”

“Senang bertemu denganmu.” Gu Jun menjabat tangannya. Tidak setiap divisi Phecda memiliki Departemen Relik karena penilaian dan studi relik biasanya akan ditangani oleh Departemen Riset Arkeologi dan Ilmiah. Departemen Relik hanya ada sebagai departemen fasilitasi di kota metropolitan super seperti Kota Shen Hai. Gu Jun secara teknis tidak tahu apa tanggung jawab pekerjaan mereka.

Tepat saat tangan mereka bersentuhan, Wu Siyu menjerit kesakitan. Dia menarik tangannya kembali, dan wajahnya meringis karena rasa sakit yang hebat. “Hanya… kamu apa?”

“Hah?” Gu Jun semakin bingung. ‘Apa yang dia lakukan? Apakah dia sedang mengolok-olok saya?’

“Saya mengalami sinestesia. Saya terlahir dengan itu.” Wu Siyu masih menghela nafas dingin dari rasa sakit. “Anda, para dokter, mengatakan itu adalah sejenis penyakit mental, tetapi saya merasa baik-baik saja. Saya hanya memiliki pengalaman perseptif yang berbeda dari orang normal. Saat aku menjabat tanganmu tadi, rasanya seperti sedang memegang pisau. Sial, itu menyakitkan.”