Hari ini Andika sengaja datang pagi-pagi sekali ke sekolah, tujuannya adalah ingin menanyakan kepada Allea apa maksud wanita itu kemarin meninggalkannya di makam. Andika sudah berdiri di depan mobil miliknya sembari melihat murid-murid yang berlalu lalang. Matanya terus menelusuri jikalau Allea melewatinya. Baru saja 10 menit menunggu ternyata orang yang ia cari muncul, dan mulai mendekati tempat Andika berada. Sepertinya Allea belum menyadari saat ini ada yang sedang memperhatikannya.
Saat langkah Allea sudah tepat berada di depannya, Andika langsung saja menarik tangan Allea dan memegangnya dengan erat sehingga Allea tidak bisa memberontak lagi.
"Kamu apa-apaan sih Dik!" Ucap Allea yang masih berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Andika.
"Ikut gue ke belakang sekolah sekarang!" Balas Andika yang terdengar seperti perintah.
"Engga mau Dik"
"Bacot lo kebanyakan!"
Tanpa mendengar perkataan Allea, Andika langsung membawa Allea ke belakang sekolah. Allea sangat yakin Andika pasti akan melakukan hal buruk lagi kepadanya.
"Dik, lepasin" Andika melepaskan tangan Allea begitu saja ketika mereka sudah sampai di belakang sekolah.
Baru saja Allea hendak pergi meninggalkan Andika,tetapi lagi-lagi pergerakannya di hentikan oleh pegangan Andika ke tangannya yang sangat kuat.
"Mau kemana lo? Punya hobi baru sekarang? Allea si tukang kabur" Perkataan Andika barusan membuat Allea membalikan badannya dan berhadapan dengan lelaki itu.
"Mau aku? Mau aku itu lepas dari kamu" Balas Allea, sepertinya perkataannya kali ini sukses membuat Andika menjadi lebih marah lagi.
Andika kembali menangkup pipi Allea dengan satu tangannya secara kasar.
"Emang bisa lo lepas dari gue? Jangan sok deh, kalau lo aja masih bisa gue manipulasi" Ujar Andika sinis.
Allea hanya diam tak menjawab,ia tidak bisa berbicara apapun karena Andika masih menangkup pipinya yang membuatnya susah berbicara.
"Lo kemarin kenapa ninggalin gue sendirian? Pergi kok engga bilang-bilang?" Tanya Andika, kali ini ia lebih memilih melepaskan pipi Allea sehingga wanita itu bisa menjawab pertanyaannya.
"Buat apa aku disana?" Tanya Allea balik.
"Ya buat nemenin gue lah, sekalian jadi babu kan" Andika dengan gampangnya mengucapkan kata-kata itu kepada Allea.
"Jadi selama ini kamu cuma anggap aku babu Dik?"
"Ya iyalah, emang mau gue anggap apalagi? Pacar? Kan emang pacaran, tapi status aja. Kalau kedudukan sih lo masih tetep babu di hidup gue" Mendengar hal itu mata Allea berkaca-kaca, ia bingung harus bagaimana sekarang.
"Aku mau putus Dik, tolong kali ini aku mohon. Aku mau lepas dari kamu" lirih Allea.
"Engga bisa Le, LO ITU PUNYA GUE!"
"Aku mau putus Dik,tolong.." Kali ini Allea mengucapkannya dengan nada memohon.
"Engga, engga boleh. Lo punya gue"
"Aku udah engga bisa nerima kamu, kamu jahat sama aku!"
Tiba-tiba saja Andika mendorong tubuh Allea kasar hingga menempel ke batang pohon besar, lelaki itu lalu mencium bibir Allea kasar. Ia berusaha memasuki lidahnya ke dalam mulut Allea, tetapi Allea masih menutupnya dengan keras. Andika masih terus berusaha, hingga akhirnya ia merasa mulai kehabisan nafas dan berhenti sejenak.
"Aku mau put.."
Belum sempat Allea menyelesaikan perkataannya, Andika sudah kembali mencium bibirnya dengan kasar. Jelas hal ini hanya dipenuhi oleh emosi Andika. Allea mendorong tubuh Andika, sehingga ciuman itu terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please it's Hurt
RomanceDISCLAIMER⚠️⚠️ CERITA PLEASE IT'S HURT SEBELUMNYA TER-BAN OLEH WATTPAD,JADI AKU BIKIN ULANG Namaku Allearsyi Indira,panggil saja Allea atau terserah pada kalian saja. Jika kalian melihatku sepintas mungkin aku akan terlihat seperti wanita berpipi c...