Andika berjalan masuk ke arah kelasnya dengan sangat santai tanpa memperdulikan bahwa ia sebenarnya sudah telat lebih dari satu jam. Pasalnya, tadi setelah sampai di sekolah ia menghabiskan 15 menit waktunya untuk menghisap sebatang rokok miliknya di belakang sekolah. Saat Andika memasuki kelas, ternyata sudah ada guru yang sedang menjelaskan sebuah materi di depan kelas. Guru wanita itu memandang Andika yang masuk begitu saja, ia menghela nafasnya perlahan."Andika, kamu tidak diajarkan sopan santun? Masuk kelas begitu saja" Tegur guru wanita kepada Andika.
"Iyaa maaf bu saya lupa"
"Karena kamu telat, kamu harus saya hukum" Ujarnya dengan nada bicara yang lumayan tinggi.
"Yaudah deh, saya harus apa terus?" Tanya Andika.
"Lari keliling lapangan 20 kali! Meskipun keluarga kamu punya kekuasaan di sekolah ini, tetapi tetap saja kamu harus diperlakukan sama seperti murid yang lain"
"Iyaaa bu, engga usah di perjelas juga kali" Jawab Andika santai, yang lagi-lagi hanya mendapat helaan nafas dari sang guru.
Andika berjalan ke arah mejanya,untuk meletakkan tasnya. Ia dapat melihat kedua sahabatnya yang sedang menertawakannya saat ini
"Awas lo Dal, Yan nanti habis lo sama gue" Geram Andika,yang masih saja di tertawakan.
Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk segera menuju ke arah lapangan daripada lebih lama di dalam kelas berujung terus mendapat tatapan tajam dari gurunya. Andika tetap melaksanakan hukumannya, meskipun saat ini matahari benar-benar sangat terik
"Ngeribetin banget bu gendut. Kesel gue anjing" Keluh Andika saat matanya melihat ke atas dan itu sangat terasa menyilaukan mata.
*****
Sementara disisi lain,saat ini Allea sedang berada di lab bahasa yang menjadi tempatnya untuk melakukan pelatihan menjelang olimpiade. Untungnya pembimbingnya begitu baik, jadinya Allea tidak menerima hukuman apapun atas keterlambatannya.
"Sekali lagi saya minta maaf ya bu" Ucap Allea yang masih merasa tak enak hati.
"Allea astaga kamu ini cuma terlambat tau, kenapa minta maafnya berkali-kali? Udah-udah lebih baik sekarang kamu fokus kerjakan soal evaluasi yang tadi saya berikan" Jawab Bu Tita dengan senyum mengukir di bibirnya.
Mata Allea melihat sekeliling ruangan,seperti sedang mencari keberadaan seseorang.
"Kamu cari Rival?" Tanya Bu Tita,dan Allea mengangguk sembari tersenyum.
"Rival tadi ibu mintain tolong untuk mengambil modul di perpustakaan"
"Ohh saya kira Rival engga masuk sekolah" Jawab Allea sedikit menggaruk tengkuknya.
Karena bu Tita sedari tadi menatapnya dengan tatapan menggodanya dengan Rival, padahal Allea yakin guru itu juga sudah tau kalau ia sudah lama menjalin hubungan dengan Andika."Tuh dateng orangnya" Bu Tita berseru, sembari menunjuk ke arah pintu. Mata Allea spontan melihatnya,dan ternyata itu adalah Rival yang sedang membawa tumpukan buku di dalam kardus.
Lelaki itu tersenyum manis ke arahnya, ia meletakkan kardus berisikan buku-buku itu di atas meja.
"Ini bu semua modulnya" Kata Rival.
"Terima kasih loh" Jawab Bu tita.
Rival menatap Allea, lalu mengucapkan kata 'hai' untuk gadis itu dan dibalas yang sama oleh Allea. Rival dapat melihat Allea benar-benar tampak menghidarinya bahkan menatapnya saja Allea hindari, Rival dapat menebak ini pasti karena Andika.
Allea dan Rival saat ini memilih untuk fokus menyelesaikan evaluasinya serta mendengarkan arahan dari sang guru pembimbing. Sesekali Rival melihat ke arah Allea, wanita itu masih sama tak pernah berubah. Hanya pancaran bahagianya yang terlihat menyurut semenjak bersama Andika, pikir Rival seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please it's Hurt
RomanceDISCLAIMER⚠️⚠️ CERITA PLEASE IT'S HURT SEBELUMNYA TER-BAN OLEH WATTPAD,JADI AKU BIKIN ULANG Namaku Allearsyi Indira,panggil saja Allea atau terserah pada kalian saja. Jika kalian melihatku sepintas mungkin aku akan terlihat seperti wanita berpipi c...