Fiveteen

44 5 0
                                    

Kairi segera menemui Umika di kamarnya.
Ya. Apalagi yang sedang dilakukan Umika saat itu? Dia sedang menangis memeluk boneka.

Mungkin Umika hanya menganggap hubungannya itu dengan Lucky hanya sebuah permainan. Hanya saja, siapa yang tidak akan jatuh hati dengan pria setampan Lucky? Lucky sudah memutuskan hubungannya dengan Umika hanya karena Lucky tak ingin. Hammy sakit hati.

Kairi awalnya membiarkan Umika menangis. Hanya saja, setelah tahu Umika tidak bisa berhenti meneteskan air mata, Kairi pun memberanikan diri untuk menemui sang tunangan.

***

"Man–"

Belum selesai Keichiro melanjutkan sebuah kata, wanita itu berteriak, "Keichiro!"

Keichiro pun segera berlari membuka pintu dan menghampiri sang wanita. Keduanya berpelukan erat. Entah kenapa.

***

"Umika, kau tidak boleh menangis terus."

Umika tidak menjawab. Dia malah tidak mau menatap wajah Kairi.

"Jika kau menangis terus, matamu akan bengkak. Apa kau ingin wajahmu jadi jelek?" Kairi mengelus rambut Umika.

"Aku mengerti perasaanmu, kau mencintai dirinya. Tapi kau harus tahu, dia tidak mungkin mencintaimu. Hatinya hanya untuk Hammy." Kairi menjelaskan.

"Kairi ..."

"Ya?"

Umika memeluk Kairi dengan eratnya. Tentu saja Kairi terkejut.

"Sudah jangan menangis lagi, ya?" Kairi juga membalas pelukan Umika.

"Aku minta maaf untuk semuanya. Aku egois! Aku egois, Kairi!" Umika mengucapkan itu sambil terisak.

"Untuk apa kau minta maaf? Kau tidak salah!" Kairi tersenyum.

"Aku minta maaf ... maafkan aku, kairi!" Pelukan Umika semakin erat.

"Kau tidak salah! Aku tahu, kau hanya memerlukan sedikit waktu untuk menerima diriku." ucap Kairi sambil tersenyum kemudian membelai rambut Umika.

Umika hanya bisa diam. Ia ingin sekali mengatakan 'aku mencintaimu' pada Kairi tapi dia tidak berani.

"Dengar! Kau tidak boleh bersedih gara-gara pembunuh itu! Dia memang benar. Dia mencintai pacarnya dan tidak mungkin menyakiti perasaan orang yang ia cintai."

"Pembunuh? Darimana kau tahu ..."

"Ya. Aku sudah tahu." Kairi tersenyum dan melepas pelukan Umika.

"Kita mulai ini dari awal." ucap Kairi sambil menghapus air mata Umika.

Umika mengangguk.

"Terimakasih, Kairi!" Umika tersenyum bahagia lalu kembali memeluk Kairi.

"Sama-sama, Umika! Aku juga berterima kasih padamu."

Umika hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Kejahatan harus dibalas. Pembunuh itu harus kita beri sanksi!" Kairi menatap mata indah Umika lalu menciumnya.

***

Sementara itu, Lucky juga berniat melakukan hal yang sama yang ia lakukan pada Umika terhadap Tsukasa.

"Tsukasa,"

"Apa?"

"Apa kau tahu sesuatu?" Lucky melipat tangannya di atas meja.

"Tidak. Emang kenapa?"

"Tidak. Ini tentang Umika."

"Lalu?"

Terjebak?Where stories live. Discover now