Sixteen

81 6 0
                                    

Tsukasa menangis, dia tak sengaja bertabrakan dengan sang mantan tunangan. Ya. Siapa lagi, kalau bukan Keichiro?

"Keichiro?"

"Kamu?" Keichiro memandang Tsukasa.
"Kau sedang menangis?" Keichiro heran.

" Kei-chan!!" Tsukasa memeluk keichiro dengan eratnya lalu kembali menangis.

"Tsukasa?"

"Aku minta maaf tentang waktu itu, Keichiro! Aku minta maaf. Maafkan aku, ku mohon!" Tsukasa menangis semakin keras.

Keichiro hanya diam.

"Keichiro, jawab aku! Jangan diam saja! Aku minta maaf kepadamu. Aku salah sudah meninggalkanmu. Maafkanlah aku!"

"Bisakah kau tidak memelukku lagi?" Keichiro melepaskan pelukan Tsukasa.

"Kei, aku minta maaf!" Tsukasa memegang tangan Keichiro. "Kita mulai ini dari awal, ya?"

Keichiro menatap mata Tsukasa beberapa saat.

"Aku mungkin sudah memaafkan dirimu. Tapi, aku tidak bisa lagi kembali padamu." Keichiro tersenyum manis. Tahi lalatnya menambah rasa manis dari wajah sang mantan tunangan Tsukasa itu.

"A-apa maksudmu, Keichiro? Kau masih mencintaiku, bukan? Kalau begitu, mari kita mulai ini dari awal lagi!"

"Bukan begitu, tapi ..."

Seorang wanita tiba-tiba datang dan mengejutkan tsukasa. "Sayang!"

"Keichiro, dia siapa?"

"Dia Manna." jawab Keichiro

"Manna? Lalu, kenapa dia memanggilmu dengan kata sayang?" Tsukasa marah.

"Dia pacarku." jawab Keichiro lagi.

"Pacar? Maksudmu ..."

"Ya. Ada apa gerangan?" tanya Manna pada Tsukasa.

"Tidak mungkin! Tidak ..."

"Dengar, Tsukasa! Aku tidak bisa kembali. Aku dan Manna sudah memulai hubungan baru sekarang. Manna adalah masa laluku. Tapi dia kembali di waktu yang tepat di saat kau menyakitiku." Keichiro tersenyum. "Maaf harus membuatmu menangis."

Keichiro pergi menarik tangan Manna dan membawanya pergi.

"Eh, siapa wanita itu, Kei-chan?" tanya Manna.

"Dia adalah permata yang hilang harganya bagiku."

Keichiro dan Manna perlahan hilang dari pandangan Tsukasa. Tsukasa diam di sana, dia menyesali semua yang telah terjadi.

"Kenapa semua ini terjadi padaku?"

***

Kecelakaan terjadi. Eris terpental ke jalan dan terseret beberapa meter dari lokasi kejadian.

Naga membuka matanya perlahan. Melihat  kearah Eris yang sudah tidak sadarkan diri. Dia terbangun dan berdiri. Berusaha berjalan dengan kakinya yang penuh luka lecet.

Naga bergumam. "Tidak ada adegan seperti ini dalam film DILAN. bukan begitu, Eris?"

Hujan membasahi darah yang keluar dari kepala Eris. Darah mengalir kemana-mana. Naga mulai meneteskan air mata. Mendekati perlahan sang teman yang ia cintai itu.

Namun, saat akan mendekati Eris ... Naga menoleh ke arah samping.

Tak disadari sebuah mobil datang dan menabrak sang peternak ayam tersebut. Keduanya kecelakaan di waktu yang sama. Di tempat yang sama.

Keduanya dipisahkan oleh maut. Tak ada yang menyangka semua akan jadi begini.

***

"Kau!" Kairi menodongkan senjata api kebarah Lucky.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 09, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Terjebak?Where stories live. Discover now