17. Benci

2K 275 9
                                    

Renjun pergi ke lantai lima, jantung masih berdetak kencang. Ada sedikit kerinduan mendengar suara pria itu, tetapi langsung di tepis, tidak mungkin rindu, pasti rasa takut kejadian itu.

"Kau sudah pulang? Lama banget," keluh Lucas di ruang keluarga sambil makan cookies buatan pacarnya itu.

"Aku mengantar tante-tante pulang dulu, kasihan bawa belanjaan banyak gitu," ucap Renjun jujur sambil meletakan kantong belanjaan di meja dapur.

Saat mau menata belanjaan, Renjun sadar hanya membawa satu kantong yang seharusnya dua kantong. Ia ingat saat berikan kantong plastik ke Jaemin, kantongnya ikut berbawa.

"Apa maksudmu?" tanya Lucas sedikit tidak jelas.

"Argh! Sialan, kantung satu lagi ketinggalan di Apartemen tante itu lagi!" frustasi Renjun, padahal isi kantong itu ada testpack dan di kasih oleh orang tidak tanggung jawab lagi.

"Gara-gara kau, dasar gorilla hutan!"_

"Hei! Dari tadi aku diam sambil makan cookies, kau tiba-tiba marahin aku!"

"Salah kau! Woy jangan habiskan cookiesnyaa!! Aku belum makan!!"

"Siapa suruh lama ke supermarket!!"

"Itu kan cookies untuk aku juga!!"

Tok.. Tok.. Tok..

Saat mereka bertengkar hampir lemparan bantal, pintu luar ada yang mengetuk. "Biar aku yang buka, awas kau ambil cemilan aku!"

"Woy itu Pakai ATM aku."

Seakan tidak mendengar, Renjun membuka pintu. Jantung serentak berhenti berdetak, terkejut siapa yang datang.

"Kantung belanjaan kamu ketinggalan di Apartemen ku," ucap suara datar, memberikan kantung.

"Te-terima kasih," balas Renjun gugup menerima kantung itu.

"Kau hamil?"

"Eh? Kata siapa?" tanya balik Renjun berusaha untuk tetap tenang dihadapan pria di depannya. Namun, kaki refleks Munduk selangkah.

"Aku lihat ada tiga test kehamilan. Kamu tahu kesepakatan kita kan.. Hm?"

Renjun mengangguk tanpa melihat wajah orang itu. "Woy rubah, lama banget! Siapa orang yang datang?" Teriak Lucas, Renjun entah harus senang atau kesal karena Lucas menghampirinya.

Lucas menghampiri sahabatnya itu sangat lama, ia bisa lebih pria tinggi sepantaran dengannya. Wajah begitu tampan hanya saja masih tampanan dirinya.

"Kau siapa?" tanya Lucas curiga sambil melipat kedua tangan di dada.

"Saya Jung Jaemin, boleh saya tahu nama anda?" tanya Jaemin ramah menyinggung senyuman, serangan. Renjun menghela napa lega, beruntung Lucas sedang libur kan diri untuk menjaga dirinya.

"Jung? Oh begitu, kau pasti anak dari Paman Jung Jaehyun, anda boleh panggil saya Lucas," jawab Lucas ikut ramah walaupun masih curiga dengan Jaemin. Ia melihat mungil ini mendadak diam dihadapan pria itu.

"Anda ingin berkunjung sekedar minum kopi?" tawar Lucas, Jaemin mengangguk sebagai jawabannya.

Renjun menghela napas berat, Lucas memang tidak tahu siapa pelaku yang telah melecehkan dirinya. Kalau tahu orang dihadapan ini, mungkin Jaemin sudah berada di rumah sakit.

"Woy, buatin kopi!" perintah Lucas sambil duduk ke ruang tamu, begitu pun Jaemin sudah duduk di sofa.

"Ogah!" tolak Renjun tanpa ragu, berjalan ke arah dapur.

"Cih! Ga ada manis-manisnya, kau lihat Jaemin. Pemuda itu wajah cantik nan manis, tetapi sifat bar-bar kaya ga pernah kasih makan."

"Aku masih mendengarnya Gorilla jelek ... Ini sudah aku buatin kopin- Hei jangan habisin cookies nya!"

Black and White [NORENMIN] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang