20. Keputusan

2.2K 268 11
                                    

Sudah dua hari sejak kejadian itu, Renjun tidak keluar dari kamar Hotel maupun kuliah. Untung ada Haechan dan Jisung, jadi bisa beralasan karena sakit.

Lucas dan Jungwoo sudah beberapa kali hubungi dirinya, tetapi Renjun hanya beralasan banyak tugas kuliah.

Makan  minum pun pesan antar, benar-benar seperti pemuda pemalas yang hilang motivasi hidup. Rebahan, makan, tidur, dan nonton the movie. Renjun berjalan malas ke kamar mandi, lalu menggosok gigi sambil melihat mukanya.

Rambut kecoklatan lepek berminyak, kantung mata hitam, kulit kasar, dan wajah bengkak. Dua hari pun ia tidak berhenti menangis, terlalu banyak beban dan Masalah yang harus ditanggung sekaligus.

Setelah mandi, wajah sedikit membaik dari pada kemarin. Ia melihat jam pukul dua, mengingat sudah dua hari bolos lebih baik sekarang masuk. Hari ini hanya ada satu kelas saja, pukul tiga sore. Renjun pun bersiap-siap, tetapi tiba-tiba Renjun ingin makan ayam goreng, sebelum pergi ke kelas ia beli ayam goreng bumbu pedas tiag porsi.

Di Kelas melihat baru beberapa yang datang, Renjun menghirup bau ayam goreng seketika sudah kenyang. 'Apa ini bawaan dari mereka?' batin Renjun menatap ayam goreng tidak berselera lagi.

Haechan baru saja datang, melihat teman mungil itu menatap ayam goreng sedih. "Hei Renjun. Kau kenapa?"

"Oh, hai Haechan. Kau mau ayam goreng? Belum aku sentuh sama sekali." tawar Renjun memberi tiga kotak ayam yang masih penuh.

"Lah? Memang kau tidak makan?"

"Aku hirup aromanya sudah kenyang," ucap Renjun cuek lalu memainkan ponselnya.

Haechan memicing mata curiga, beberapa hari Renjun begitu aneh, tidak masuk kuliah padahal semenit telat saja sudah marah-marah. Haechan bisa melihat katung mata Renjun menghitam dan tidak semangat.

Haechan duduk di samping Renjun, lalu menatap lembut. "Renjun, kamu pasti kuat. Jangan terus sedih, aku memang tidak tahu masalah yang sekarang kamu hadapi. Tetapi jangan melupakan orang-orang yang menyayangimu."

Renjun langsung serentak melihat Haechan. Pemuda tidak punya rasa lelah itu bicara lembut kepadanya,
Renjun tidak curahkan hati kepada pemuda itu. Namun, seakan Haechan mengetahui ia punya masalah berat.

"Tenang saja Haechan, aku baik-baik saja. Maaf aku belum bisa bicara tentang masalah ku, tapi pasti aku akan cerita," ucap Renjun ikut lembut, Haechan terharu lalu memeluk Renjun pelan.

Renjun diam saja menerima pelukan Haechan, beruntung kelas banyak sibuk masing-masing sampai tidak memerhatikan dua orang berpelukan. Setelah berpelukan, Haechan mulai bicara seperti biasanya begitu pun Renjun menanggapinya sambil makan ayam goreng yang masih hangat.

Jisung baru datang menatap Renjun sendu, tetapi tidak bilang apa-apa. Setelah dosen datang, mereka fokus mendengarkan dosen.

- J . R . J -


Renjun kembali sikap biasa pulang ke Apartemen. Lucas dan Jungwoo khawatir sama Renjun, tetapi Renjun sendiri milih diam dan bercerita tentang kota Seoul dan perkuliahannya.

Renjun sendiri tidak bertemu mereka selama seminggu, ia tersenyum sinis. Siapa juga yang mengharapkan sebuah tanggung jawab?

Hari minggu enak untuk bermalas-malasan, Renjun milih di kamar menonton film sedang populer sambil makan cemilan. Namun, suara kegaduhan di luar buat Renjun hilang fokus, "Apa yang kalian lakukan?!"

Saat Renjun buka pintu, mulut langsung membisu melihat adegan tidak manusiawi. Lucas memukul dua orang yang sudah lama tidak ketemu dan beberapa orang depan pintu pasrah melihat dilakukan Lucas, seakan itu hal wajar.

Black and White [NORENMIN] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang