15. Tanda-tanda

1.9K 255 6
                                    

Sudah dua bulan sejak kejadian itu, bagaikan orang tidak saling mengenal. Namun, aneh mereka sering bertemu, entah di Kantin, lorong, gedung kegiatan mahasiswa, bahkan di gerbang depan.

Walaupun begitu, Renjun hanya senyum sopan sambil menyapa selamat pagi, selamat siang, seperti junior sopan terhadap senior. Jeno menanggapi dengan anggukan, hanya saja Jaemin tidak pernah menanggapi. Jaemin ramah dan selalu tersenyum kepada orang lain, kecuali Renjun.

"Mata kuliah semakin sulit astaga, banyak banget tugasnya," keluh pemuda kulit kecoklatan itu sambil berbaring kepala di meja.

"Kata siapa kuliah itu mudah, Haechan. Kamu sendiri main games sampai larut malam terus," tanggap Renjun sambil tertawa.

"Hei! Sekarang aku lagi kurangi! Kamu sendiri di perpustakaan kota tetapi nilai belum naik," hanya Haechan sambil godain Renjun.

"Yang penting bermanfaat dari pada tidur di kelas."

"Games bermanfaat untuk tenangin pikiran, bukan ke perpustakaan tambah pikiran."

"Ihh... Alasan klasik."

"Apa yang kau bilang?!" Haechan langsung tatap tajam Renjun, begitupun sebaliknya. Sedangkan Jisung berada di tengah-tengah sudah sangat terbiasa.

Sejak mengenal mereka di orientasi mahasiswa baru, Renjun sering keluarin suara tinggi begitu pun Haechan. Tiada hari tanpa mereka adu mulut hanya masalah kecil, bahkan pernah saling tarik rambut untuk rebutin pertama masukin uang ke kaleng soda otomatis. Padahal di sebelah masih ada mesin otomatis kaleng soda.

"Jisung sepulang kuliah beli es cream green tea di taman, sambil lihat pemandangan enak tuh," ajak Renjun sengaja mengabaikan Haechan.

Sekarang mereka sedang berjalan menuju Kantin untuk mengisi perut keroncongan dari tadi. "Lagi? setiap hari kau beli es cream terus. Tidak baik buat kesehatan, lalu apa enaknya green tea pahit." bukan Jisung bicara, tetapi Haechan yang masih ingin goda Renjun.

"Green tea itu enak!" kesal Renjun mengembungkan pipi.

"Biasanya, kau suka beli es cream rasa strawberry atau coklat. kenapa sekarang suka green tea?" tanya Jisung heran, Renjun pun menggaruk kepala tidak gatal.

"Entahlah, rasanya mual. Kau bilang gitu rasanya pengen muntah," tanggapnya.

Renjun juga bingung, sejak kapan suka rasa green tea. Biasanya beli rasa coklat atau strawberry kesukaan, sekarang malah tidak suka dan membenci dua rasa itu.

Sesampai di Kantin, Haechan langsung pesan lunch set, begitu pun Jisung. Sedangkan Renjun masih berpikir. "Sudah pesan Lunch set, menunya lagi enak," tawar Haechan bosan menunggu.

"Ta-tapi lunch set tidak ada susu rasa green tea."

Haechan langsung menepuk jidat nya, "susu itu buat sarapan kecil! Bukan makan siang!"

Renjun tidak terima dikatain langsung balas Haechan, "aku mau ada susu green tea!"

"Pesan saja minuman bisa diganti, Renjun," ucap Jisung jenah. Mata Renjun langsung berbinar, saran Jisung lebih bermanfaat dari pada Haechan yang sudah gemerutu.

"Aku pesan lunch set dan es kopi delapan shot tanpa air juga gula."

Haechan maupun Jisung terkejut sama pesanan Renjun. Gila! dua shot saja sudah pahit tanpa gula, gimana delapan shot!

"Kau mau mati?"

Renjun langsung jitak Haechan celetuk, "sembarangan! Lagi pengen saja. Cuaca lagi panas!"

"Yang ada kau nyari mati, perut kau sanggup buat minum? Minum satu shot saja kau sudah sakit perut, gimana delapan shot tanpa gula sama air lagi!"

"Aku lagi pengen Haechan ni~ ya... ya... ya..."

Black and White [NORENMIN] (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang