5. Night With Oppa.

564 35 0
                                    

Sesuai janji yang telah di buat Mark. Saat ini Mark tengah menemani Haechan untuk belanja di sebuah pusat perbelanjaan terkenal di Seoul.

"Udah? Cuma ini saja?" Tanya Mark, kepada Haechan, seraya menunjuk-kan barang belanjaan Haechan yang ada di tangan-nya.

Haechan langsung menggelengkan kepalanya. "Tangan Oppa masih bisa memuat banyak belanjaan!" Tolak Haechan kepada Mark yang ingin menyudahi acara belanja-nya.

"Yak Lee Donghyuck! Ini sudah sangat malam! Kau juga sudah membeli banyak barang! Lebih baik kita makan sekarang! Habis itu kita pulang!" Pinta Mark, menatap Haechan dengan tatapan memohon.

Sungguh! Mark sudah sangat lelah menemani Haechan belanja. Haechan kalau belanja itu, benar-benar mengelilingi satu mall! Ia akan masuk ke dalam satu toko, melihat aoakah ada barang yang menarik untuk Haechan beli, kalau tidak ada? Ia akan pergi ke toko selanjutnya, dan terus seperti itu.

Haechan sempat berfikir perkataan Mark. Ia juga melihat muka Mark yang memang kelihatan sudah lelah. Apalagi tadi Mark melakukan banyak tugas yang di perintahkan Taeyong.

"Kajja. Kita pergi makan, lalu pulang." Final Haechan, mengikuti perkataan Mark.

Mark menghela nafas bersyukur ketika Haechan menuruti permintaan-nya. Biasanya Haechan itu sering menolak keinginan-nya, dan sedikit keras kepala.

Mereka berdua terus berjalan, menuju restaurant donkatsu.

"Wuuuaahhh tampan sekali." Takjub Haechan ketika melihat lelaki tampan yang melewati dirinya.

Lelaki itu mendengar perkataan Haechan. Ia langsung berhenti di depan Haechan. "Gumawo." Ucap lelaki itu, yang langsung di balas anggukan lucu oleh Haechan.

Lelaki itu terkekeh dan berniat ingin memberi Haechan sebuah coklat yang ia beli tadi. Tapi Mark malah langsung membawa Haechan pergi dari situ.

"Annyeong Oppa! Sampai bertemu kembali!" Teriak Haechan kepada lelaki tampan itu. Tidak perduli apakah dia akan menjadi pusat perhatian karena teriakan-nya.

"Oppa! Oppa kenapa membawa-ku pergi sih? Padahal orang itu ingin memberi-ku coklat sebagai hadiah!" Rutuk Haechan, ketika mereka sudah duduk di restaurant donkatsu.

"Jangan menerima sembarangan hadiah dari orang lain." Peringat Mark.

"Tapikan aku bukan anak kecil lagi!" Balas Haechan.

Ya! Jangan menerima sembarangan hadiah dari orang lain, bagi Haechan kalimat itu di gunakan untuk anak kecil. Agar anak itu tidak di culik.

"Aku akan membelikan-mu banyak coklat." Balas Mark.

"Janji?!" Seru Haechan dengan antusias.

Mark mengangguk-kan kepalanya. "Janji. Cepat pesan makanan-nya." Titah Mark yang langsung di tururi Haechan.

"Oppa, tipe kriteria perempuan Oppa kayak gimana sih?" Tanya Haechan penasaran. Setelah mereka selesai memesan, dan sedang menunggu pesanan mereka datang.

Sebenarnya ini bukan kali pertama-nya Haechan bertanya. Tapi Mark tidak pernah mau menjawab pertanyaan Haechan.

"Tidak ada." Jawab Mark yang buat Haechan kesal.

Mark selalu menjawab pertanyaan Haechan yang satu ini, dengan kalimat tidak ada. Padahal Haechan yakin kalau Mark mempunyai kriteria wanita idaman-nya!

Kenapa pelit banget sih kasih tau Haechan? Padahal-kan Haechan mau merubah dirinya menjadi wanita kriteria Mark.

"Huh pelit." Dengus Haechan tak suka, dan langsung memakan makanan-nya, setelah makanan itu datang.

Mereka berdua langsung memakan makanan-nya dengan hikmat sampai habis. Ya walaupun Haechan sering berceloteh dan menanyakan ini itu kepada Mark, dan hanya di balas Mark seadanya. Tapi makanan mereka tetap habis.

Mereka berdua langsung bergegas menuju market yang ada di dalam mall.

Mereka berniat untuk membeli coklat. Janji yang Mark buat.

Namun Haechan adalah Haechan. Niatnya yang ingin membeli coklat pun beranak jadi kemana-mana. Membeli ciki, permen dan makanan ringan lainnya. Haechan juga memasukkan beberapa minuman kaleng ke dalam keranjang-nya.

"Sudah?" Tanya Mark, kepada Haechan yang sedang berfikir.

Haechan mengangguk-kan kepalanya. "Kayaknya ini cukup deh Oppa." Ujar Haechan.

"Kalau gitu kita ke kasir sekarang." Final Mark, memutar balik-kan troli yang ia pegang, menuju kasir untuk membayar barang belanjaan mereka.

Haechan langsung mengikuti Mark dari belakang. Ia tertawa melihat Mark yang begitu membawa banyak barang belanjaan milik-nya di kedua tangan-nya, plus  troli yang sedang Mark dorong.

Setelah membayar, mereka berdua bergegas menuju basement parkir mobil.

Menaruh barang belanjaan-nya di bagasi belakang mobil, lalu Mark mulai masuk ke dalam mobil.

"Pakai seatbelt-nya itu yang benar." Ucap Mark yang mulai memperbaiki seatbelt milik Haechan.

Haechan mematung ketika Mark yang memajukan tubuhnya guna memasangkan seatbelt untuk dirinya.

Hati dia gak bisa ngeliat Mark yang sedekat ini. Perlakuan Mark sukses membuat degup jantung Haechan seperti sedang menonton konser.

"Yak! Mark Oppa pasti sengaja kan?!" Teriak Haechan kepada Mark yang sedang menyetir mobil-nya pergi, meninggal-kan area pusat perbelanjaan.

"Sengaja apa?" Tanya Mark, tanpa mengalihkan pandangan-nya yang sedang menatap jalan.

"Mark Oppa sengaja-kan melakukan ini semua agar Jantung Haechan berdegup dengan kencang, plus ingin membuat Haechan tidak tidur malam ini?!" Sentak Haechan, menenangi dada-nya yang terus berdegup kencang.

"Jangan konyol kamu. Masa iya aku sengaja." Peringat Mark.

Haechan mendesis tak suka, ketika mendengar perkataan singkat Mark.

Haechan mulai menjalankan aksi-nya untuk mendekatkan tubuhnya ke tubuh Mark yang sedang menyetir.

"Haechan-ah, aku sedang menyetir." Peringat Mark kepada Haechan yang mulai mengelus dada bidang Mark.

"Dada-nya bidang sekali. Mark Oppa sering nge-gym ya?" Tanya Haechan yang masih meraba dada Mark yang bidang.

Mark mendesis, ia segera menyentak-kan tangan Haechan yang berada di dada bidang-nya.

Tapi Haechan tidak menyerah begitu saja. Ia mulai menggenggam tangan Mark yang satu-nya lagi, dan membuat Mark menyetir dengan satu tangan.

"Nah! Kayak gini baru benar! Kita seperti pasangan yang ada di insta! Laki-lakinya yang sedang menyetir dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satu-nya lagi ia gunakan untuk mengenggam tangan kekasih-nya." Gumam Haechan, seraya tersenyum senang melihat pemandangan ini.

Mark hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia tidak berniat untuk melepaskan genggaman Haechan. Bukan-nya apa-apa! Haechan itu keras kepala! Jadi percuma saja kalau Mark menolak dan melarang ini itu! Semakin di tolak dan di larang, Haechan malah semakin jadi.

Jadi, Mark lebih memilih untuk mengalah. Membiarkan Haechan untuk melakukan apapun yang ia mau, di sepanjang jalan menuju rumah.

Sampai di pekarangan rumah, Haechan dan Mark langsung keluar dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah mereka.

Mark sudah menitipkan mobil-nya kepada Ahjussi penjaga rimah-nya. Ia meminta tolong untuk di parkirkan mobil-nya. Sementar dirinya membawa semua barang belanjaan Haechan masuk ke dalam.

ICE & SUN - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang