3. This My Email.

503 40 0
                                    

Haechan yang mendengar-nya pun langsung emosi! Ia menggebrak mejanya kesal. Ingin beranjak menghampiri Mina, namun di tahan oleh tangan Mark yang memegangi pergelangan tangan-nya.

Haechan sempat menoleh dan melihat gelengan kepala dari Mark, tanpa Haechan tidak boleh memancing keributan.

Tapi Haechan gak perduli! Ia sudah kesal saat ini! Alhasil ia tidak mengidahkan perintah Mark.

*grep* Haechan langsung di gendong ala karung beras oleh Mark, ketika Haechan ingin menghampiri Mina.

"Yak kau! Cabai murah! Apa maksud-mu berbicara seperti itu?! Kalau kau ingin berkelahi jangan di sini! Lebih baik di luar! Jangan mencari gara-gara kepadaku disini! Yak!" Teriak Haechan di sepanjang jalan keluar kantin.

Membawa-nya pergi meninggalkan kantin, menuju ruang kelas milik Haechan.

Sampai di dalam, Mark langsung mendudukkan Haechan di kursi Haechan, lalu memberikan minum yang sudah tersedia di atas meja Haechan.

"Tenangkan dirimu dan minum-lah." Titah Mark penuh penekanan di setiap kalimat, seakan kalimat itu tidak mau di bantah.

'Suaranya kenapa jadi berat sekali?' Gumam Haechan yang terperangah mendengar deep voice milik Mark.

Tanpa sadar, tangannya ter-ulur untuk mengambil minum yang di berikan Mark, dan meminum-nya.

"Sekarang tarik nafas, dan hembuskan." Sambung Mark yang entah kenapa Haechan turuti.

"Sudah lebih baik?" Tanya Mark di saat melihat pernafasan Haechan yang teratur.

Haechan mengangguk-kan kepalanya tanpa sadar. Memang kalau di depan Mark, Haechan tidak bisa apa-apa selain nurut.

"Kau kenapa kesal sekali kepada Mina?" Tanya Mark, menatap manik mata Haechan.

Haechan menatap balik Mark. "Apakah dia mantan Oppa?" Tanya balik Haechan, dan bukan-nya jawab pertanyaan Mark.

"Jawab-lah pertanyaan aku dulu, baru kau bisa bertanya setel---"

"Aku kesal kepada-nya tanpa sebab. Puas?! Sekarang jawab pertanyaan-ku. Akang Mina itu mantan Oppa?!" Sarkas Haechan.

"Kang Mina." Ralat Mark.

"Mina? Iya mantan aku, apakah ada yang salah dari itu semua?" Tanya Mark bingung.

"Oppa masih menyukai-nya?" Tanya Haechan lagi.

"Apakah ini penting untuk-mu?" Tanya balik Mark yang langsung di angguki kepala oleh Haechan.

"Tentu saja! Aku-kan sudah sering menyatakan cintaku kepada Mark Oppa! Tapi Oppa belum pernah menjawab atau membalas perasaan-ku! Dan dengan kehadiran mantan Oppa? Menjadi ancaman untuk-ku!" Sergah Haechan yang terus mengoceh layak-nya rapper.

"Kau cemburu?" Tanya Mark lagi.

"Tentu saja! Tentu saja aku cemburu! Aku takut Oppa dan dia kembali bersama. Ak---"

"Untuk apa?" Tanya Mark, memotong ucapan Haechan.

Haechan mengerutkan dahinya bingung. "Maksud Oppa?" Tanya balik Haechan.

"Ya untuk apa kamu cemburu? Kita gak ada hubungan apapun. Ini juga--"

"Ya makanya itu jawab perasaan Haechan! Kan Haechan sudah sering menyatakan perasaan Haechan dan sering mengajak Oppa berkencan. Oppa tinggal pilih! Mau lihat kupu-kupu di rumah Haechan? Atau Netfilx and Chill?" Potong Haechan, memberikan Mark dua pilihan.

Mark menahan kekehan-nya mendengar kalimat yang di lontarkan Haechan. "Apakah kau tau maksud dari perkataan-mu? Netflix and Chill?" Tanya Mark yang langsung di angguki kepala oleh Haechan.

"Tentu saja!" Sunggut Haechan.

"Apa?" Tanya Mark.

"Ajak nonton bersama dirumah bersama dengan popcron dan cola." Jawab Haechan polos yang langsung di hadiahi kekehan dari Mark.

"Oppa kenapa tertawa ish!" Rutuk Haechan kesal.

Mark menggelengkan kepalanya. "Aniya. Aku akan kembali ke kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi." Ucap Mark.

"Jangan bermain kekerasa. Aku tidak menyukai itu." Peringat Mark sebelum akhirnya pergi meninggalkan Haechan sendiri.

Haechan sempat merenungkan perkataaan Mark. "Apakah Mark Oppa sedang memberiku kode? Dia tidak menyukai perempuan yang kasar dan suka kekerasan agar aku bisa berubah menjadi perempuan yang dia inginkan?" Gumam Haechan.

Haechan langsung tersenyum. "Aigoo Mark Oppa! Kenapa harus pakai kode sih! Untung aku pernah ikut ekstrakulikuler pramuka, jadi paham sedikit kode-kode. Apalagi kalau kode cinta Mark Opp--"

"Haechaniieee! Yak! Kau tidak apa-apa?! Kau di apakan sama Mark Oppa?" Teriak Yangyang antusias, yang baru saja masuk ke dalam kelas-nya dan langsung duduk menghadap Haechan, diikuti Renjun yang duduk di samping Haechan.

"Yak! Ini bukan hutan tau!" Peringat Haechan yang tidak pernah sadar diri. Dia kalau masuk ke kelas juga sering berteriak, layaknya dia sedang di hutan amazon.

Yangyang mendecak tidak perduli. "Bagaimana? Kau tidak terluka kan?" Tanya Yangyang yang mulai meneliti tubuh Haechan, dari atas kepala sampai tangan-nya.

"Aku tidak apa-apa. Kau pikir Mark Oppa suka main kekerasan sama perempuan?!" Sinis Haechan yang langsung di balas delikkan tak suka dari Yangyang.

"Ya kali aja gitu. Kan Mark Oppa sangat membenci dirimu, apalagi kehadiran-mu yang selalu menganggunya." Sahut Yangyang.

"Injunie, kau sedang apa?" Tanya Haechan, menatap Renjun yang sedang mencari bukunya.

"Aku sedang mencari buku matematika." Sahut Renjun.

"Matematika? Emangnya kenapa? Ada pr-kah?" Tanya Haechan.

"Kau tidak tau? Bukankah aku sudah bilang di group dan bahkan sudah share jawaban-nya di group?" Balas Renjun.

"Emang iya?" Tanya Yangyang panik dan mulai mencari bukunya. Sedangkan Haechan langsung membuka ponselnya.

"Mati gue!" Gumam Haechan dan langsung mengerjakan-nya bersama Yangyang.

Sedangkan Renjun hanya bisa menggelengkan kepalanya jengah, melihat tingkah kedua sahabatnya yang absurd.

---

*kring* bel pulang berbunyi.

Dengan semangat 45, Haechan langsung memasukkan semua bukunya dalam satu kali dorongan, seperti sedang membuang sampah ke dalam kantong sampah.

Setelah selesai, Haechan langsung pergi keluar, menuju kelas Mark.

Sampai di depan kelas Mark, Haechan langsung masuk dan berteriak. "Hallo calon masa depan-nya Haechan!" Teriak Haechan, menghampiri Mark yang sedang memakai tas-nya.

"Mark, nanti kita jadi kerja kelompok?" Tanya Mina yang saat ini sudah ada di hadapan Mark.

Haechan mendelik tak suka, menatap Mina penuh permusuhan.

"Oppa! Taeyong Eomma-kan menyuruh kita pulang! Ada acara di rumah-kan?! Oppa mau Taeyong Eomma marah?!" Peringat Haechan.

Mark mulai mengingat janji atau acara yang ada di keluarganya. "Oh iya!" Seru Mark yang baru saja mengingat kalau malam ini ada acara barbaque-an di rumahnya.

"Benarkan? Oppa sudah mengingat?" Seru Haechan, seraya tersenyum remeh menatap Mina.

Mark mengangguk. "Mina Mian, kau kirimkan saja setengah power point-nya ke email aku. Aku akan mengerjakan setengahnya." Ujar Mark.

"Tapi-kan aku tidak mempunyai alamat email Oppa." Ucap Mina.

Haechan mendesis tak suka, ia langsung menyobek kertas bukunya dan mengeluarkan pena, ia juga menuliskan sesuatu di sana. "Ini alamat email-ku. Kau kirimkan saja kesini! Aku akan memberikan-nya ke Mark Oppa!" Sakras Haechan dan langsung menarik Mark keluar.

ICE & SUN - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang