"Taeyong Eomma! Taeyong Eomma mau tau tidak? Mantan kekasih-nya Mark Oppa kembali!" Teriak Haechan, begitu dirinya sampai di kediaman Jung.
Taeyong yang sedang menyiapkan bahan barbaque pun meringis ketika mendengar teriakan Haechan, anak dari sahabatnya Ten.
Tingkah laku Haechan memang menurun dari kedua orang tua-nya! Sama-sama berisik! Padahal ini bukan hutan rimba.
"Haechanie, kalau masuk rumah itu harus salam dulu, dan tidak boleh berteriak." Jelas Taeyong, memperingati Haechan.
Haechan hanya terkekeh. "Hehehe. Selamat sore Eomma." Ucap Haechan basa-basi.
"Eomma! Mantan kekasih Mark Oppa kembali! Dia satu sekolah dengan kami, dan yang lebih parahnya lagi? Dia satu kelas dengan Mark Oppa!" Seru Haechan yang sudah menggebu membahas ini.
"Lalu kenapa? Haechan cemburu? Haechan takut kalah saing sama perempuan itu?" Tanya Taeyong dengan lembut, seraya memotong-kan beberapa bagian daging untuk barbaque.
Haechan mengangguk lemah di hadapan Taeyong, membuat Taeyong terkekeh lemah dan mulai mengacak rambut Haechan.
"Untuk apa kau takut kalah saing? Kau juga cantik kok, badan-mu juga sempurna. Semua makhluk yang di ciptakan oleh tuhan itu di ciptakan dengan sebaik-baiknya. Jadi, jangan takut kalah saing ya. Apalagi kalau sampai insecure." Nasihat Taeyong.
Taeyong tidak mau kalau orang lain itu insecure, apalagi mengenai tubuhnya.
"Tapi dia cantik sih Taeyong Eomma. Ya walaupun tidak secantik Taeyong Eomma. Tapi dia itu tinggi terus putih lagi. Sedangkan Echaniee." Oceh Haechan lalu melihat tubuhnya yang kecil nan pendek, ya walaupun tidak sependek Renjun sih. Terus kulit Haechan juga yang membuat Haechan ragu.
"Sayang, kamu gak boleh kayak gitu. Kulit-mu bagus, eksotis dan membuat kamu semakin manis. Tubuh kamu pendek? Terus apa kabarnya tubuhnya Eomma? Apalagi kalau berdiri di samping Jaehyun Appa." Jelas Taeyong.
Haechan sempat berfikir perkataan Taeyong. Merenungi-nya dan berfikir.
"Cha! Daripada kamu insecure gak jelas kayak gini, lebih baik kamu ganti baju sana. Barbaque-nya akan di mulai." Titah Haechan.
Haechan mengangguk-kan kepalanya dan mulai bergegas menuju kamarnya.
Ah kalian harus tau! Haechan memang tinggal di kediaman Jung! Appa dan Eomma-nya gak akan biarin Haechan tinggal sendirian. Jadi, Haechan di titipin deh sama keluarga Jung.
Kemana Eomma Appa-nya? Mereka sibuk mengurus bisnis mereka yang ada di Chicago, Thailand, dan Korea. Tapi kalau yang di Korea sudah di urus oleh orang kepercayaan Appa-nya.
*Tok tok tok* ketukan pintu kamar Haechan, membuat Haechan memberhentikan niatnya yang ingin menyisir.
Haechan langsung bergegas untik membuka-kan pintu.
"Loh, Mark Oppa. Kenapa?" Tanya Haechan kaget.
"Dimana jaket kesayangan aku?" Tanya Mark.
Haechan menautkan kedua alisnya. Ia berfikir sejenak, sampai akhirnya ia tersenyum penuh arti. "Ada, kenapa emang?" Tanya Haechan dengan pongah-nya.
"Mana? Aku ingin memakai-nya." Pinta Mark yang langsung di gelengi kepala oleh Haechan.
"Tidak mau! Oppa berjanji dulu akan menemani-ku belanja setelah barbaque-an." Pinta Haechan.
"Donghyuck-ah! Palli!" Pinta Mark.
"Andwe andwe, berjanji dulu kepada-ku. Baru aku kasih jaket-nya." Tolak Haechan.
Mark menghembuskan nafasnya kasar. "Oke! Aku akan menemani kemana pun yang kau mau nanti. Jadi, mana jaket-ku?" Tanya Mark.
Haechan tersenyum, lalu keluar dari kamar-nya, diikuti oleh Mark.
Haechan terus berjalan, sampai akhirnya ia sampai di ruangan bibi. Mengambil jaket Mark yang habis di setrika.
"Ini! Aku tidak mengumpati-nya!" Peringat Haechan yang sedikit tidak terima di tuduh mengumpati jaket Mark. Ya, walaupun dia sering mengumpati barang Mark untuk mencapai tujuan tertentu.
Misalnya ketika ia ingin jalan berdua sama Mark, ingin di antar-kan Mark dan masih banyak lagi. Haechan selalu mengumpati barang Mark terlebih dahulu agar bisa menukarnya dengan keinginannya.
"Ingat! Oppa sudah janji loh nanti malam!" Peringat Haechan kembali, lalu bergegas ke kamarnya untuk melanjutkan kegiatan menyisirnya.
Sedangkan Mark? Ia hanya memandang tubuh Haechan yang menjauh, dan juga jaket yang ia pegang.
Sampai di kamar, Haechan langsung menyisir rambutnya. Setelah menyisir, ia langsung menyiapkan baju yang nanti-nya ia gunakan untuk jalan berdua bersama Mark.
"Yoksi! Kamu memang pintar Lee Haechan." Gumam Haechan selagi dirinya memilih baju.
"Haechan! Cepetan! Semuanya sudah pada kumpul!" Teriak Taeyong.
Haechan terkekeh mendengar teriakan Taeyong. Ia sempat berfikir kalau dulu Taeyong adalah seorang vokalis karena suaranya yang sangat kencang. Eh tapi ternyata dia salah. Taeyong adalah seorang rapper dulu-nya, dan sering mengikuti kegiatan rapper pas dulu sekolah, sampai kuliah.
Haechan langsung bergegas turun ketika mendengar teriakan Taeyong. Dirinya tidak mau membuat Taeyong berubah menjadi maung galak karena dirinya yang kelamaan.
"Hello semuanya! Haechan yang cantik dan manis ini datang!" Teriak Haechan, seraya menuruni untaian tangga, dan langsung pergi menuju halaman belakang.
"Mentang-mentang vokalis, teriakan-nya sampai terdengar sini." Desis Renjun.
"Yak! Kau juga vokalis kalau kau lupa!" Peringat Haechan.
Ya, memang posisi mereka di sekolah adalah seorang vokalis, sedangkan Yangyang dan The Jung's merupakan rapper, mungkin bakat Taeyong menurun kepada tiga anaknya dan tidak ada yang mengambil bakat vokal dari Jaehyun.
Memang di sekolah mereka di wajibkan untuk mengambil kelas paduan suara yang di bagi menjadi vokal dan rapper.
"Sudah sudah jangan bertengkar. Lebih baik kita mulai barbaque-annya." Ujar Taeyong yang mulai memerintahkan anaknya dan juga kekasih sang anak.
"Haechan dan Mark, kalian mengurus ramyeon dan juga minumannya. Renjun dan Jeno memanggng sosis dan lainnya. Jaemin dan Yangyang memanggang daging-nya." Titah Taeyong.
"Terus Taeyong Eomma dan Appa Jaehyun ngapain?" Seru Haechan.
"Tentu saja bersantai diri di dalam, selagi kalian membuat barbaque." Sahut Taeyong yang langsung bergegas masuk ke dalam, menyusul Jaehyun yang berada di dalam kamar.
"Jangan lupa pakai pengaman Eomma! Mark, Jaemin, dan Jeno sudah besar! Tidak pantas memiliki adik lagi!" Teriak Haechan, meledek Taeyong.
Sedangkan Taeyong hanya membalasnya dengan acungan jempol.
Mereka semua mulai berpisah, mengurus tugas yang mereka emban masing-masing.
"Aku gak nyangka. Jaehyun Appa masih kuat aja. Hormon-nya benar-benar hebat." Gumam Haechan yang berada di samping Mark.
"Oppa! Coba Haechan liat genggaman sama telapak tangan-nya!" Pinta Haechan yang langsung mengambil tangan Mark, dan mulai mengukur-nya..
"Kau sedang apa?" Tanya Mark, menatap Haechan bingung.
"Besar!" Jawab Haechan yang membuat Mark semakin bingung.
"Apanya yang besar?" Tanya Mark.
"Little Mark! Aku lihat di internet, bagaimana cara mengukur punya seseorang, tanpa harus melihat-nya." Jawab Haechan,menatap Mark dengan tatapan polos-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ICE & SUN - MARKHYUCK
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK MARKHYUCK SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PA...