Mata sayu itu perlahan terbuka, wajahnya terlihat pucat tanpa sedikit senyum pun pada bibirnya.
Wooyoung terbangun dari tidur lelapnya setelah kurang lebih 10 jam lamanya. Seonghwa yang setia menemaninya langsung beranjak ketika melihat wooyoung terbangun."Akhirnya kamu bangun woo, apa ada yang sakit? Biar kakak panggilin dokter" tanya seonghwa dengan raut wajah khawatirnya.
Wooyoung hanya menggeleng pelan, perlahan sudut bibirnya terangkat menampilkan senyuman manisnya.
"Aku baik baik saja kak" ucap wooyoung pelan.
"Syukurlah" satu kecupan mendarat di kepala wooyoung."Kak, aku ketemu kakek tadi" ucap wooyoung tiba tiba.
"Benarkah?"
"Iya, kakek kelihatan sangat bahagia, bahkan senyumnya ngga pernah luntur. Kakek bilang beliau kangen sama woo, terus woo bilang kalau woo bakal segera menemui kakek, woo bakal nemenin kakek terus di sana" cerita wooyoung.
Seketika jantung seonghwa berdebar, ia tidak tau harus bereaksi seperti apa terhadap cerita wooyoung. Di satu sisi ia senang karena wooyoung terlihat lebih ceria, bahkan setelah ia terbangun dari tidur panjangnya, bahkan setelah apa yang ia alami sebelum terlelap. Di satu sisi lainnya, seonghwa merasakan perasaan aneh, hatinya seperti tidak tenang setelah mendengar cerita wooyoung, terlebih lagi setelah seonghwa ingat bahwa kakek wooyoung sudah pergi untuk selamanya beberapa tahun lalu.
"A-ah begitu ya, kalau gitu kamu harus makan yang banyak ya, habis itu minum obat, masa mau ketemu kakek tapi kamu masih sakit gini" kalimat itu terucap begitu saja oleh bibir seonghwa.
Tidak ada penolakan dari wooyoung seperti hari hari sebelumnya, wooyoung makan dengan lahap dan ia juga meminum obatnya. Perasaan seonghwa seketika menghangat, ia sangat berharap wooyoung akan seperti ini terus kedepannya agar cepat pulih seperti biasanya.
"Kak, kakak ada kertas sama pulpen ngga?"
"Ada, tapi buat apa woo?" seonghwa sedikit heran dengan permintaan wooyoung, kenapa tiba tiba begini.
"Buat nulis nulis. Woo udah lama ngga nulis, takutnya ntar pas woo udah masuk sekolah lagi malah kaku tangannya hehe" jawab wooyoung.
Seonghwa tersenyum, sepertinya wooyoung punya semangat untuk sembuh. Lalu ia mengambilkan beberapa carik kertas dan pulpen seperti yang wooyoung minta.
Tangan kanannya yang terpasang infus itu menulis dengan pelan dan hati hati, seperti tidak ingin ada coretan kesalahan pada setiap lembarnya.
Seonghwa hanya memperhatikan dari tempat duduk, tidak berniat ingin mengganggu kegiatan wooyoung.Tiba tiba ponselnya berbunyi, menandakan ada telepon masuk, terlihat nama hongjoong dilayar ponselnya.
Setelah beberapa menit seonghwa berbincang dengan tunangannya lewat telepon itu, ia terpaksa mengganggu kegiatan wooyoung sejenak."Woo, kakak mau ke kafe kakak sebentar ya, kata hongjoong ada yang harus diurus. Kamu ngga papa kan sendirian dulu?" ijinnya.
"Ngga papa kak, kakak pergi aja biar urusannya cepet selesai"
"Oke kalo gitu, kakak pergi dulu ya" seonghwa mengusak pelan kepala wooyoung.
"Selamat tinggal" ucap wooyoung sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
Seonghwa terdiam sejenak, setelah itu ia membalas lambaian tangan wooyoung dan menghilang dibalik pintu.•••
Jam menunjukan pukul 9 malam, pria dengan perawakan cukup tinggi itu sedang mondar mandir tidak jelas di kamarnya.
San sedang memikirkan tentang perasaannya, perasaannya terhadap wooyoung lebih tepatnya. Setelah mendapat 'wejangan' dari yeonjun, san merasa semakin yakin atas perasaannya kepada wooyoung, ia tidak ingin lagi mengelak atas perasaan yang sesungguhnya. Ia merasa tidak ingin terlambat untuk mengungkapkannya pada wooyoung, san bahkan sudah siap untuk jawaban apapun yang akan ia terima nantinya.Namun dibalik itu, ia juga sedikit merasa bersalah kepada yeri karena dirinya terkesan mempermainkan perasaan yeri. Tapi mau bagaimana lagi, perasaannya seperti sudah dimiliki sepenuhnya oleh wooyoung, bahkan setelah sekeras apapun san mencoba untuk mencintai orang lain.
San mengambil ponselnya, memencet kontak telepon atas nama yeonjun.
Setelah beberapa menit, yeonjun akhirnya mengangkat telepon dari san."Hallo" -s
"Hallo san, ada apa? tumben telepon" -y
"Besok jenguk wooyoung lagi yuk" -s
"Oke, tapi kenapa kamu ngga sendirian aja?" -y
"Ya ngga papa, biar ada temennya aja" -s
"Oh oke" -y
"Aku mau ngungkapin perasaanku ke wooyoung besok" -s
Yeonjun terdiam, ada rasa cemburu yang menusuk tepat di hatinya.
"Yeonjun" -s
"Eh iya san, good luck buat besok ya" -y
"Siap" -s
"Kamu udah bener bener yakin?" -y
"Udah, yakin seyakin yakinnya. Makasih buat wejangannya" -s
"Baguslah kalo gitu, iya sama sama" -y
"Ya udah, besok aku kabarin lagi ya mau jam berapa jenguk wooyoungnya" -s
"Iya san" -y
"Bye yeonjun" -s
"Bye san" -s
Setelah itu percakapan mereka pun berakhir. Di seberang sana terlihat san yang tengah berbunga bunga karena akan mengungkapkan perasaannya pada sahabatnya besok. Sedangkan di seberang lainnya, yeonjun terlihat sedih.
Ia gagal menggantikan posisi san untuk wooyoung karena nyatanya ia tidak akan pernah bisa. Ia merasa senang dan sedih di saat yang bersamaan, senang karena mengetahui akhirnya cinta wooyoung pada san terbalas, sedih karena ia tidak punya lagi kesempatan untuk mendapatkan wooyoung.
"Aku bisa bersaing dengan orang yang menyukaimu, tapi aku tidak bisa bersaing dengan orang yang kamu sukai"
•••
Seonghwa baru saja sampai di rumah sakit setelah urusan sebentarnya yang ternyata memakan waktu sekitar 2 jam itu. Dan sekarang jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
Seonghwa membuka pintu ruang rawat itu dengan pelan agar tidak mengganggu wooyoung, karena ia pikir wooyoung sudah terlelap kembali.
Namun betapa terkejutnya seonghwa saat masuk ke dalam ruangan itu, wooyoung tidak ada di ranjangnya, dan selang infus itu masih menggantung di tempatnya.
Seonghwa segera pergi menemui dokter dan perawat untuk bertanya, namun jawabannya nihil, tidak ada yang tau wooyoung pergi kemana.
Seonghwa teramat panik, sambil menangis ia menghubungi hongjoong.
"JOONG, WOOYOUNG HILANG"
Tbc
Sampai sini, kira kira bakal sad ending atau happy ending nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
03.00am •woosan
Teen Fiction"bahkan ketika kamu pergi semuanya tetap akan baik baik saja" •dom,san || sub,woo.