ヾsix

905 123 10
                                    

Wooyoung menatap langit langit ruang rawatnya dengan tatapan kosong. Pikirannya dipenuhi oleh banyak hal yang membuat kepalanya terasa sakit.
Seonghwa yang menyadari hal itu langsung menghampiri wooyoung.

"Kamu kenapa woo?" tanyanya pelan.
Wooyoung hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kak, boleh pinjem hpnya buat telfon ibu? Hpku rusak karna kecelakaan waktu itu" ucap wooyoung.

"Boleh dong, nih" seonghwa memberikan hpnya pada wooyoung.

Wooyoung memencet nomor untuk menghubungi ibunya, beruntunglah wooyoung karna masih mengingat nomor ibunya.

Setelah beberapa menit, telfon itu pun diangkat, terdengar suara yang sudah lama wooyoung rindukan, meskipun suara itu tidak pernah terdengar lembut pada wooyoung.

"Hallo"

"Hallo, ini siapa ya?"

"Ibu, ini wooyoung"

"Ngapain kamu nelfon ibu hah?!"
Lihat, suara itu memang tidak pernah lembut jika ditujukan untuk wooyoung.

"W-wooyoung kangen ibu" ucap wooyoung pelan.

"Terus?"

"Ibu mau ngga jengukin wooyoung dirumah sakit? Wooyoung habis kecelakaan"

"Ibu sibuk, minta jenguk sama ayahmu aja sana"

"Tapi bu..."

"Kamu itu nyusahin terus dari dulu ya, ibu udah ngga peduli lagi kamu mau kecelakaan atau mati sekalipun" setelah mengucapkan hal itu, telfonnya langsung dimatikan oleh ibunya.

deg

Rasa sesak memenuhi dadanya, air matanya mengalir di pipi tirusnya. Bagaimana bisa ibunya mengucapkan kalimat yang sangat menyakitkan itu.

Seonghwa yang mendengar percakapan wooyoung tadi dan melihat wooyoung menangis langsung memeluk erat wooyoung. Sejujurnya seonghwa juga sakit hati dengan perkataan ibunya wooyoung.

"Sssttt, adeknya kakak jangan nangis lagi dong" seonghwa mencoba menenangkan wooyoung, namun tangisan wooyoung terdengar semakin menyakitkan.

"Kenapa kak....kenapa jadi gini? Apa salahku? Apa senggapantes itu aku buat disayang? Apa senggapantes itu aku buat bahagia?" ucapnya sambil terisak.

Seonghwa tidak bisa lagi menahan tangisnya melihat pria malang dipelukannya itu, seonghwa dapat merasakan sakit yang wooyoung rasakan.

Bahkan ketika tubuh kecil dan lemah itu sedang tidak baik baik saja, orang lain juga melukai hatinya.

•••

Pagi ini disambut dengan kabar yang kurang baik. Kesehatan wooyoung tiba tiba memburuk, kali ini bukan karna luka kecelakaan, melainkan sakit yang sebelumnya memang sudah bersama wooyoung. Hal itu membuat seonghwa sangat khawatir, seonghwa tidak berhenti berdoa kepada tuhan agar wooyoung cepat sembuh.

"Hwa" panggil pria dengan perawakan tidak terlalu tinggi yang baru saja memasuki ruangan.

"Joong, kok ngga ngabarin mau kesini?"

"Aku udah ngabarin dari semalem tapi ngga ada balesan, aku khawatir sama kamu, makanya aku langsung ke sini pagi pagi"

Ah, seonghwa baru ingat kalau dirinya tidak membuka hp sejak kejadian semalam, seongha lebih memilih menenangkan wooyoung.

"Ah sorry, aku ngga ngecek hp dari semalem hehe"

"Hmm pantesan" pria itu mengusak pelan rambut seonghwa.

Fyi, pria itu bernama hongjoong, tunangan seonghwa. Memang perawakannya sedikit lebih mungil dari seonghwa.
Hongjoong adalah salah satu orang baik yang diberikan Tuhan untuk seonghwa, seonghwa selalu bersyukur akan hadirnya hongjoong dalam hidupnya.
Terkadang seonghwa berharap wooyoung juga dikelilingi orang orang baik.

"Gimana keadaan wooyoung?" tanya hongjoong.

"Memburuk joong, aku...aku takut wooyoung..." kalimat itu menggantung seiring dengan isakan seonghwa yang terdengar. Seonghwa sangat takut kehilangan orang orang baik dalam hidupnya, termasuk wooyoung.

Hongjoong langsung memeluk tunangannya itu dengan erat.
"Ssttt, pasti wooyoung bakal sembuh kok, percaya sama aku ya. Kan ada dokter yang bisa nyembuhin wooyoung, ada Tuhan juga, kamu jangan takut lagi oke?" ucapnya dengan lembut agat seonghwa lebih tenang. Sedangkan seonghwa hanya mengangguk sebagai jawaban.

•••

"San"

Yang dipanggil langsung menoleh ke sumber suara, pria berambut biru tua yang bukan lain adalah yeonjun yang memanggilnya.

"Iya?" 

"Nanti ikut aku habis pulang sekolah"

"Dih, ngapain?"

"Ketemu wooyoung, kamu mau tau keadaan wooyoung kan?"

Seketika mata san langsung membulat karna terkejut, akhirnya san bisa bertemu wooyoung.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
03.00am •woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang