5 : Dianterin

9 8 2
                                    

"Lo mau kuliah di mana, Kal?" tanya Anis yang mengambil satu obat untuk Kalya.

"Gue males kuliah, mau rebahan aja di rumah," jawab Kalya seperti tak ada semangat.

"Ck! Ciri-ciri anak tol**!"

"Putri!!" sentak Pak Indra saat mendengar perkataan Putri yang kasar.

Putri melototkan matanya, "Eh, Bapak. Apa kabar, Pak?" tanya Putri so akrab.

"Gak usah so akrab deh kamu!" Ingin sekali Putri mengutuk guru itu, udah galak, perut buncit, mulutnya minta dicoel sambel lagi!

Anis menyalimi Pak Indra, gadis itu dicap sebagai gadis yang lemah lembut juga sopan.
"Eh, Nisa," sergah Pak Indra.

"Anis, Pak. Bukan Nisa," ucap Anis membenarkan ucapan Pak Indra.

"Sama saja!" Anis hanya bisa menghela nafasnya, Pak Indra mendekati Kalya yang sedang terbaring memejamkan mata. "Alya udah bangun?" tanya Pak Indra.

"Sudah, Pak. Dia masih ngerasa pusing, jadi saya suruh istirahat dulu," jawab Anis.

"Kenapa bisa pingsan?"

"Kayaknya dia belum sarapan deh, terus tadi sama Bapak disuruh lari keliling lapangan, terus sama senam juga. Jadinya dia kecapean deh, dan pingsan. Jadi, di sini yang salah adalah ...." Putri menjeda ucapannya.

"Jadi kamu menyalahkan saya?"

"Yap, tepat sekali. Sebagai guru yang baik, Bapak harus tanggung si jaenab!"

"Tanggung jawab, Put," tutur Anis.

"Nah, itu!!" Putri berbicara semakin ngegas.

"Terus saya harus tanggung jawab apa?"

"Bapak harus bawa Kalya pulang, penyakit maghnya kambuh! Kalau sampai parah, dan bisa saja dia ... ah! Lebih baik, Bapak antar Kalya pulang, atau kita aja yang antar, tapi nanti isi absen kita tetap had--"

"No! Saya ini guru, jelas saya pintar, kamu hanya murid saya. Jadi, Kalya akan saya antarkan pulang, dan kalian tetap melanjutkan pelajaran!"

"Loh? Kita 'kan best--"

"Sebagai sahabat yang baik, tidak mungkin membimbing sahabatnya ke jalan yang sesat! Sudahlah, nanti orang suruhan Bapak akan mengantarkan Kalya, kalian ikut Bapak ke kelas. Kita lanjut materi saja!" Pak Indra berjalan keluar UKS.

"Anj*r! Tadi kita udah lari sama senam, masih aja lanjut materi, bener-bener minta di sa*tet tuh guru!

"Sabar, Put." Anis mengelus pundak Putri.

Kalya membuka matanya, ternyata ia hanya pura-pura tidur agar masalah tidak semakin panjang hanya karena ia pingsan.

"Gue pulang nih?" tanya Kalya.

Anis mengangguk. "Lo istirahatnya di rumah aja, di sini gak senyaman di rumah, kalo di rumah ada Mamah lo yang urus," jawabnya.

"Yaudah, hayuk ke kelas. Gue mau gelud sama si Indra buncit!" Putri menarik tangan Anis keluar UKS.

"Bye, Kal!" Anis melambaikan tangannya pada Kalya.

Kalya hanya membalas dengan tersenyum lemah. Kalya membenarkan posisi tidurnya, ia menyelimuti tubuhnya, dan bersiap untuk tidur lebih dahulu sebelum pulang.

Setelah beberapa menit kemudian, Kalya merasakan ada yang mengelus wajahnya, ia membuka matanya. Melihat Arya sudah ada di sampingnya.

Kalya mengubah posisinya menjadi duduk.
"Ngapain lo di sini?" tanya Kalya.

Never Ending LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang