8 : Omah Sri

4 6 5
                                    

"Jadi, lo punya Abang?"

"Punyalah. Mbak Dara, Mbak Ayu, Bang Avin, yang lo kenal cuman Mbak Dara aja." Mereka berjalan memasuki gedung itu.

"Pagi, Bro!" Arya memberi tos pada pria yang hendak bermain itu.

"Pagi, gebetan baru nih?" tanya pria itu.

"Calon bini," jawab Arya membuat pipi Kalya memerah merona.

"Yang kemarin mau di kemanain?" Kalya mengerutkan keningnya, ia merubah ekspresinya cemberut.

"Anak anj, yang kemarin istri Abang gue!" Arya melempar kok pada pria itu.

"Haha! Canda. Aku Fadly, kamu?" Pria yang bernama Fadly itu mendekati Kalya yang duduk di samping Arya.

Arya mendorong Fadly.
"Kenalannya gak usah deket-deket!"

"Santai, gak bakal gue rebut kok. Gadis cantik kek dia mana mau sama gue yang buriking." Fadly kembali bermain dengan raketnya, dengan lawan seorang anak kecil sekitar berusia 8 tahunan.

"Sadar diri lu."

"Ar? Ini kek dijadiin tempat lest?" tanya Kalya yang melihat ada beberapa anak kecil di sana, laki-laki dan perempuan.

"Kalau pagi iya, malamnya udah kek tempat tongkrongan sih," jawab Arya.

Kalya mengangguk kecil, melihat mereka yang sedang bermain dengan raket.

"Gue ke toilet bentar ya," ucap Arya.

"Okey." Arya pergi dari tempat tersebut.

Kalya tak menunggu Arya, ia sedang asik dengan tontonan di depannya. Kok yang mereka mainkan melayang ke dekat Kalya. Gadis kecil menghampiri, mengambil kok itu.

"Nih." Kalya memberikan kok.

Gadis kecil itu tersenyum menatap Kalya, "Terima kasih, Akak cantik," serunya mencubit pipi Kalya.

"Sama-sama, namamu?" tanya Kalya.

"Adella, panggil aja Adel," jawab gadis kecil yang bernama Adel, gadis itu kembali lagi bermain.

"Suka anak kecil?" tanya Arya yang tiba-tiba di sampingnya.

Kalya mengangguk sembari tersenyum, "Banget! Gue gak punya adek soalnya."

"Sama." Arya memberikan es krim vanila pada Kalya. "Nih!"

Kalya menatap Arya, lantas tersenyum.
"Makasih. Eh, belinya kok banyak amat? Buat gue semua?"

"Yakali." Arya memanggil anak-anak.

"Yey, es krim!" seru mereka berlari mendekati Arya.

Arya memberikan es krim masing-masing satu, dengan rasa yang mereka suka.
"Ini yang terakhir, khusus untuk ponakan Om," usul Arya memberikan es krim rainbow pada Adel.

Kalya sedikit bingung, apa ia tidak salah dengar? Arya baru saja mengucapkan ponakan? Jadi ....

"Adel ponakan lo?" tanya Kalya sambil memakan es krimnya.

"Iya, Akak. Om Alya ponakan aku," jawab Adel dengan cadelnya.

Mereka tertawa terbahak-bahak, dasar Adel!

"Sini duduk di pangkuan Om!" Arya menuntun Adel. "Om jelasin nih. Jadi, kamu itu anak dari Abang Om, Ayahmu Avin. Om dengan Ayahmu adik kakak, jadi kamulah yang ponakan Om bukan Om yang jadi ponakanmu," jelas Arya.

Never Ending LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang