"Astaga! Dari tadi kau ternyata disini?!"
Teriak Felix dengan menggebrak meja yang mana disana terduduklah Haechan dan Renjun.
Raut muka Felix terlihat ingin sekali memukul kepala kecil temannya itu. Ia pikir Haechan melaksanakan hukumannya dibawah derasnya hujan. Eh, ternyata malah enak enakkan makan dengan si murid baru yang dingin itu.
"Aishh, pelankan suaramu itu Lix! Kau sudah seperti om om penculik" bagaimana tidak bila Felix tadi berteriak dengan deep voice-nya.
Sedangkan pemuda keturunan cina yang berada diantara kedua lelaki manis yang sedang berdebat, ia menyeruput jus mangga dengan menatap datar keduanya.
Felix tadi sebenarnya khawatir dengan teman gembulnya ini. Namun yang dihawatirkan malah jajan dikantin. Kan sia sia..
Tiba tiba datanglah dua siswa lain dan langsung duduk disamping masing masing Felix dan Haechan.
"Haduh.. kenapa sih manis ribut ribut" suara itu membuat Haechan dan Felix yang berdebat jadi mengalihkan pandangan mereka.
Sedangkan Renjun mengerutkan keningnya dengan ekspresi jijik. Tak berbeda jauh dengan Haechan dan Felix yang ikut menampilkan raut jijik kepada pemuda Choi yang duduk disebelah Felix.
"Kata katamu sungguh menggelikan. Jauh jauh dariku!" Felix lalu mendorong Bomin si pemuda yang membuat ketiga orang didepannya menatapnya jijik.
"A-aww! Kenapa kau memukuliku??" Bomin yang mendapat serangan dari Felix mencoba mencekal tangan mungil itu.
Namun sebelum itu terjadi maung yang ada didalam tubuh Felix mengamuk. "JANGAN MENGGANGGUKU! TUTUP MULUTMU DAN PERGI!!"
Bomin yang di teriaki Felix berlindung dibalik tubuh Chani yang berada disebelah Haechan. Nampak Felix mengacungkan garpu Haechan kearah Bomin. Tak lupa pula dnegan gebrakan gebrakan yang ditimbulkan oleh telapak tangan mungilnya.
"PERGI SEBELUM AKU MENUSUK KEDUA BOLA MATA KALIAN DENGAN INI!!"
"Yak! Kenapa aku juga kena??! Aku kan tidak melakukan apapun!" Sungut Chani, karena ia merasa tidak berbuat apa apa.
"Sudahlah, bisakah kalian pergi? Lihatlah kita dilihati seisi kantin" Haechan menatap kedua pria tampan itu dengan malas.
"Tapi-"
"Pergi tidak!!"
Felix menjitak kepala Chani dan Bomin dengan mencondongkan badannya. Karena kedua makhluk itu berada disebrang meja.
Dengan begitu mereka berdua akhirnya pergi juga. Sungguh, Renjun hanya diam dan memakan makanannya dengan telinga yang terasa panas karena keributan disampingnya.
🐶🐶🐶
Waktu sudah menunjukan pukul 15.02 pada layar ponsel Haechan. Pemuda itu bersiap pulang setelah mengemasi buku yang berserakan dibangkunya.
Ia berjalan menuju gerbang dengan Felix. Mengobrol dan menggibah sepanjang perjalanan adalah rutinitas mereka.
Dalam jangkauan mata coklatnya, Haechan melihat didepan sana ada sosok teman kakaknya tengah terduduk diatas motornya yang terparkir.
"Loh? Bukan kah itu kak Mark?" Ucap Felix yang juga menyadarinya. "Apa yang dia lakukan disini?"
Mereka menghampirinya, ditepuklah pundak kirinya oleh Haechan.
"Kak, apa yang kau lakukan disini?"
Mark terkejut karena tepukan itu. Hampir saja ia tak oleng dan berakhir kejengkang atau ia akan ditertawai oleh kedua lelaki manis yang menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
dog?
RandomSuatu sore Haechan menemukan seekor anjing dan membawanya pulang. Perhatian!! Ada beberapa part yang g urut. Mohon dilihat terlebih dahulu. Demi kenyamanan saudara saudari sekalian. Maap, kalau book banyak typo. Keyboardnya suka bikin kata sendiri :...