Bertemu

10.9K 1.1K 25
                                    

...

Jl. Kenanga rumah nomor x. Datanglah sendirian.

Satu minggu semenjak hilangnya Raka, Aryanendra semakin gila. Ia kehilangan akalnya. Ia nekat datang sendiri ke alamat yang sebelumya dikirimkan oleh seseorang misterius pada surel pribadinya.

Dalam situasi seperti ini seharusnya Arya menyerahkannya pada pihak kepolisian, namun akalnya seperti tidak berfungsi karena kalut mendamba  kehadiran puteranya. Segala cara apapun akan ditempuhnya demi bisa bertemu dengan puteranya.

Arya menatap rumah itu. Rumah bercat putih yang begitu sederhana. Halaman depan dari rumah itu ditumbuhi oleh tanaman hias. Juga banyak pot-pot kecil bergelantungan yang membuat rumah itu begitu asri.
Arya sejenak berpikir, penculik macam apa yang menyembunyikan sanderanya di rumah yang begitu terlihat nyaman.

Arya menepis pikirannya, ia harus berfokus pada Raka.
Perlahan Arya memasuki pekarangan rumah tersebut, ia melangkahkan kakinya dengan lebar ke arah pintu utama.

Setelah tiga kali menekan bel, Arya mendengar seseorang membuka kunci pintu di depannya.

"Kau sudah datang" Begitu pintu itu terbuka, terlihat seorang pria yang sudah cukup berumur dihadapannya. Menyapa Arya seolah-olah mengenalnya.

Arya tidak banyak bereaksi, ia hanya mengangguk. Kemudian Pria itu mempersilahkan Arya masuk ke dalam ruang tamu.

"Ingin minum apa?"

The fuck! apa yang orang itu katakan, Arya memicingkan matanya.

"Dimana anakku" Ujar Arya langsung pada inti. Arya memerhatikan orang di depannya ini seperti main-main. Perawakannya tidak begitu besar dari Arya, sungguh Arya bisa saja melumpuhkannya dengan satu kali pukulan. Namun lagi, Arya perlu bersabar.

"Kau tidak bisa santai saja?"

"Bagaimana aku bisa santai kalau anakku diculik!" Seru Arya, ia menaikan suarannya.

"Turunkan suaramu. Raka akan mendengarnya"

Shit! Arya makin emosi. Sebelum kemarahannya meledak, Pria tersebut memotongnya.

"Ikut aku"

Pria itu menginstruksikan Arya untuk mengikutinya, lantas Arya menurut saja walaupun dalam hatinya ia terus memikirkan waktu yang  tepat untuk mematahkan leher orang di depannya.
Arya dituntun menuju ruang tengah, yang kemudian melewati dapur dan disinilah Arya, di halaman belakang rumah itu.

Seperti bermimpi, Arya melihat Raka. Raka mengenakan topi jerami dan juga sepatu boots berwarna biru, tengah mondar-mandir mengelilingi sebuah kolam kecil.

"Raka" Arya berujar lirih, ia masih seperti bermimpi.

Pria disamping Arya mendengus, ia kemudian memanggil Raka.

"Raka! Lihat ada siapa disini"

Raka yang sedang sibuk menjaring ikan-ikan kecil, menoleh karena namanya dipanggil.
Raka lantas tersenyum senang. Ia melihat ayahnya.

"PAPA!!" Raka membanting jaringnya, berlari mendekat pada Arya yang juga berlari ke arahnya.

"PAPA!!" Raka menubrukan diri pada pelukan Arya, Arya memeluknya dengan erat sembari menciumi Raka. Jantungnya berpacu lebih cepat dan air matanya meleleh.
Arya menangis.

"Puteraku sayang" Arya makin mengeratkan pelukannya.

Raka senang karena bertemu dengan Ayahnya, namun sekaligus dirinya juga kebingungan, kenapa ayahnya menangis.

"Papa, kenapa menangis? Ada yang pukul Papa?" Tanya Raka yang  masih berada pada rengkuhan ayahnya.

Arya menggelengkan kepalanya.

"Papa senang bertemu Raka" Ujar Arya. Kini ia melepaskan pelukannya. Memeriksa Raka takut Raka terluka.

Namun, setelah diperhatikan, Raka begitu sehat dan berbinar. Pipi gembilnya yang semakin lucu, tubuhnya sedikit lebih berisi dari sebelumnya membuat Arya mengerutkan kening. Penculik macam apa yang repot-repot merawat sanderanya hingga terlihat begitu sehat dan terurus.

"Papa, Raka tadi mau menangkap ikan. Di rumah  kakek banyak ikannya. di dalam juga ada. Lalu, lalu ada kura-kura dan juga kelinci. Lalu kemarin Kakek membawakan kucing warna putih!!" Raka melapor dengan antusias pada Arya.

Kakek?

Arya menolehkan pandangan matanya ke arah pria yang sedang menatapnya dari teras.
Seperti seolah tahu apa yang Arya pikirkan, pria itu memintanya untuk masuk ke dalam.

"Raka ajak Papamu masuk, kita minum teh di dalam"

Raka dengan sigap menjawil tangan Arya, menuntunya masuk ke dalam rumah.

...

Tbc

Selamat weekend :)

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang