Yang Sebenarnya

11.9K 1.3K 39
                                    

...

Arya menghela nafasnya menatap satu cangkir teh hangat di depannya. Ia menunggu pria tua itu datang. Katanya ingin mengambil sesuatu.

Disudut sebelah kiri, Raka sedang bermain dengan kucing berwarna putih yang sangat gondrong. Raka tertawa menjahili kucing itu dengan mengiming-imingi snack khusus kucing. Raka juga ingin coba, tapi kata kakek itu hanya untuk kucing tidak boleh di makan oleh manusia seperti Raka.

Arya sebenarnya tidak sabar dan ingin cepat-cepat kabur membawa Raka lalu melaporkan pria itu kepada polisi dengan tuduhan penculikan, atau bahkan dia sendiri yang akan mengutus anak buahnya untuk mengeksekusi pria tersebut.

Namun, melihat perangai pria itu yang begitu lembut menyambut Arya dan berbicara pada Raka. Arya meragu. Ia justru menjadi penasaran siapa sebenarnya pria tersebut.

"Ini adalah puteriku" Pria itu menyodorkan sebuah album foto yang terbuka pada Arya.

Arya menerimanya dan mengamati foto sosok seorang gadis belia. Ia mengernyitkan dahinya, bingung.

"Kau mungkin tidak ingat padanya, tapi itu adalah ibu dari Raka" Ujar Pria itu.

Arya kembali mengamati foto tersebut, namun tetap saja tidak ditemukan dalam ingatannya mengenai gadis itu. Arya tidak pernah mengingat wajah-wajah wanita yang menghabiskan malam dengannya. Toh wanita-wanita tersebut hanya memenuhi kebutuhan biologis saja. Tak ada perasaan apapun yang Arya sematkan pada para pekerja seks itu.

"Aku tidak mengingatnya" Ujar Arya.

"Tentu saja" Ujar Pria itu, ia seolah sudah mengetahuinya.

Pria itu kemudian duduk dihadapannya. Menyesap teh hangat dalam mug-nya yang besar. Kemudian memulai ceritanya.

Gadis belia yang ada dalam foto tersebut adalah benar ibu kandung Raka. Dimana Ibu kandungnya itu terlibat prostitusi pada usia yang begitu belia. Namanya adalah Mira, ia memiliki Ayah yang hanya seorang pensiunan pegawai negeri tentunya tak cukup mampu untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya.

Mira dibesarkan dilingkungan ekonomi menengah ke bawah, dirinya yang memiliki wajah dan tubuh cantik nekat mengambil jalan pintas dengan terlibat prostitusi. Ia hanya diiming-imingi akan mendapatkan sejumlah uang yang cukup besar hanya dengan menemani pelanggan untuk minum atau berkaraoke. Dari hasil bekerjanya itu ia dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan memenuhi gaya hidupnya. Handphone keluaran terbaru, tas bermerek hingga perhiasan.

Entah bagaimana caranya, Mira berhasil mendapatkan mucikari yang memiliki level berbeda. Ia akan dipertemukan dengan pria-pria kaya yang memiliki kebutuhan biologis untuk disalurkan tanpa harus adanya komitmen. Mira seperti mendapatkan sumber uang baru. Hingga ia sudah tidak tinggal dengan Ayahnya. Mira kabur karena sang ayah yang sudah mengetahui kegiatannya selama ini dengan menjual tubuhnya.

Suatu hari, Mira pulang dengan keadaan hamil. Mira tidak memperkirakan jika perbuatannya ini memiliki resiko kehamilan diluar pernikahan sehingga ia begitu shock. Mira berpikir ia tak akan bisa bekerja lagi jika dalam keadaan hamil seperti itu.

Mira pun mencoba untuk mengugurkan kandungan, namun setelah meminum obat-obatan yang dibelinya, kandungannya begitu kuat hingga tidak terjadi keguguran itu. Sampai perutnya yang terus membuncit ia tidak dipekerjakan lagi.

Mira akhirnya melahirkan bayi yang tak diinginkannya tersebut. Tak pernah ia mengurus bayinya bahkan lebih sering diterlantarkan, bahkan sempat beberapa kali Ayahnya memergoki Mira yang mencubit, memukul anaknya itu.

"Raka sampai tidak mau bertemu dengan mama-nya. Ia begitu takut" Pria itu mengungkapkan bagaimana Raka yang sangat tidak terurus dan mendapatkan kekerasan.

Arya melebarkan matanya, ia mengingat bagaimana Raka yang menangis dengan keras ketika dirinya menyebut kata Mama.

"Sampai perncarianku pun berakhir ketika menemukan fakta bahwa puteriku pernah menjadi pelangganmu."

"Raka akan lebih baik hidup dilingkungan keluargamu dari pada disini" Lanjutnya.

Arya tidak harus berbuat apa saat ini, ia merasa iba dan juga merasa bersalah. Perbuatannya dahulu ternyata bisa merugikan orang lain, bahkan Raka anak yang tidak tahu apa-apa mendapatkan tindakan yang tidak seharusnya dari orangtuanya. Benar kata Adiyaksa, ia pantas ditampar. Menggunakan uang untuk hal yang tidak berguna, hanya melepaskan nafsu sesaat tanpa ada tanggung jawab.

"Aku meminta maaf, Tuan" Arya menunduk, ia mengepalkan tangannya di atas lutut.

Pria dihadapannya menghela nafas dengan sedikit memperlihatkan senyumannya.

"Kau tidak perlu meminta maaf, perbuatan Mira adalah buah ketidakbecusanku dalam mendidiknya."

Arya kemudian menatapnya pria itu kembali.

"Lalu dimana Mira sekarang?"

Pria itu menghela kembali nafasnya, matanya menjadi berkaca-kaca.

"Ia sudah tak ada"

Arya mengerutkan keningnya, "Maaf, bagaimana maksudnya?"

"Ia sudah meninggal. Kecelakaan saat tengah terjadi penyergapan di rumah pelanggannya. Aku harap kau tidak menceritakan aib ini pada Raka"

Arya melebarkan matanya. Ia tentu faham mengenai dunia kotor para pebisnis. Kematian pekerja seks bahkan banyak yang tidak terungkap.

"Raka begitu sehat dan ceria, tidak seperti dulu. Ia bahkan banyak menceritakanmu. Maaf membuatmu khawatir, kau pasti kalang kabut kan mencarinya?" Pria itu terkekeh.

Arya merasa diejek, ia merasa di prank saat ini.

"Kenapa tuan tidak datang saja padaku lalu menjelaskan semuanya, kenapa Raka dibawa dengan tiba-tiba seperti ini"

Pria itu menyenderkan dirinya dikursi dengan wajah yang tersenyum penuh arti.

"Tentu saja untuk mengetesmu. Seberapa peduli kau dengan Raka. Setelah melihatmu begini, aku jadi tenang jika menyerahkan Raka bersamamu"

...

TBC

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang