04. Family

97 28 0
                                    

Haiiii up!

Tadinya mau up semalem tapi
ga bisa, padahal udah selesai ngetik
Baru bisa up sekarang

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading❤

Lembayung mendesah berat ketika sambungan telepon dia matika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lembayung mendesah berat ketika sambungan telepon dia matika. Pemuda itu menimang-nimang apakah harus  pulang atau tetep bersikap acuh.

' Mama kangen kamu sayang '

Suara sang Mama terus terniang, jujur saja dia juga merindukan wanita yang telah melahirkannya itu. Lalu dengan langkah berat dia meraih kunci motornya, keluar dari unit apartement miliknya. Motornya di lajukan membelah jalanan, membawa lajunya menuju kediaman Wiratmaja.

Bisa dia lihat sang mama berdiri didepan di teras seolah memang sudah menyambut kedatangannya. Senyum wanita itu menggembang sempurna ketika motor Lembayung terparkir tepat di halaman rumah mewah itu. " Lembayung! " seru Anara---mama lembayung.

" Ma "

Anara memeluk putra semata wayangnya dengan erat " akhirnya mama kangen banget sama kamu sayang "

Dengan agak ragu Lembayung memeluk wanita itu tak kalah erat " Lembayung juga kangen ma " lirihnya.

" Okay sekarang kita masuk ya mama udah masak banyak buat kamu! "

Keduanya masuk kedalam, senyum yang beberapa saat lalu terpampang diwajah Lembayung kontan memudar. Rahangnya mengeras melihat sang Papa duduk dengan seorang wanita dan gadis kecil di ruang tengah.

" Pa! "

" Lembayung udah! "

Fergi---sang papa berjalan mendekat dengan langkah santai. " Kenapa? Masih inget rumah kamu!? "

Matanya memerah memancarkan kebencian disana
" Lo ga tau diri ya lama-lama! Seenak jidat bawa jalang itu kerumah! "

" Lembayung! Jaga bicara kamu! Dia Bunda kamu sekarang " Fergi berucap dengan wajah memerah menahan amarah.

" Cuih Bunda? Ga sudi gue sebut wanita yang buat Mama hancur sebagai Bunda! " Lembayung menatap tajam pada wanita yang  kini memeluk tubuh gadis kecil itu.

" Lembayung udah " Anara menahan lengan Lembayung.

" Gue muak anjing! Punya papa kayak lo bajingan! " Lembayung menyentak kemudian berlalu pergi dengan mengarahkan tatapan kebencian itu pada sosok wanita dan gadis kecil yang dia sebut sebagai penghancur keluarganya.

Lembayung melajukan motornya dengan kecepatan menggila tak perduli dengan pengendara lain yang nampak tergenggu dengan kecepataannya. Keluarganya memang terbilang keluarga terhormat, orang bilang keluarga nya begitu humoris dan hangat tapi itu hanya kebohongan---kebohongan yang diciptakan keluarganya. Nyatanya tidak begitu, keluarganya adalah alasan dari hatinya yang keras, dan juga alasan kenapa dia tak pernah ingin membuka hatinya.

HEY LEMBAYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang