6. Alasan

89 30 4
                                    

Haii up nihhhh

Jangan lupa vote dan commentnya yaaa♡-!

Happy Reading❤❤

Arunika tersenyum kecil ketika jemari lentiknya mulai menuliskan serangkaian kata di dalam buku diary merahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arunika tersenyum kecil ketika jemari lentiknya mulai menuliskan serangkaian kata di dalam buku diary merahnya. Seperti biasanya menuliskan segala hal tentang sang pujaan hati---Lembayung.

Mengingat pertemuan pertamanya dengan pemuda itu membuatnya kembali terkekeh geli. Agak random dan tak terduga juga agak memalukan sebenarnya. Tapi saat itu juga Arunika tahu dia sudah jatuh dalam pesona sosok Lembayung.




Saat itu Arunika yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah partama berjalan pelan menyusuri trotoar jalan. Dinginnya udara menembus kaus tipis yang dia kenakan, helaan bafas kasar berkali-kali dia keluarkan. Ayahnya menghilang sejak beberapa bulan yang lalu dan kini Ibu nya jatuh sakit gadis itu frustasi tak mempunyai sepeser uangpun untuk membeli obat untuk ibunya.

Arunika mengedarkan pandangannya, cahaya remang lampu jalan membuatnya agak merinding ketika menyadari jalan yang dia lalui begitu sepi.

Sebuah tepukan di pundaknya membuat gadis  bulu kuduk nya meremang. Dengan gerakan pelan menoleh kebelakang.

" Halo cantik " seorang pria yang kiranya seumuran sang ayah berdiri disana.

Arunika mendelik menepus kasar tangan pria itu yang akan segera mendarat pada pipinya.
" Ihhh! Apaan si! "

" Ayo main bareng om, temenin om " pria berkaus merah marun itu berjalan mendekat. Aroma alkohol menyengat ketika pria itu berbicara. Tubuh Arunika gemetar, mulai melangkah mundur secara perlahan.

" Ayo pasti kamu akan senang " ucap pria itu hendak meraih pergelangan tangan Arunika.

" Tolong! Tolong! " Arunika berteriak cukup keras dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

" Jangan teriak sayang " pria itu mengeram marah mencengkram pipi Arunika memaksanya diam.

Arunika memberontak memukul pria otu dengan sekuat tenaga walau tak berefek apapun karena tenaga pria itu tentu jauh lebih kuat. Lalu tak lama pria itu terhempas oleh sebuah pukulan.

Arunika menutup mulutnya ketika seorang pemuda menghajar pria itu. Terlempau terkejut. Lalu tak lama dia bertepuk tangan dengan senyum lebarnya " Keren! Kayak di film-film! " serunya.

Pemuda itu mengeryit setelah pria paruh baya itu menghilang dari pandangannya. " Lo ga papa? " tanyanya berbalik menatap gadis yang dia tolong.

Arunika membeku ketika si pemuda berbalik " Wo......" bibirnya membulat sempurna dalam hati mengagumi pahatan wajah tampan sosok didepannya.

" Woy! Lo ga papa " tanya pemuda itu mengibaskan tamgannya di depan wajah Arunika.

HEY LEMBAYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang