9. Hujan

110 28 1
                                    

Maaf baru up

Lagiii banyak tugasssss

Maaf kalo ga nyambung

Jangan lupa vote dan commentnya guys

Happy reading❤❤

" Tumben Run, ga nyapa si bayu lo ? " tanya Erina memberikan tatapan bertanyanya pada Arunika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Tumben Run, ga nyapa si bayu lo ? " tanya Erina memberikan tatapan bertanyanya pada Arunika.

Arunika mendengus " Please ya, gue mau coba buat ngejauh dulu " ucapnya.

Erina terkekeh pelan " Okay kita lihat nanti "

Tak lama bel tanda istirahat berbunyi. Arunika beranjak dari duduknya namun belum sempat dia melangkaj namanya sudah lebih dulu terpanggil.
" Arunika bisa tolong bawakan buku ke kantor? Saya ada urusan mendadak bukunya di letakan di meja saya saja nanti " ucap Bu Widi, guru Fisika.

Arunika tersenyum paksa kemudian mengangguk " Bisa bu "

" Makasih ya Arunika " ucap Bu Widi yang segera di angguki Arunika.

" Kasian, gue duluan ya Run. Nanti lo nyusul " ucap Erina menepuk bahu Arunika dengan senyum jahilnya sebelum berlalu pergi.

Arunika mempoutkan bibirnya, dengan berat hati membawa setumpuk buku tugas milik anak kelasnya ke ruang guru.

" Tau ga si geng nya kak Lembayung lagi main basket "

" Gila si ganteng banget itu orang ga paham lagi gue "

Bisikan-bisikan itu masuk ke telinganya. Langkahnya semakin berat ketika menyadari ruang guru melewati lapangan basket.
' Kalo kayak gini caranya mana bisa gue ngejauh dari Lembayung! Aaahkkkk kenapa dia harus ganteng banget si! ' batinnya menjerit kesal.

Langkahnya terhenti tepat di.lapangan basket. Arunika menelan salivanya dengan kasar. Sosok Lembayung di tengah lapangan benar-benar membuatnya hampir gila. Namun dia masih inget dengan buku ditangannya jadi tanpa menunggu lama segera berlari menuju ruang guru.

Setelah meletakan buku di meja Bu Widi, Arunika segera menuju kantin membeli air mineral dan roti untuk Lembayung. Gadis itu dengan senyum cerahnya berjalan menuju pada Lembayung dan para anak buahnya " Hey Lembayung, aku beliin air sama roti buat kamu " ucapnya.

" Ga butuh " ucap Lembayung kelewat datar.

Arunika menghembuskan nafas kesal " Harus terima! "

" Lah kok ngatur sih " Jollyn berdiri di sebelah Arunika dengan wajah mengejeknya,  seperti biasa.

" Apa si lo? Gu-"

" Ga udah ribut, pergi " Lembayung berucap memotong ucapan Arunika.

Gadis berwajah cantik itu menghela nafas kasar " Chan! Ini buat lo aja " Roti dan air mineral di tangannya kini berpindah tempat ketangan Chandra yang kini mengerutkan dahinya.

" Hah apa? " tanya Chandra, ngebug.

" Buat lo aja deh, gue pergi dulu " Arunika berlalu dengan wajah masamnya, mood gadis itu sedang tidak baik.

" Buat lo aja deh, gue pergi dulu " Arunika berlalu dengan wajah masamnya, mood gadis itu sedang tidak baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arunika mendengus kesal, siang ini hujan turun cukup deras. Ahk harusnya tadi dia tak menolak ajakan Dion dan Wisnu untuk pulang bersama. Kini Arunika menatap pada jalanan di depan sana dengan wajah tertunduk lesu. Dia tak membawa uang lebih untuk menaiki taxi juga ponselnya yang lowbat membuatnya tak dapat melakukan apapun selain menunggu hujan reda atau ada bus yang lewat. Tapi melihat arjoli---hadiah ulang tahun dari Erina, kini menunjukan pukul setengah lima, agaknya tak akan ada bus yang lewat di jam-jam seperti ini terlebih hujan justru turun dengah semakin deras.

" Aduh gimana nih, masa jalan kaki terobos ujan " gumam gadis itu mengayunkan kakinya dengan bibir mengerucut lucu.

" Aish "

" Gimana nih "

Gadis itu terus menggerutu meruntuki dirinya sendiri. Suara deru motor mengalihkan atensinya, matanya membelalak lebar saat tau Lembayung kini berdiri di hadapannya.

" Cepet naik " pemuda itu berseru kencang agar terdengar oleh Arunika.

" Apa? "

" Naik bego " ucap Lembayung.

Arunika mengangguk antusias, dengan cepat naik ke atas motor si pemuda. " Lembayung ga papa? " tanyanya nyaris berteriak.

" Gue kenapa? "

" Aneh. Tumben banget " gumam Arunika.

" Hah!? Apa?! "

" GAK PAPA!!! " teriak Arunika agar suaranya tak terredam oleh suara hujan .

Lembayung mengangguk pelan dengan matanya melirik pada Arunika di belakangnya. " Lembayung kok tau aku belum pulang? "

Lembayung menggleng seketika " Gue ga tau, tadi Zai sama Chandra yang maksa gue buat nganterin lo pulang "

Arunika menghela nafas, agak kecewa sebenarnya. Namun seulas senyum tipis segera terbit " Owh gitu? Makasih ya "

" ya "

Lembayung melirik pada Arunika yang kini diam. Bisa dia lihat tubuh gadis itu mengiggil kedinginan. Sekasar-kasarnya dia pada Arunika, Lembayung tak akan tega membiarkan seoarang gadia mengigil kedinginan. Oleh karena itu dia menghentikan motornya di pinggir jalan melepas jaket yang dia pakai.

" Pake " pinta pemuda itu.

" Hah!? " Arunika membeo tak pahan disana.

" Pake lo kedinginan " Lembayung mendengus kesal.

" Makasih " lirih Arunika.

Keduanya kembali melanjutkan perlanan yang tertunda. Di sepanjang perlanan senyum gadis itu tak luntur, jantungnya berdetak kencang lalu seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan  di perutnya.
Arunika berucap syukur dalam hati, berharap hujan akan terus datang setiap hari jika bisa kembali mengulang sekenario seperti ini dari awal.

Lembayung tersenyum tipis membiarkan tengan gadis itu melingkar manis di pinggangnya.

Lembayung tersenyum tipis membiarkan tengan gadis itu melingkar manis di pinggangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you❤❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HEY LEMBAYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang