Tidak lama kemudian orang-orang pergi ke ruang bawah tanah. Arnold membawa lenteranya sendiri dan komisaris membawa lentera kepunyaan pemilik kincir.
Arnold yang pertama menuruni tangga dan dengan memakai lenteranya diperiksanya dinding.
"Lihatlah, kedua tali itu di sini keluar dari dinding, lalu masuk ke dalam ruang bawah tanah! Kita tinggal mengikutinya saja. Dengan sendirinya kita akan sampai di terowongan tambang lama."
Maka mereka mengikuti tali-tali itu melalui ruang bawah tanah ke pintu, yang mungkin dimasuki Seidelmann, bilamana Laube memanggil Hantu Hutan dengan membunyikan lonceng.
Arnold bertanya kepada wanita itu, "Apa yang ada di belakang pintu ini?"
"Entahlah."
"Sungguh tidak tahu?"
"Belum pernah saya pegang kunci pintu itu, lagipula suami saya melarang saya menanyakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan ini."
"Kalau begitu, kita terpaksa harus menggunakan kapak."
Salah seorang pekerja tambang menjebol pintu itu dengan sebuah kapak. Suatu terowongan gelap menganga di hadapan mereka, menakutkan.
"Nah, inilah yang kita cari!" Kata Arnold, "Benarkah anda belum pernah masuk ke dalam terowongan ini, nyonya Seidelmann?"
"Belum pernah."
"Jadi anda juga tidak tahu, apa isi peti ini?"
"Tidak."
"Baik. Kita akan melihat di dalamnya."
Arnold membuka tutupnya, lalu mengeluarkan isinya.
"Terlalu benar!" Geram penjaga hutan itu, "Alat-alat dan perbekalan lengkap untuk segerombolan perampok atau penyelundup! Siap ayang dapat menduga, tuan Seidelmann yang terhormat itu menaruh barang-barang demikian?!"
Wanita itu memalingkan tubuhnya. Ia tidak mau melihat apa-apa lagi.
"Rambut palsu dan janggut palsu!" Kata Adler, "Topeng-topeng hitam, kain seprai, coba lihat, saudara sepupu Arnold, ini perlu kita selidiki lebih lanjut!"
Semua kain seprai ditandai dengan huruf-huruf M.T. Ketika Arnold menarik kain seprai yang paling atas dan membuka lipatannya, maka Adler bersorak kegembiraan.
"Lihatlah itu, cocok benar! Kain itu koyak pada ujungnya. Bagian yang terkoyak sama bentuknya dengan yang ditemukan mereka di dalam hutan. Satu huruf masih tertinggal pada kain itu, sedangkan huruf yang lain terbawa oleh koyakan kain itu. Semuanya sudah jelas! M.T.! Margaretha Thonig! Itulah nama gadis nyonya Seidelmann. Maka bukti sudah ada di tangan kita! Salah seorang dari kedua Seidelmann itu yang telah menembak mati duane itu!"
Pada saat itu nyonya Seidelmann jatuh pingsan.
"Ia jatuh pingsan!" Kata Arnold, yang telah membungkukkan badannya ke arah tubuh wanita itu, "Komisaris, sebaiknya anda memerintahkan orang bawahan anda yang terakhir untuk menunggui wanita yang pingsan ini. Sementara itu kita dapat memasuki terowongan tambang, selama gas tambang masih mengizinkan kita berbuat demikian. Ikutilah saya, tuan-tuan! Terowongan tambang lama itu masih dalam keadaan baik. Aneh bahwa udara di dalamnya masih segar."
"Menurut pendapat saya gas itu telah terhisap ke arah lain, menjauh dari tempat gugurnya tambang." Demikian dugaan komisaris.
"Saya rasa memang demikian." Jawab Arnold.
"Akan tetapi kita belum mengetahuinya dengan pasti."
"Kita dapat. Saya kira, segera akan kita temui......... tunggu dahulu! Tiadakah anda mendengar sesuatu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU HUTAN DI PERBATASAN
AbenteuerSebuah terjemahan dari buku tua berbahasa Jerman berjudul Das Buschgespenst karya Karl May. Karl Friedrich May (lahir di Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - meninggal karena sakit paru-paru di Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912...