Pada suatu hari Minggu pagi-pagi berhentilah dua pedati di depan rumah keluarga Seidelmann. Pekerja-pekerja mengeluarkan beberapa alat penemuan dari dalamnya.
"Apa gunanya barang-barang itu?" Tanya si pengumpul derma kepada saudaranya, "Semuanya sudah tua dan tak ada harganya."
"Itu tak dapat kau mengerti. Alat penenun itu kuperoleh dari seseorang yang telah jatuh bangkrut dan harganya murah sekali, hanya delapan mark. Siapa yang hendak bekerja padaku harus membeli atau menyewa alat penenun daripadaku. Harganya empat puluh mark bila dibeli dan bila disewa lima belas mark dalam setahun. Segala kerusakan menjadi tanggungan daripada si penyewa. Ia dapat menyuruh bengkel memperbaikinya atau ia mengganti kerugian empat puluh mark."
Pada wajah si pengumpul derma dapat dibaca sebagai perasaan: rasa heran bercampur dengan rasa kagum dan ejekan.
"Aku benar-benar kagum melihat kepandaianmu mempergunakan bakatmu di bidang perdagangan." Katanya.
Dalam pada itu Speidelmann-putra duduk di kantor. Ia sedang menulis surat kepada kawannya bernama Strauch. Ia memberi petunjuk-petunjuk untuk malam Rabu, ketika hendak diselenggarakan pesta dansa itu. Segalanya harus diatur sebelumnya supaya lancar jalannya.
Surat itu pendek saja. Frits memasukannya ke dalam amplop lalu menekan tombol lonceng. seorang anak muda masuk. Ia seorang pesuruh.
"Bawalah surat ini kepada saudagar Strauch. Cepat! Jangan lama-lama dan segera kembali lagi!"
Segera anak muda itu keluar, ini bukanlah tugas yang disukainya. Tadi pagi-pagi ia disuruh pergi ke pertambangan dan sekarang ia harus cepat-cepat pergi ke kota untuk mengantarkan surat dan pulang lagi.
Ia melangkahkan kakinya dengan lesu mengarungi salju. Tetapi dilihatnya ada orang yang hendak pergi ke arah yang sama. Dikenalinya orang yang sedang berjalan itu Edward Hauser. Lalu ia berusaha mengejarnya.
"Hai Edward, tunggu sebentar!"
Edward baru saja dari pertambangan. Di sana ia berusaha mendapat pekerjaan dan menyebut pula nama Alder, akan tetapi sia-sia belaka. Pengawas-kepala tidak mau menerimanya. Karena itu ia hendak mencari peruntungannya di kota.
Ketika dipanggil namanya, berhentilah ia. Kedua anak muda itu bersalaman.
"Kau mau ke kota juga?" Tanya Edward.
"Aku harus mengantarkan surat dari Seidelmann."
"Dan aku hendak ke kota untuk mencari pekerjaan."
Anak muda itu melirikkan mata kepada Edward.
"Hendak mencari pekerjaan? Pada hari minggu? Takkan mudah bagimu. Zaman sekarang susah mendapat pekerjaan. Itu pun sebabnya maka aku sampai sekarang masih bekerja pada Seidelmann. Kalau tidak, sudah lama aku tinggalkan. Mereka itu pemeras. Aku tidak mengerti mengapa mereka begitu berkuasa di sini. Perintah mereka adalah undang-undang. Akan tetapi tak perlu kuterangkan padamu Edward. Kau telah mengalami sendiri, bagaimana mereka telah mempermainkan nasibmu. Mula-mula mereka melepaskan kamu dari pekerjaanmu, kemudian.... Tadi pagi aku mengantarkan surat ke pertambangan. Ketika aku di kantor, tertangkaplah oleh telingaku beberapa perkataan. Mereka telah berbicara tentang dirimu. Mungkin surat yang kubawa berisi sesuatu tentang dirimu. Engkau akan datang di situ melamar pekerjaan, tetapi mereka jangan mau menerimamu, karena kamu disebut orang yang tak dapat dipercayai. Bagaimana pendapatmu tentang hal itu?"
Kini Edward mengetahui mengapa ia tidak diterima oleh pengawas-kepala di pertambangan.
"Benar-benar perbuatan yang keji!" Kata Edward dengan marah, "Aneh sebenarnya, apakah gerangan penyebabnya, maka mereka begitu benci kepadaku?"
![](https://img.wattpad.com/cover/276945208-288-k931585.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HANTU HUTAN DI PERBATASAN
AventuraSebuah terjemahan dari buku tua berbahasa Jerman berjudul Das Buschgespenst karya Karl May. Karl Friedrich May (lahir di Hohenstein-Ernstthal, Chemnitzer Land, 25 Februari 1842 - meninggal karena sakit paru-paru di Radebeul, Meissen, 30 Maret 1912...