Prolog

80 5 0
                                    

Aku masih ingat, bayangan-bayangan dirimu memenuhi otakku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku masih ingat, bayangan-bayangan dirimu memenuhi otakku. Surat itu kini ada di tanganku. Tatapanku kini terpaku pada sebuah surat yang terlihat sudah lusuh. Ketika aku terfokus pada satu hal yaitu membaca buku. Kini pandanganku mulai teralih.

Lupakan dan tersenyumlah.

Aku masih ingat apa yang dia katakan saat itu. Kini aku menghembuskan napasku. Mendongak ke arah langit yang seolah akan membawa gemercik air.

"Katanya mau balik! Kok ga balik!" ujarku berlari seraya menatap matahari yang kini terdiam di balik awan hitam.

"Kamu bohong ya?" ujarku dengan wajah yang dibuat sinis. Rasanya dadaku sesak. Aku belum bisa melupakannya sampai saat ini.

"Kalo kamu bohong, kamu bukan temenku lagi! Aku sering bilang supaya kamu nggak sering bohong!" ujarku menatap matahari yang kini tak sepenuhnya terik.

"Ngga! Ngga!" ujar seseorang kini memeluk diriku. Aku hanya menangis di bahunya. Dadaku kembali sesak hingga aku mengelusnya beberapa kali.

"Sakit banget hiks-hiks...."

"Jingga...."

"Apa lo ga ngerinduin dia?" Cowok itu menatapku tersenyum.

"Gue disuruh jagain lo, biar lo senyum. Kalo gue ikut nangis, dia bakal marah." Aku berjongkok lesu. Aku benar-benar tak kuat dengan semua ini. Aku menangis sejadi-jadinya. Menghembuskan napas panjang. Lalu menatap matahari yang sudah menghilang dari balik awan.

Aku ingin menceritakan kisah tentangnya. Seseorang yang membuatku selalu bahagia, bahkan juga menoreh luka.

•••

"Jingga, kamu cantik. Jangan sedih lagi ya!" ujar cowok yang kini berada di hadapannya. Dia menyeka airmata yang keluar dari celah mata cewek itu.

"Kamu gapapa?" ujarnya seraya menatap cowok itu khawatir. Melihat darah yang keluar dari pergelangan tangannya.

"Aku gapapa, yang penting kamu jangan nangis aja...ngga. Ini sih udah biasa, bahagia harus ya ngga. Cuma darah aku aja ga nangis kok."

•••

"Harsa kamu bohong ya? Sebenernya kamu ga bahagia kan? Kenapa kamu suruh aku supaya bahagia, Sa?"

Harsa terkekeh. "Apa, Ngga? Bahagia banget kalau terus sama kamu!"

•••

"Jingga, aku bakal bikin kamu selalu bahagia. Jangan nangis."

"Aku nggak bisa bahagia, Sa! Aku capek jadi penyakitan. Hidup aku nggak bakal lama."

"Ngga, percaya sama aku...kamu bakal terus hidup."

•••

"Sebenernya ini gue, Ngga. Gue sayang lo. Terus hidup menjadi Jingganya gue."

•••

©Elsvg02

Follow : Elsvg02Instagram : giyasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow : Elsvg02
Instagram : giyasa.notes

HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang