Peringatan Icarus terus terpikir olehku, tentang aku yang bisa dalam bahaya jika ada yang tau dia memiliki kekuatan semacam itu. Awalnya aku hampir tertawa ketika mendengarnya berkata dia memiliki kekuatan. Maksudku, lihatlah dia, seseorang yang terlihat begitu sangar, menyeramkan dan berwajah dingin. Bagaimana mungkin orang sepertinya mempercayai hal konyol seperti kekuatan? Itu semua hanya ada dalam novel atau komik! Tunggu, aku baru saja terdengar seperti karakter dari novel yang tidak mempercayai akan kekuatan dan nantinya akan disulitkan karenanya. Itu tidak mungkin terjadi, kan?
Semua ini sungguh memusingkan! Memikirkannya saja membuat kepalaku terasa sakit dan berputar-putar, layaknya otakku ini lantai disko di mana semua pikiran sedang berdansa di dalam dengan bahagia. Bahagia karena bisa membuatku pusing. Aku menyapukan rambutku yang terikat hari ini. Untung aku bisa bangun pagi atau sial aku terbangun terlalu pagi karena mimpi burukku. Mimpi burukku ini dimulai ketika aku memimpikan sesosok yang begitu terang ... orang yang membawaku keluar dari sebuah pintu yang misterius. Mungkinkah aku masuk ke dunia lain karena mimpi itu dan sekarang tubuh asliku tertidur lelap?
“Lihat-lihat kalau jalan!” Seruan yang mengejutkanku justru membuat aku menundukkan kepala dan meminta maaf, tidak berani menatap orang yang membentakku.
“M-maaf. Aku tidak sengaja.”
“Masih siang dan kau sudah merusak hariku. Enyahlah! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi!” Aku menuruti perkataan itu dan langsung berlari cepat-cepat menjauhi orang-orang yang tadi kutabrak.
Setelah cukup jauh, aku langsung menghela napas dalam. Apa sekarang aku akan terus mengalami hari buruk? Tidak pernah sekalipun aku merasa tenang semenjak mimpi itu datang. Bagaimana caranya agar aku menghentikan semua tindakan konyol ini? Apa aku akan terus merasakan ini? Tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku melanjutkan perjalananku menuju kampus dengan jalan pelan. Untungnya aku dapat sampai tanpa ada kekacauan dan tidak mendengar pertengkaran seperti kemarin. Menuju kelas menjadi mudah hingga aku mendapati Icarus berdiri di depan kelasku.
Tangannya terlipat, matanya menutup dan kepala tertunduk, sedangkan punggungnya menempel di pintu yang tertutup. Dari gerak-geriknya terlihat kalau dia sedang menunggu seseorang, aku menduga kalau seseorang itu adalah aku sendiri. Langkahku terhenti ketika menyadari banyak anak-anak yang memperhatikannya, bahkan anak-anak di belakangku mulai membicarakannya. Apa yang mereka ucapkan terdengar mencemooh dan aku yakin kalau Icarus juga sudah sering mendengarnya, tapi mengapa dia hanya diam saja? Kenapa dia tidak mau membela dirinya?
“Icarus,” panggilku gugup. Anak yang kupanggil membuka matanya, menunjukkan warna gelap bagaikan abyss. “Apa kau menungguku?”
Icarus tersenyum kecil dan menatap ke sekitar. “Iya, ada sesuatu ....”
“Jika itu tentang kemarin, aku sudah bersumpah akan menjaga rahasianya. Aku akan ke kelas sekarang, selamat siang, Icarus, semoga harimu menyenangkan.”
Tak ingin berlama-lama dengan Icarus, dia terlihat menyeramkan hari ini dari tatapan matanya, aku segera meninggalkannya dan masuk ke kelas. Aku mengabaikan panggilannya dan bahkan mencari teman sekelas untuk diajak mengobrol. Perasaanku mengatakan bahwa ini tindakan yang tidak benar, namun aku bahkan tidak bisa menahannya. Meski aku ingin meminta maaf kepadanya, aku tidak bisa menggerakkan tubuh untuk berbalik dan mengucapkannya. Bila aku bertemu nanti, aku akan memastikan akan mengatakan ini.
Setelah kelasku selesai, memakan sekitar dua jam, aku mendapatkan sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal dengan berkata kalau itu adalah Icarus. Profile picture yang digunakan terlihat seperti seseorang yang berdiri di atas bangunan tinggi, sepatu yang ada jelas adalah sepatu yang kulihat hari ini. Setelah aku berpikir cukup lama, aku pun membalas pesan itu dan menyimpan kontaknya sebelum aku ikut dengan teman-temanku yang memiliki jadwal sama denganku. Kami semua menuju vending machine terdekat dan mencari kursi yang memiliki atap untuk menghindari sengatan matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stoicheiódis
FantasíaAurora yang memulai semester barunya di kampus harus bertemu kembali dengan seseorang yang ingin dia jauhi, Icarus sang kakak kelas di masa SMA. Perjumpaan yang terjadi kembali ini sama sekali tidak membawa kebahagiaan kepada Aurora, justru dia mend...