Episode 29 - Maaf Tak Bisa Memaafkan

241 42 12
                                    

Next day

Baik Dikara, Sean dan Brian tidak memiliki belas kasihan kepada Kaisar yang dari awal jam pelajaran sampai sekarang tak kunjung semangat.

Cowok yang menjabat sebagai Ketua Rohis itu berulang kali bertanya pada ketiga teman nya bagaimana cara agar meminta maaf pada Jenina.

Bagaimana rasa sesal di hati nya hilang, bagaimana cara ia mendapat ampunan dari Jenina.

"Yan, gimana sih cara nya biar dimaafin sama Jenina," Tanya Kaisar entah keberapa kali nya.

"Demi Allah Kaisar lo lama-lama gue ngajiin ya. Kaya orang kesambet anjing kesel gue!," Kesal Sean karena mendengar pertanyaan yang sama.

"Ya abis gimana, Jenina udah cuek banget sama gue. Gue chat aja gak dibales, diajak ngobrol gak mau,"

"Eh logika aja Mas! otak nya dipake tolong ya, gue juga kalo jadi Jenina udah gue ceburin lo ke Pantai Selatan," Sahut Brian membuat Kaisar meringis ngilu.

Seketika membayangkan-ah sudahlah serem.

"Bro, ini waktu nya lo berjuang. Kemaren Jenina yang ngejar-ngejar lo, sekarang lo tunjukin deh sama dia kalo lo emang beneran naksir sama doi," Saran Dikara, satu satu nya yang benar menurut Kaisar dibanding kedua teman nya.

"Wow ucapan itu keluar dari mulut orang yang gagal dalam kasus percintaan nya," Sindir Sean tentang nasib hubungan Dikara dan Roseanne yang masih abu-abu.

"Lo jangan begitu dong, gue kan ngasih saran doang. Emang susah ye ngomong ama orang yang gak pernah gunain hati nya buat cewe," Sindir Dikara balik.

"Gapapa Dik emang kadang manusia paling bisa ngasih saran ke orang lain padahal idup nya sendiri aja gak bener," Kata Brian membuat Dikata seketika melempar cowok itu dengan buku yang terletak di meja Kaisar.

"Anjing gak kira-kira lo setan kalo muka ganteng gue luka bisa-bisa gak ada lagi yang naksir gue," Protes Brian pada Dikara.

Kaisar masih tenggelam dalam lamunan nya memikirkan berbagai cara agar Jenina bisa memaafkan nya.

Lagi-lagi ia menghela nafas gusar karena rasa sesal di hati nya terus bermunculan tiada henti.

"Nafas lo bisa biasa aja gak? emosi gue," Protes Dikara.

"Bacot dah gue tuh lagi mikir, lo pada bantu juga enggak ganggu iya," Sewot Kaisar.

"Cupu banget lo mikirin satu cara buat perjuangin Jenina aja gak bisa, tapi punya seribu cara buat nyakitin hati nya," Sindir Brian membuat Kaisar semakin diterpa kerisauan.

"Kalo Kris disini abis nyawa lo Sar, cewe aja dia jabanin apalagi lo," Ucap Sean, Kaisar semakin kalut dibuat nya.

Benar juga sih, untung saja Kris tidak ada disini sekalipun kalau cowok itu tau. Kris tidak ada bisa macam-macam dengan nya karena dia berada dalam pengawasan Kakek nya.

Kaisar seketika bangkit dari duduk, pergi meninggalkan teman-temannya yang memanggil cowok itu dengan kebingungan karena tiba-tiba pergi begitu saja.

Seketika otak nya mendapat pencerahan dari yang maha kuasa. Ia harus mengikuti gadis itu terus menerus sampai ia mau membicarakan masalah mereka berdua.

Cowok yang menjabat sebagai Ketua Rohis itu melihat Jenina yang baru keluar dari kelas, seperti nya gadis itu akan menuju kantin.

Kaisar langsung sigap memanggil nya, "JENINAAAAAAAA!," Gadis itu menoleh sebentar lalu tanpa peduli berjalan kembali.

"Halo Sunshine! mau kemana? kantin ya? ikut dong sekalian," Dirasa tidak ada jawaban, Kaisar terus berceloteh dan tidak berhenti tersenyum.

Namun Jenina mengacuhkan nya, mulut nya bahkan tidak terbuka barang 1 cm pun. Tetap acuh walaupun kuping nya sudah sakit mendengar Kaisar yang bercerita hal random.

Ketua Rohis [Jenkai Local] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang