Episode 17 - Kembali Ke Canada

233 39 4
                                    

Sesuai perintah Kakek nya, Aveiro sedang mengemasi barang-barangnya untuk kembali ke Canada.

Baru saja ia menginjakkan kaki disini setelah menyelesaikan masa hukuman nya, namun ia harus di hukum untuk kedua kali nya karena alasan yang sama.

Ia masih bersyukur kalau dirinya di lempar ke Canada lagi, setidaknya bukan negara baru. Jadi ia tidak perlu beradaptasi lagi.

"Nih guru sekolah gue juga bingung kali ya, mana ada orang pindah sebulan abis itu balik lagi," Gumam Aveiro kemudian ia terkekeh  dengan candaan yang ia buat sendiri.

Suara ketukan pintu terdengar, ia melihat siapa yang mengetuk nya. Jenina muncul dari balik pintu lalu mencecar nya dengan berbagai pertanyaan.

"Mas, beneran mau pergi? Mas mau tinggalin Ala lagi? Mas Ala ikut ya? ayo kabur aja kalo gitu ya? Mas La ngomong dong! Ala gamau pisah sama Mas lagi! Mas aja belum tinggal di rumah Ala masa sekarang udah pergi lagi. Nanti siapa yang nemenin Ala? Ala gak bisa dong pamer naik bugatti Mas La lagi?," Tanya Jenina bertubi-tubi membuat Aveiro lantas mengusak rambut sepupu nya itu.

"Mas gatau nih mau jawab yang mana dulu. Ala ini kan cuma sampe kuliah Mas selesai aja, nanti kita ketemu lagi ya? kalo ada yang nakal sama Ala bilang Mas aja, kalo Bunda sama Ayah Ala nakal ngadu ke Mas aja nanti Mas cubit tuh anak baru nya dia," Jawab Aveiro.

"Mas mah bercanda, ini pertemuan terakhir kita ya Mas sini Ala mau peluk dulu. Ala takut gak bisa ketemu Mas lagi," Kata Jenina seraya memeluk erat tubuh Aveiro.

Menyamankan posisi nya sambil memejamkan kedua mata indah nya. Suatu saat mereka bertemu kembali, pasti kedua sudah dewasa dan tidak akan bisa menikmati moment seperti ini lagi.

Dari tadi Jenina sudah membujuk Haris untuk mengampuni Aveiro dan memberinya hukuman lebih ringan.

Namun kakek nya itu tetap keras kepala dan tidak mau menuruti Jenina. Bahkan Jenina sudah meminta bantuin Oma nya untuk membantu Jenina membujuk Haris.

Namun Haris tetap menolak dengan alasan bahwa 5 tahun itu waktu yang sebentar dan Aveiro harus benar-benar mengubah dirinya dan meninggalkan dunia malam.

Cih, sebentar apa nya? 5 tahun itu kalo seumuran manusia udah bisa masuk TK.

"Ala ngomong apa sih? nanti kita ketemu lagi kan. Nanti kalo Ala liburan dateng temuin Mas di Canada. Rumah Mas tuh gede La, kamu tau rumah nya Kim Tan di The Heirs kan? nah rumah Mas lebih gede dari itu tau," Ucap Aveiro membuat Jenina langsung melepaskan pekukan nya.

"Hah beneran? keren banget??!!! kok bisa Mas, duit Mas banyak banget kayanya. Mobil bagus rumah mewah, kenapa Ala kayanya hidup susah banget ya? ke sekolah aja naik ojek online, makanya pada kaget pas tau Ala cucu Opa, ya orang Ala keliatan nya kaya orang susah," Gerutu Jenina, ia merajuk. Kenapa ia baru sadar kalo fasilitas Aveiro lebih mewah dibanding dirinya.

"Hahahaha! gak gitu La, Opa tuh sebenernya baik banget sama Mas. Dia suruh Mas di Canada tapi ngasih fasilitas mewah sebagai permintaan maaf nya. Kamu tuh duit banyak juga tapi sok sok an susah deh," Ucap Aveiro sambil mencubit hidung Jenina gemas.

"Coba ah kalo aku minta sekolah bawa mobil boleh gak ya sama Opa, dia kan bersalah sama aku karena suruh Mas pindah ke Canada lagi," Kata Jenina.

"Coba aja, paling dilarang sama Oma,"

"Idih rese, kirain bakal dukung aku,"

Ketua Rohis

Hari ini adalah hari kedua Jenina tidak datang sekolah, ya karena ia harus mengantar Aveiro ke bandara.

Dirinya bersama Haris dan Stefannie berserta satu orang yang Jenina tebak sekretaris Opa nya.

Ada juga teman-teman mereka yang tiba-tiba muncul menemui Aveiro untuk mengantar nya. Entahlah mereka tau darimana Aveiro akan ke Canada mungkin dari Aveiro sendiri.

"Udah ya Mas pamit La, nanti ketinggalan pesawat nya gimana? udah panggilan kedua tuh," Ucap Aveiro sambil mencoba melepaskan pelukan Jenina.

Gadis itu menangis sambil memeluk Aveiro erat. Semalaman ia sudah menangis namun rasanya belum cukup untuk merelakan kepergian Aveiro.

"Opa, lama-lama Ala sujud ya di kaki Opa biar Mas La di cancel hukuman nya! tolong dong Oma bantuin Ala bujuk Opa kenapa sih batu banget jadi orang tua," Ucap Jenina. Setelah melepas pelukan kakak nya, gadis itu langsung menghampiri Opa nya lalu merajuk.

"Nggak ada kaya gitu, kamu tuh ya manja banget. Udah jangan nangis gitu jelek banget, malu tuh sama temen-temen kamu," Ucap Haris sambil menunjuk teman-teman nya yang sedang memperhatikan Jenina sambil tersenyum meledek.

"Sayang, cucu Oma, udah jangan nangis ya. Nanti Mas La nya pulang kok, cuma sebentar doang Ala," Tambah Stefannie menenangkan Jenina yang sedang sesegukan menangis.

"Ah elah jahat banget kenapa sih, bodoamat Ala gamau tinggal dirumah Opa,"

"Tinggal dirumah Opa dan kamu bisa ke sekolah bawa mobil atau tinggal sendiri tapi naik ojek online," Tawar Haris membuat Jenina semakin merengut sebal.

"Yaelah jelek banget pilihan nya, udah Ala aja dah yang pindah ke Canada gantiin Mas La,"

"Sstt, udah ah! Mas pergi ya La? Opa, Oma Kris pergi dulu ya maaf ngecewain kalian lagi. Bro gue pamit ye kapan-kapan kita ketemu,"  Pamit Aveiro, setelah itu ia berbalik dan berjalan meninggalkan mereka.

"Tiati Bro!," Ucap teman-teman Aveiro bersamaan.

Jenina menatap dalam punggung Kakaknya, entah lah ia begitu merasa terpukul dengan kembali nya Aveiro ke Canada.

Rasanya Jenina ingin menemui doraemon lalu meminta alat yang bisa memutar waktu kembali. Jenina ingin menolak ajakan kakaknya untuk balap liar dan menggantinya dengan makan di cafe.

"Udah Jen, nanti juga ketemu lagi. Kan bisa chat atau call kalo kangen," Ucap Lalisa sambil mengelus bahu Jenina yang semakin bergetar.

Kaisar yang melihat Jenina yang tidak bisa berhenti menangis lantas berniat menghampiri nya, mencoba menghibur Jenina. "Jen-,"

"Diem lo, gausah ngomong enek gue!," Potong Jenina membuat Dikara, Sean dan Brian sontak menertawakan nya.

"Skala, pulang yuk sayang? atau Ala mau shopping? gimana dong biar Ala berhenti nangis nya," Tawar Stefannie mencoba meredakan tangis Jenina, dalam pilu nya gadis itu terus menyebut nama Aveiro dan meminta nya kembali.

"Kamu mau apa? minta apapun asal jangan minta Kris kembali dan menolak tinggal di rumah Opa," Tawar Haris, Namun Jenina sama sekali tidak menunjukkan reaksi tertarik.

Mungkin kalau tidak dalam suasana seperti ini, Jenina akan dengan lantang mengatakan ia ingin membeli separuh dunia ini.

"Udah Opa diem! aku ngambek pokonya," Sahut Jenina membuat Haris dilanda kerisauan. Jenina kalau sudah ngambek susah sekali dibujuk nya, bisa-bisa gadis itu mendiami nya sebulan.

"Gila ye orang kaya enak banget ngeluarin duit rasanya," Kata Brian.

"Gue serasa liat duit ngomong dah," Tambah Sean.

"Diliat gini aja aura nya berlian banget, ya allah di kehidupan selanjutnya aku mau jadi Haris Adhinata," Lanjut Dikara membuat Sean dan Brian lantas memukul kepalanya hingga cowok dengan telinga peri itu mengaduh kesakitan.

Lain lagi dengan Kaisar yang terus bertanya apa kesalahannya sehingga Jenina begitu dingin sikap nya.

Ketua Rohis

time to say goodbye buat karakter Kris Aveiro Skalangga

Ketua Rohis [Jenkai Local] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang