Episode 32 - Lukisan

201 34 5
                                    

Hari ini tepat pengumuman siapa yang akan mendapatkan nilai tertinggi mata pelajaran seni budaya melukis.

Sebenarnya itu akan diumumkan di kelas, makanya sedari tadi Kaisar sibuk mengoceh sebab ia tidak sabar menunggu pengumuman nya.

"Diem gak lo Sar! kaya cacing dari tadi bolak-balik sambil senyum-senyum gak jelas," Protes Sean yang jengah melihat kelakuan Kaisar.

"Ya kan gue excited ini, lo jangan ribet napa dah. Ini gue panggil aja kali ya Bu Rena biar cepet pengumuman nya," Kata Kaisar langsung disambut gelengan ketiga teman nya.

"Gausah, tuh orang nya udah nyampe pintu," Ucap Dikara sambil menunjuk arah pintu yang sudah terdapat Bu Rena.

Kaisar langsung duduk dengan sigap begitu melihat Bu Rena yang sedang berjalan menuju kursi guru

"Selamat Pagi, anak-anak!," Sapa Bu Rena.

"Pagi, Bu," Sahut mereka bersamaan.

Kaisar semakin antusias dibuat nya, Brian yang duduk disebelahnya benar-benar sebal dengan tingkah Kaisar langsung memukul kepala cowok itu keras.

"Sakit anjing, napa sih lo," Ujar Kaisar pada Brian karena bingung tiba-tiba dipukul.

"Biasa aja Sar sumpah, cuma nilai. Tumben banget lo semangat sama pelajaran ginian," Tanya Brian heran.

"Gue harus dapet nilai tertinggi biar bisa jalan sama Jenina. Siapa tau gue bisa dapet maaf tulus dari dia," Jawab Kaisar membuat Brian ber-oh ria, pantas saja.

"Kalau begitu langsung saja kita mulai ya anak-anak, kalian ada kendala dalam melukis?," Tanya Bu Rena memulai pembelajaran nya.

"Banyak Bu," Jawab Mereka kompak.

"Banyak kendala tapi pada bisa ah, di kelas ini ada 2 nilai tertinggi ya. Dua-dua nya cowo lagi," Ucap Bu Rena membuat Kaisar semakin penasaran.

"Plis gue kek, gue udah doa apa aja dari semalem biar gue yang dapet nilai tertinggi," Gumam Kaisar yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.

"Selamat ya Zidan dan David, lukisan kalian dan pose asisten kalian keren. Sisa nya tetep bagus kok," Ungkap Bu Rena, seketika Kaisar lemas dibuat nya.

Dari yang antusias setengah mati namun ketika mendengar nama nya tidak disebuat seketika bahu nya lemas merasa kecewa.

"Sabar Bray, idup emang suka bercanda," Ucap Dikara meledek Kaisar dengan wajah tertekuk nya.

"Masih ada kesempatan lain Sar tenang aja," Tiba-tiba Sean menyauti.

"Ya apa kesempatan nya, gue harus cari cara supaya dia gak risih tapi cara apa gue gatau," Tanya Kaisar frustasi.

"Semua yang lo lakuin juga risih Sar di mata dia kalo emang dia nya gak ngarepin lo. Lanjutin aja lama-lama dia juga luluh, gak mungkin perasaan Jenina bisa ilang gitu aja ke lo sedangkan satu dunia tau dia ngejar lo banget," Jelas Sean panjang lebar membuat ketiganya melongo kaget.

"Ish tumben banget sih bijak biasanya ngeledek doang lo, sayang Mas Yayan deh," Goda Kaisar sambil mencolek dagu Sean.

"Gue gampar ye udah gue kasih saran malah ngelunjak!,"

"Gue gampar ye udah gue kasih saran malah ngelunjak!,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketua Rohis [Jenkai Local] (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang