“Atau barangkali --..”. Selena menjeda kalimatnya dengan mata yang semakin tajam membalas tatap mata kekasih Ibunya. “Barangkali ada sesuatu yang terjadi, yang mendorong Ibu mengambil keputusan gegabah dalam menerima lamaran Paman..?”.
Minhyun melepaskan tawa sumbangnya menanggapi praduga yang bersarang di kepala Selena. Meski sebelumnya ia juga memiliki praduga serupa mengingat beberapa hal yang membuatnya tidak yakin bahwa Luhan benar-benar mencintainya. Namun karena rasa cinta yang terlampau besar, ia sekuat mungkin mengenyahkan prasangka-prasangka negatif yang selalu berhasil menyakiti hatinya tersebut.
“Selena terlalu jauh berpikirnya..”. Seperti kehilangan banyak kosa kata untuk memberi jawaban layak untuk mengimbangi Selena agar praduga tersebut menyelam ke dasar yang tak terlihat.
“Bagaimana keadaan Ibu sewaktu menghubungi Paman ketika mengatakan bahwa Ibu bersedia menikah dengan Paman..?”.
Ingatan Minhyun berkelana pada memori yang tersimpan beberapa minggu lalu saat Luhan menghubunginya. “Paman tidak terlalu mengerti apa yang Selena maksud. Tapi waktu itu Ibu Selena mengatakannya dengan suara yang lembut..”.
“Apa suara Ibu serak..?”.
Minhyun mengangguk sedikit kaku.
“Apa tempo bicara Ibu cepat..?”.
Minhyun juga mengangguk dengan isi kepala yang mulai waspada.
“Ahh.. berarti benar dugaan Selena..”. Menjentikkan jari setelah kepingan-kepingan praduganya mulai utuh ia kumpulkan menjadi satu praduga yang sempurna.
“Maksud Selena..?”. Minhyun masih belum menangkap maksud gadis cantik yang akan menjadi anaknya di masa depan tersebut.
“Paman ingat tidak hari apa Ibu menghubungi Paman saat mengatakan bersedia menikah dengan Paman..?”.
“Hari kamis..”. Minhyun tidak memiliki petunjuk mengenai apa yang Selena pikirkan dengan mengurai banyak pertanyaan untuknya.
“Hari kamis sore menjelang matahari tenggelam tanggal 20, bukan..?”.
Minhyun mengangguk, dugaan Selena begitu tepat. Dan pertanyaannya bagaimana gadis di depannya tahu detail waktunya dengan tepat?
“Itu adalah hari kepindahan Selena ke kota kecil ini dan waktu itu Ibu berbincang dengan Ayah..”.
“Lalu..?”. Minhyun bertanya tidak mengerti dengan keadaan hati yang cemburu setelah mengetahui bahwa Luhan telah memliki waktu untuk bertukar kata dengan Sehun.
“Selena cukup tidak mengerti apa yang Ayah dan Ibu bicarakan waktu itu. Tapi Selena sedikit mendengar bahwa Ibu menangis dan berteriak kala itu. Selena yakin pembicaraan mereka cukup dalam hingga membuat emosi Ibu tak terkendali lalu memilih memutuskan menerima lamaran Paman dengan gegabah..”.
“Jadi maksud Selena, Ibumu menerima lamaran Paman Minhyun setelah bertengkar dengan Ayahmu..? Lalu apa hubungannya..?”.
“Ibu marah pada Ayah, makanya melampiaskan amarahnya dengan cara menerima lamaran Paman Minhyun dengan tujuan membuat Ayah marah. Ayah mungkin waktu itu mengajak Ibu untuk kembali bersama, namun ditolak dengan tegas oleh Ibu karena mungkin Ibu masih sangat marah mengingat Ayah menikahi wanita lain selepas mereka bercerai. Sebagai pembalasan dendam pada Ayah, Ibu melakukan hal yang sama yaitu menerima lamaran Paman Minhyun agar Ayah merasakan patah hati serupa seperti yang Ibu rasakan dulu. Mengerti kan maksud Selena..?”.
“Paman mengerti, dan itu pemikiran yang tidak masuk akal Selena. Ibumu sudah tidak mencintai Ayahmu. Mereka sudah berpisah jarak dan waktu selama sebelas tahun lamanya..”.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soleluna-PDF (HunHan GS)
FanficCerita Ke-enam (TAMAT) Keyakinanmu tumbang menjadi padanan takdir yang bernama dusta. Mengubah mimpiku menjadi jagat yang celaka. Mengundang selisih bertajuk peperangan antara hati dan logika. Kenaifan yang mengubah kita menjadi nebula, membawa pula...