Krist membuka matanya perlahan-lahan, ia menatap langit-langit dan sadar bahwa itu bukan kamarnya. Krist mencoba untuk bangun dan memandangi segala sisi ruangan. Disudut ruangan ada sebuah bingkai foto besar, foto New dan orang yang tidak dikenal oleh Krist, mungkin saja itu suami New.
"Apa ini kamar Phi New? Kenapa aku ada disini?" Batin Krist dengan memandangi foto itu.
"Kau sudah bangun?" Ucap New yang baru saja masuk ke kamar dengan membawa nampan makanan dan segelas susu.
"Apa ini kamar Phi New? Kenapa aku bisa disini?" Tanya Krist dengan ekspresi bingung.
"Iya. Kau tadi pingsan didepan pintu kamarku, jadi aku membawamu kesini."
Krist ingat, ia tadi ingin meminta obat sakit kepala kepada New sehingga ia mengetuk pintu kamar New, namun setelah itu ia tidak ingat apapun.
"Oh iya phi, tadi aku ingin meminta obat sakit kepala padamu. Akhir-akhir ini kepalaku sering pusing dan juga aku mudah lelah." Keluh Krist.
"Krist.. eum.. jika aku ingin kau melakukan sesuatu apa kau mau?" Ujar New sambil memainkan tangannya sendiri.
"Selama aku mampu akan aku lakukan phi." Krist tersenyum melihat New.
"Bisakah kau pakai ini?"
New memberikan sebuah alat yang masih terbungkus kemasannya, Krist mengambilnya dan sontak terkejut setelah tau apa yang diberikan New padanya.
"Phi ini..."
"Coba pakailah Krist, aku hanya ingin memastikan." Ucap New.
"Phi tapi aku ini laki-laki, tidak mungkin aku--"
"Itu sebabnya aku ingin kau memakainya untuk memastikan bahwa diagnosisku salah." New mencoba meyakinkan Krist.
"B-baiklah phi." Krist ragu, namun ia tetap menuruti perkataan New. "Tapi aku tidak tau cara memakainya."
"Kau bisa baca dibalik kemasannya, disitu dijelaskan cara pemakaiannya."
Krist mengangguk kemudian membaca aturan pakai dibalik kemasan. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi dan melakukannya sesuai intruksi dikemasannya.
Selesai melakukannya Krist keluar dan menemui New. "Phi New aku sudah selesai, apa hasilnya phi?" Krist menyodorkan benda itu pada New.
Beberapa menit kemudian hasilnya keluar dan ya, diagnosis New ternyata benar. "Krist.." panggil New dengan ragu.
"Bagaimana phi?" Tanya Krist penasaran.
"K-kau benar hamil."
"Tidak! Tidak mungkin phi, aku ini laki-laki tidak mungkin bisa hamil, sini aku mau lihat."
Krist merebut testpack dari tangan New dan melihatnya. Ternyata benar, benda itu mengeluarkan dua garis merah yang artinya positif. Tangan Krist bergetar hingga menjatuhkan testpack itu ke lantai, nafasnya memburu dan kakinya terasa lemas, seketika tubuh Krist jatuh terduduk.
"Tidak mungkin." Ucap Krist lirih dan air matanya mulai mengucur deras.
"Krist kau tidak apa-apa?" Tanya New sambil berjongkok memegangi pundak Krist.
"Phi New katakan padaku bahwa alat itu salah, aku tidak hamil kan phi? Itu semua pasti salah, aku tidak percaya." Ucap Krist dengan menangis tersedu-sedu.
"Krist tenangkan dirimu." New memeluk Krist dan mengusap pundaknya berkali-kali.
"Phi New ini tidak mungkin.." suara Krist sangat pelan.
"Krist semuanya akan bak-baik saja, tenangkan dulu dirimu. Kamu tidak boleh stres itu akan berbahaya karena kandunganmu yang masih sangat lemah."
"Aku tidak peduli, aku tidak menginginkannya." Ucap Krist ingin memukul perutnya namun ditahan oleh New.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockholm [Singto X Krist]
Fanfic[COMPLETED] Warning NC (21+) 🔞🔞🔞 Krist tau bahwa ini akan terdengar sangat bodoh, tapi Krist tidak peduli. Krist benar-benar jatuh cinta pada orang yang telah menculiknya. Meskipun ia disakiti, dihina, bahkan direndahkan, tapi hati Krist tetap ya...