Chapter 26

3K 256 57
                                    

Sudah satu bulan lebih setelah persidangan Jack dan Nan, Singto dan Krist kembali lagi ke Hokkaido. Sesuai dengan rencana awal, mereka berdua memutuskan untuk menetap di Hokkaido dan memulai hidup baru bersama. Krist tidak keberatan, karena ia sangat menyukai tinggal di negeri sakura itu.

Perusahaan Sangpotirat Group akhirnya diambil alih oleh keluarga Ruangroj dan dikelola oleh Tay dan Off, namun Singto tidak mengubah kepemilikan perusahaan itu. Sangpotirat Group masih atas nama Krist dan jika nantinya Krist sudah siap maka perusahaan itu akan dikembalikan lagi oleh Singto.

Krist juga berniat untuk melanjutkan studinya yang tertunda, ia berencana untuk mengambil jurusan ekonomi di salah satu universitas di Hokkaido setelah anaknya lahir. Singto juga mendukung apa yang di rencanakan oleh Krist, sebagai penebusan kesalahannya karena telah menculik Krist dan menghambat pendidikannya.

Mungkin tinggal beberapa hari lagi anak Krist akan lahir ke dunia. Mereka sudah berkonsultasi dengan dokter beberapa hari yang lalu, dokter mengatakan bahwa Krist akan melahirkan secara caesar karena lubangnya terlalu sempit untuk melahirkan bayi. Apapun itu Krist setuju, asalkan anaknya lahir dengan selamat dan sehat.

Krist sudah tidak sabar menantikan kehadiran buah hatinya dengan Singto. Ia selalu bertanya-tanya, apakah anaknya mirip dengannya atau dengan Singto? Apa anaknya perempuan atau laki-laki? Apa nama yang cocok untuknya nanti? Krist selalu tersenyum memikirkan itu.

Hari ini Krist mengajak Singto untuk berbelanja perlengkapan bayi di mal, namun Singto masih sibuk dengan anak buahnya di markas. Sangat menyebalkan. Padahal Krist sudah siap dari satu jam yang lalu dan ia sudah tidak sabar memilih barang-barang bayi untuk anaknya.

Krist ingin mengambil minum didapur namun tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit, Krist tidak tahan hingga ia langsung mendudukkan dirinya di sofa. Terlihat ada air yang merembes dan membasahi celananya. Krist berteriak kencang karena tidak tahan dengan sakit diperutnya.

"Aarrrghh."

Seketika bodyguard yang berjaga terkejut dan langsung menghampiri Krist yang sudah meremas kemeja yang digunakan hingga kusut. Salah satu bodyguard berlari ke markas untuk memanggil Singto.

"Maaf tuan besar, tuan Krist sedang kesakitan."

"Apa?"

Singto segera berlari menghampiri Krist dengan panik. Setelah sampai rumah ia melihat Krist yang sudah duduk dilantai dengan menangis memegangi perutnya.

"Cepat siapkan mobil!"

Singto semakin panik melihat keadaan Krist yang seperti itu, lantai basah karena air ketuban Krist yang sudah pecah. Singto kemudian menggendong Krist dan membawanya ke rumah sakit.

Dalam perjalanan Krist berteriak, merancau, menangis yang membuat Singto begitu khawatir.

"Kit tenanglah."

"Tenang pantatmu! Ini sakit arrgh, ini semua karena kau, kau yang memperkosaku sialan! Aku membencimu Singto! Setelah ini jangan harap kau bisa menyentuhku! Pergi kau!"

Rancau Krist dengan menahan sakitnya, bahkan beberapa kali ia menjambak rambut Singto dan memukul wajahnya. Sedangkan Singto hanya pasrah, ia menerima semua yang dilakukan Krist padanya.

Setelah beberapa menit mereka sampai di rumah sakit. Singto mendatangi dokter kandungan Krist dan memintanya untuk segera menangani pria manisnya. Singto dimintai persetujuan operasi terlebih dahulu oleh suster, dengan segera Singto langsung menanda tanganinya.

"Tolong selamatkan kekasih dan anak saya dok." Ucap Singto menggunakan bahasa jepang.

"Kami akan berusaha semampu kami tuan." Kata dokter.

Stockholm [Singto X Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang