Byyuurr!!
"Aakh"
"Bangun pemalas!!! Aku tak menggajimu untuk tiudr sampai siaang!!!" Bentak seorang pria tampan lengkap dengan setelan baju jasnya.
"Uhhuk akh, m-maaf tuan." Sahut seorang pria manis dengan berintih.
Pria manis itu Krist, yang sekarang menjadi salah satu maid di salah satu mansion kongmerat di sana.
"Ini sudah jam berapa bodoh?!! Cepat bangun!! Aku tak akan membayarmu kalau kau malas malasan seperti ini terus bodoh!!"
Pria yang membentak Krist, adalah Singto. Seorang kongmerat dengan kekayaan yang melimpah. Seorang CEO terkenal di berbagai penjuru negara bahkan sudah sampai di luar benua.
Namun, siapa sangka ia juga adalah seseoarang yang sadis. Seorang ketua mafia di dunia gelapnya. Yah seperti saat ini, sisi gelapnya keluar.
"M-maaf tuan, maaf."
"Aku bukan memintamu untuk minta maaf!! Cepat bekerja!!"
"Maaf tuan, t-tapi saya rasa saya sedang sakit." Lirih Krist.
"Apa katamu?! Lalu kau mau apa?! Apa harus aku memanggil dokter pribadi, begitu?!"
"Ti-tidak tuan. Maaf."
"Diam dan cepatlah bekerja!!"
Krist segera bergegas keluar sebelum Singto memaki dan memukulnya lagi. Ia bergegas menuju dapur dan membantu maid yg lain mencuci piring dan menyiapkan lainnya juga.
Sedangkan Singto menatap tajam ke arah Krist. Memang pria manis itu terlihat pucat, bahkan sesekali maid yang lainnya menanyakan kondisinya. Dan hanya dijawab senyuman kecil terpaksa dengan anggukan lemah.
Entah mengapa hanya Krist yang paling dianak tirikan disini. Tapi memang Krist maid yang paling aneh disini menurut Singto.
Pergi malam, pulang agak terluka, paling sedikit lebam, bangun agak siang bahkan hampir setiap hari wajahnya pucat. Singto heran akan hal itu.
Semakin diperhatikan Krist seperti mulai kehilangan kendali. Dengan kesadaran yang tinggal sedikit lagi, Krist segera menjauh dari situ, agar tak dilihtat orang orang. Namun Singto tau itu.
Dan benar saja, Krist pingsan di dekat kolam renang disana. Singto yang mengekorinya agak kaget. Segera ia dekati Krist yang pingsan disana.
"Hey, hey! Hey!! Bangun bodoh!!"
Namun tak ada jawaban. Wajah Krist makin melemah. Singto mengecek nadi dan jantung Krist yang agak eerr melemah?
Singto mengangkat Krist ala brindal style lalu membawanya ke kamar Krist. Direbahkannya perlahan lalu menelpon dokter pribadinya.
"Huhh menyusahkan!"
Berselang beberapa waktu, seorang dokter pribadi Singto datang. Nammon. Salah satu dokter terbaik di kotanya.
"Ada apa kawan?" Tanya Nammon.
"Kau lihatlah sendiri! Urus bocah itu!" Perintah Singto sambil menunjuk Krist yang terbaring lemah.
"Baiklah."
Nammon mendekati Krist. Ia meletakkan stetoskop di dada Krist. Memeriksa nadinya. Sesekali menekan perut Krist dari luar.
Entah mengapa...
Singto tak suka
"Sing? boleh aku periksa tubuh dalamnya?"
"Apa yang mau kau lakukan?!"
"Hey tenang, aku tak akan melecehkannya astaga. Aku mau mengecek tubuhnha. Sepertinya dia punya banyak luka dan lebam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE OF A MILION LOVE STORIES (LGBT AREA!)
Short Story@humanz10 Hanya beberapa kumpulan beberapa shoot story tentang lgbt/str8. isinya campur, tapi kebanyakan bl. mohon jangan salah lapak yah.