on the rooftop (singtokrist)

103 10 4
                                    

Hujan baru saja reda. Seperti biasa, aku ke rooftop kampus yang ku cinta ini. Memang cuacanya dingin, jadi aku memakai pakaian hangat.

Ku langkahkan kakiku menaiki tangga menuju rooftop. Satu langkah lagi dan tinggal membuka pintu lalu aku sampai.

Ceklek...

Deg

Siapa orang ber jaker merah itu? Kenapa dia tumben disini? Huhfhh padahal aku hanya ingin menenangkan pikiranku dari orang orang itu. Dengan rokok tentunya.

Kadang aku heran, apa orang orang tidak lelah hanya untuk berbicara dengan orang? Padahal beradu mulut juga melelahkan. Sangat. Tapi kenapa orang orang malah terlihat senang? Atau aku yang aneh?

Beginilah nasib intrivert seperti aku. Aku akan lelah jika terlalu banyak brrinteraksi dengan orang lain. Disaat yang lain punya sahabat, aku hanya sendiri. Kadang aku berharap mempunyai sahabat karib juga, atau kekasih mungkin? Aahh tidak, yang terakhir itu kejauhan.

Kulangkahkan kakiku untuk mendekat ke bocah berjaket merah itu. Kurasa dia tak menyadari kehadiranku disini. Aku mendekat sampai berdiri tepat di sampingnya. Rupanya dia memakai earphone. Kusentuh bahunya pelan.

"Hei" ucapku mencoba menyapa.

Kulihat dia mulai menyadariku, ia membuka earphonenya lalu berbalik kearahku.

Degg

Apa ini? Dia laki laki kan? Kenapa dia begitu indah? Wajah imut itu, bibir tipis yang imut, ingin rasanya ku emut bibir imut itu. Dan lesung pipi itu, usghh menggemaskan, ahh jangan lupakan matanya yang cantik itu. Ahhh kenapa rambutnya di begitukan si ach dia semakin imut.

Tunggu tunggu....

Apa yang aku pikirkan?

Aaarghh sadarlah Singto! Dia laki laki!

"Em.. permisi? Khun? Khun? Halo?!" Ujarnya sampai membuat lamunan ku sirna.

"A-ap- ah iya?" Tanya ku gelagapan.

Sial, semoga aku tak ketahuan.

"Maaf apa aku menanggumu? Kalau begitu aku akan turun sekarang"

Dia sudah siap siap untuk pergi. Heyy apa semenyeramkan itu kah aku? Apa aku kurang tampan? Aku rasa aku sudah sangat tampan.

"E-ehh tunggu... k-kau tidak menganggu kok, a-aku tadi hanya ingin menyapa hehe" ku garuk tengkuku yang tak gatal saat berujar begitu.

"Wahh syukurlah. Aku pikir kau akan marah." Ujarnya dengan nada lega.

Canggung.

Kenapa tiba tiba canggung begini si?!

Aksksjsks bagaimana caranya aku berbasa basi dengannya?! Asrghh Tuhan toling bantu akuuu T^T

"Ngomong-ngomong, khun sedang apa disini?" Tanyanya, sepertinya dia tak suka keheningan.

"Ah, itu.. aku baisanya kesini untuk refreshing otak. Atau merokok juga" jawabku agak gugup.

Yang benar saja. Kenapa aku ini? Perasaan apa ini? Apa ini love first sigh? What?! Hell no! Singto sadarlah!

"Oowh, maaf ya aku mengganggu ketenanganmu. Aku sebenarnya pindahan baru,kelasku sudah selesai tapi tadi aku ingin mencari toilet tapi malah ke toilet atas, jadilah aku sekalian ke rooftop hehe" jelasnya panjang lebar disertai kekehan gemas diakhir kalimatnya.

Ahh, dia tersesat rupanya. Dari cara bicaranya sepertinya dia anak extropert. Tapi kenapa dia tak meminta bantuan temannya?

"Uemm, kenapa tidak minta bantuan temanmu?" Tanyaku.

ONE OF A MILION LOVE STORIES (LGBT AREA!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang