Hari ini adalah hari senin, hari yang paling di benci oleh siswa-siswi. Hari di mana mereka berbaris di lapangan dan mendengar amanat yang panjang kali lebar.
Di dalam kamar kirana, terlihat kirana dan para sahabatnya sedang bersiap-siap.
"Oh iya, Kir semenjak Putri sama Edo di penjara kita ga pernah jenguk mereka," ucap Jesica.
"Ngapain juga jenguk mereka, buang-buang waktu aja," jawab Hera sambil memasang sepatunya.
"Jangan begitu, biar gimana pun Putri pernah jadi sahabat kita," ucap Kirana.
"Gw bingung sama lu kir, tau ga sih gw pernah sampe mikir. Hati lu terbuat dari apa," jawab Jesica.
"Malas banget gw akuin si Putri sahabat," ucap Tika.
"Udah lah terserah kalian aja, yang penting gw udah nasehatin tadi. Terserah kalian mau terima nasehat gw atau engga," ucap Kirana.
"Yok berangkat ingat hari ini hari senin," lanjut Kirana.
"Ayok," jawab mereka kompak.
Mereka ber-empat jalan menuruni tangga satu persatu. Sampai di anak tangga terakhir mereka berhenti.
"Morning all," ucap mereka kompak.
"Morning too," jawab bunda dan ayah.
"Sini sarapan dulu," ucap ayah yang sedang memegang sandwich.
"Sarapan dulu biar ga pingsan pas upacara," ucap bunda.
"Iya bunda," jawab mereka.
Mereka ber-empat pun jalan menuju meja makan dan duduk di kursi yang telah di sediakan.
"Oh iya, ayah nanti Kirana mau nginap di rumah Jesica," ucap kirana setelah minum susu.
"Ceritanya kalian ganti-gantian gitu," jawab Ayah.
"Iya ayah," ucap Jesica.
"Boleh kan," ucap Kirana yang sedang memegang sandwich.
"Boleh ko, asal jangan macam-macam aja kalian," jawab Ayah.
"Nanti pulang sekolah kita mau jenguk Putri di penjara, boleh kan ayah," ucap Kirana.
"Kalian yakin," ucap Ayah.
"Yakin ayah," jawab mereka kompak.
"Ya udah, nanti ayah kirim alamat kantor polisinya," ucap ayah.
"Sekarang kalian sarapan kalo udah selesai langsung ke sekolah, no bolos oke, ayah berangkat duluan," lanjut ayah.
"Oke ayah," jawab mereka termasuk bunda.
"Assalamualaikum," ucap ayah.
"Waalaikumsalam," jawab mereka.
"Hati-hati ayah," ucap Kirana.
Setelah pamit tak pula juga ayah mencium kening bunda, setelah itu ayah berjalan menuju ounti utama sedangkan kirana dkk dan bunda melanjutkan sarapannya.
"Bunda kita udah selesai," ucap Tika.
"Pamit berangkat ke sekolah dulu bunda," ucap Kirana.
"assalamualaikum," ucap mereka.
"waalaikumsalam," jawab bunda.
Setelah mengucapkan salam mereka jalan menuju pintu utama sedangkan bunda membantu Bi Ijah membersihkan meja makan.
Sesampainya di garasi Kirana dkk langsung masuk ke dalam mobil.
Perlahan mobil mereka pergi meninggalkan rumah Kirana.Sepanjang jalan mobil mereka rame karna perdebatan unfaedah Jesica dan Hera.
"Bisa ga sih, kalian sehari aja ga usah ribut," ucap Tika.
"Dia duluan Tik, masa kuas kutek gw di patahin," ucap Jesica.
"Kan udah gw bilang tadi ga sengaja ke injak pas jatuh," ucap Hera.
"Sama aja, intinya lu harus ganti," ucap Jesica.
"Ogah banget gw ganti, mending uangnya buat beli pizza," ucap Hera.
"Ya ga bisa gitu dong, kan lu salah jadi harus tanggung jawab," ucap Jesica.
"Mana itu kutek mahal, jahat banget sih lu," lanjut Jesica.
"Oke nanti gw ganti, puas lo hah," ucap Hera ngegas.
"Kalo ga ikhlas ga usah, engga papa," ucap Jesica.
"Jes gw ikhlas, ikhlas lahir batin," jawab Hera.
"Udah debatnya ?," tanya Kirana.
"Udah," jawab Hera dan Jesica barengan.
"Ayok turun dah sampe," ucap Tika.
"Iya," jawab mereka kompak.
Kirana dkk turun dari mobil dan berjalan dengan anggun di koridor. Banyak pujian yang mereka dapatkan dan ada pula yang melontarkan kebencian.
Namun itu hanya di anggap angin lalu oleh mereka. Sesampai di kelas mereka duduk di bangku masing-masing. Sambil menunggu bel upacara mereka bergosip ria.
Kring... kring.... kring...
"Kepada seluruh siswa, di harapkan untuk ke lapangan segera karna ucapara akan di mulai," ucap Fajar sang ketos DIS.
Sang ketos yang memiliki parah ganteng dan juga manis. Memiliki warna kulit yang tak putih dan juga tak hitam. Tak jarang para warga sekolah menjodoh-jodohkan ia dengan Dinda sang waketos.
Setelah mengumumkan itu ia berjalan menuju seorang perempuan cantik yang sedang berbincang dengan petugas upacara.
"Gimana Din, udah siap semua belum," ucap Fajar.
"Udah ko, tinggal tunggu mereka yang belum baris aja," jawab Dinda.
Waketos DIS, memiliki sifat yang ramah dan kalem. Sifatnya yang kalem membuat banyak para kaum adam yang tertarik dengannya. Memiliki kulit yang putih, bersih dan terawat, ia juga memiliki rambutnya yang panjang. Rambut yang selalu ia ikat dengan berbagai model di setiap harinya.
Setelah mengatakan itu, Fajar dan Dinda jalan beriringan menuju barisan kelas mereka.
"Oke, nanti setelah pulang sekolah kita adain rapat," ucap Fajar.
"Rapat apa," tanya Dinda.
"Kita mau bahas acara promnight," jawab Fajar.
"Kakel kita bentar lagi mau lulus dan minggu depan mereka akan mengafakan UN," lanjur Fajar.
"Oh iya, aku lupa," ucap Dinda tak lupa ia menunjukan senyum manisnya.
"Engga papa, ya udah gih baris di barisan kelas kamu," ucap Fajar.
"Kalau gitu aku baris dulu ya, see you," ucap Dinda.
"See you too," jawab Fajar.
Upacara di mulai, semua murid berbaria rapi di lapangan. Terik matahari tak menghalangi semangat para petugas ucapara. Semua berjalan dengan lancar, dan kini saatnya amanat ucapacara.
"Ya elah, kenapa harus kepsek sih," ucap Jesica.
"Alamat jadi ikan kering kita" saut Tika.
"Capek berdiri," ucap Kirana.
"Panas banget sih," ucap Hera.
"Ngeluh terusss," ucap Bayu.
"Diam dengerin noh si kepsek ngomong," ucap Kelvin.
"Iya iya," ucap Kirana dkk.
*
*
*
*
*
*
*
*
*See you, ketemu di part selanjutnya 😉
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Jangan lupa vote dan komen. Karena vote dari kalian sangat berharga bagiku👉👈

KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana's Life [ʟᴇɴɢᴋᴀᴘ]
Teen FictionCover by ©Pinterest "Ups ada geng alay lagi kumpul," ucap Putri sambil berdiri di samping meja Kirana dkk dan Davin dkk. "Ada suaranya tapi ga ada wujudnya, ihh serem masa kuntilanak muncul siang bolong sih," ucap Daffa. "Hmm alay yah, gini-gini kit...