Mentari kembali muncul menyinari luas nya langit. Warna langit yang biru dan gumpalan awan yang banyak membuat langit semakin indah ."Morning yah,Bun," sapa Kirana.
"Morning too sayang," jawab mereka kompak.
"Sebentar lagi hari ulang tahun sekolah, apa akan ada acara seperti tahun-tahun sebelumnya yah?, Tanya Kirana kepada Gavin sambil berjalan menuju kursi.
"Iya akan ada acara, rencananya ayah hari ini datang ke sekolah untuk rapat dengan guru-guru," jawab ayah.
"Kalo tau akan ada rapat, mending Kirana ngedrakor ajaa,"gumam kirana setelah duduk di kursi.
"Ayah dengar Kirana," sahut ayah.
"Maaf atuh," ucap Kirana sambil tersenyum lebar.
"Berangkat bareng ayah aja ya," tawar ayah.
"Oke yah," jawab Kirana.
Sarapan pun berjalan dengan tenang dan hikmat.
"Alhamdulillah kenyang, jangan minta makan lagi ya nak," lirih Kirana.
"Nak? Kamu hamil Kirana, siapa yg hamilin kamu jawabbb," murka ayah membuat Kirana kaget akan suara ayah.
"Astagfirullah, istifar yah ga mesti emosi," ucap bunda memenangkan ayah.
"Apaan sih ayah, orang Kirana ngomong sama cacing-cacing di perut," ungkap Kirana.
"Ya Allah, untung ayah ga ada riwayat jantung coba kalau ada, mungkin sudah mati berdiri," ucap ayah.
"Makanya ayah, jangan langsung emosi tanya dulu baik-baik Sama anaknya," kata bunda dengan intonasi yang lembut.
"Iya bun, ayah ga akan begitu lagi," jawab ayah sambil mencium kening bunda.
"Astagfirullah, mata Kirana ternodai," kata Kirana.
"Hahaha, makanya cari cowok," jawab ayah.
"Cowok lagi cowok lagi, pusing Kirana dengar nya, ga ayah ga bunda sama aja," ujar Kirana.
"Jangan-jangan ga ada yang mau sama kamu lagi," kata bunda.
"Bunda, ya Allah sama anak sendiri gitu amat," sahut Kirana.
"Udah-udah, ayo sayang kita berangkat aja, lagian udah mau siang nih," ucap ayah berusaha melerai berdebat ku dengan bunda.
"Ayo yah, keburu cogan-cogan datang," ucap Kirana.
"Cogan ?," Tanya ayah.
"Cowok ganteng ayah, gini nih kalo manusia purba hidup di zaman modern," ucap Kirana.
"Astagfirullah, bukan anak saya," jawab ayah, kemudian mereka tertawa bareng.
"Ayah bahagia liat kamu tertawa lepas seperti ini," batin Gavin, saat melihat Kirana tertawa lepas tanpa beban.
Jalanan yang ramai akan kendaraan yang berlalu lalang, membuat Kirana tidak bosan menatap keluar jendela mobil.
"Kirana," panggil ayah.
"Iya ayah," jawab Kirana dengan lembut.
"Kirana sudah kelas 11 semester akhir, sebentar lagi akan naik kelas 12, apa sudah di pikirkan Kirana mau kuliah di mana ?, Tanya ayah.
"Belum ayah, Kirana masih bingung mau kuliah di mana. Di satu sisi Kirana mau kuliah di luar negeri tapi di satu sisi lagi Kirana ga mau jauh dari ayah dan bunda," jawab Kirana.
"Kalo emang Kirana mau di luar negeri ya gak papa, itu berarti Kirana harus belajar dengan giat agar bisa di terima di kampus yang Kirana mau," ucap ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana's Life [ʟᴇɴɢᴋᴀᴘ]
Novela JuvenilCover by ©Pinterest "Ups ada geng alay lagi kumpul," ucap Putri sambil berdiri di samping meja Kirana dkk dan Davin dkk. "Ada suaranya tapi ga ada wujudnya, ihh serem masa kuntilanak muncul siang bolong sih," ucap Daffa. "Hmm alay yah, gini-gini kit...