Dalam sebuah kamar minimalis,suara alarm terdengar begitu riuh membuat gundukan dalam selimut bergerak gusar. Sebuah tangan terulur mematikan jam itu dalam sekali tekan. Senyap seketika. Sejenak gundukan itu menggeliat kiri dan kanan.
Sedetik kemudian sosok yang asik tertidur itu langsung terbangun dengan wajah panik.
"Astaga aku lambat!" Dengan segera ia berlari menuju kamar mandi membersihkan diri. Begitu cepat hingga hanya memakan waktu beberapa menit saja.
Sebuah Hoodie Jumper,celana training,dan topi mulai terpasang rapih di tubuhnya. Sepatu kets hitam menghiasi kakinya yang cukup besar. Dengan langkah cepat ia keluar dari kamarnya.
"Hoseok!" Panggil Junho yang tengah menyiapkan sarapan. Lelaki setengah baya itu tersenyum hangat sementara wanita disampingnya terlihat membuang muka saat melihat Hoseok.
"Pagi pa,ma." Sapa Hoseok pada Junho dan Jihan. Matanya sedikit menelisik mencari sosok Shinhwan yang akhir-akhir ini jarang sekali berada di rumah.
"Ayah kamu udah pergi dari tadi.." Ungkap Junho. Ia tahu bahwa Hoseok mencari ayahnya.
"Kemana?" Tanya Hoseok.
"Gak tau. Kamu sini aja sarapan bareng kita!" Ajak Junho namun tiba-tiba saja Jihan bangkit dari tempat duduknya. Berlalu begitu saja membuat Hoseok terdiam. Situasi mendadak aneh. Junho menatap nanar punggung istrinya yang sudah hilang dibalik pintu kamar.
Ia tersenyum getir. Kembali menatap Hoseok dengan sendu. "Ayo,nak. Kita sarapan berdua aja." Tidak tega rasanya melihat Hoseok dicampakkan oleh bibinya sendiri, Junho harus ekstra memberi perhatian pada laki-laki rapuh itu.
"Iya." Hoseok pun mendudukkan bokongnya,bergabung bersama Junho untuk sarapan bersama.
"Kamu mau kerja lagi ya?" Tanya Junho disela kegiatan mereka.
Hoseok menggeleng. "Mau pergi ke agensi. Hari ini hari pertama aku trainee." Jawabnya sembari mengunyah roti.
"Oh,iya. Kan kamu keterima di agensi musik. Kalau gitu kamu harus semangat! Papa yakin kamu pasti bisa meraih mimpi!" Junho menepuk pundak Hoseok pelan. Merasa bangga dengan pencapaian Hoseok. Walaupun ini masih langkah awal,tapi ia berharap apa yang anak itu impikan segera terwujudkan.
"Makasih pa."
Hoseok selalu berdoa dalam hatinya untuk memiliki ayah seperti Junho. Betapa tulusnya lelaki itu merawat dan juga membesarkannya hingga sekarang.
Hoseok berjanji pada dirinya sendiri jika nanti kalau ia berhasil meraih mimpinya, Hoseok akan membahagiakan Junho. Yang harus ia lakukan hanyalah bersabar dan berjuang keras.
°°°
Hoseok tersenyum senang melihat ketiga temannya telah berdiri di depan gedung bertingkat. Sepertinya mereka tengah menunggu Hoseok. Langkah kaki laki-laki itu dipercepat guna mendekati teman-temannya.
"Kalian udah sampai rupanya.." Cicit Hoseok.
"Iya dong! Ini kan hari pertama kita! Kamu tumben benget telat!" Celetuk Yora.
"Tadi ketinggalan bus. Kalian udah lama nunggu ya?"
"Gak. Kita juga belum lama kok datengnya." Yebin tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope || J-Hope [NEW VERSION]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] TAHAP REVISI! Hoseok laki-laki kuat. Hoseok tidak mementingkan ucapan orang. Dia hanya pemimpi yang berusaha menggapai apa yang dia inginkan. Sekalipun dunia menghalangi. . "Suatu saat aku akan menjadi seorang penyanyi"...