Bag 2

33 7 6
                                    

Pernahkah sebuah rasa  kagum datang tanpa meminta izin? Tentu bagiku pernah, namun mengapa perasaan yang datang ini dekat sekali dengan kata terlambat. Why?

Usai sudah Zahira berkemas dan mengunci pintu kelas, kini Zahira menghampiri Eliza dan Fella ke kantor untuk sedikit merebahkan badan mereka. Ali yang sembari dari tadi mengikuti Zahira juga berada di sana.


 "Napain si? Antum kan pulang seharusnya" Kata Zahira dengan kesal

 "Ya Alloh di usir, salah ku apa si ra? " Tanya Ali  

"Iya antum loh, di sini kita tuh mau bersenang-senang tanpa adanya lelaki, tapi masih aja antum ganggu" Kata Eliza dengan bar bar

 "Nenek mampirnya mulai ngomel mending pergi lah" Kata Ali dengan bercanda "Awas ya tadz! 

" Kata Eliza dengan kesal Zahira dan Fella yang melihat kehadian tersebut tertawa tipis karena Eliza yang melempar sepatu namun tidak mengenai ustadz Ali yang telah beranjak pergi menggunakan motornya. 

 "Lagian elu sabar banget si sama Ali, orang ngeselin gitu di deketin" Kata Eliza dengan kesal

 "Karna cinta mba, kalau gak cinta Zahira juga gak akan kaya gitu deh" Kata Fella

 "Ngawur banget, mana ada gitu. Lagian tiap hari aku marah terus malah nanti ujung ujungnya juga baikan lagi" Kata Zahira

"Nah itu dia begitu" Kata Fella

"Ya cuma bisa ngikutin alur deh" Sahut Zahira

"Tapi emang kamu ikhlas kalau misalnya tiba tiba nih si Ali itu bakalan pergi?"

"Mau gak mau ya harus ikhlas gak si" Kata Zahira

"Terpaksa ya ikhlasnya, aku juga dulu gitu waktu SMP udah punya mantan aja haha" Kata Eliza dengan tertawa

"Wih, berapa tuh mba?" Tanya Fella

"Satu lah"

Awalnya Eliza masuk ke SMP yang bukan satu lingkup dengan pondok. Maka dari itu Eliza lebih mengetahui pengalaman anak anak di luar sana di bandingkan anak anak pondok. Namun syukurnya Eliza dapat menyelesaikan MA nya dengan lancar.

"Sekolah di sini enak gak mba?" Tanya Zahira dengan iseng

"Enak enak aja si" Jawab Eliza

"Kenapa tuh?" 

"Anaknya masih polos polos jadi bahas apa aja juga gak terlalu brutal kaya anak di luar"

"What! brutal gimana maksudnya?" Tanya ku yang heran dan kebingungan

"Udah gak usah di bahas, kalian gak paham"

"Eh ra, btw kamu udah jarang sama Amel kenapa?" Tanya Fella

"Aku cape kek kasih dia effort tapi dianya gitu, bukannya aku berharap dengan balasan dia yang lebih. Tapi jujur aku capek, dianya kek biasa biasa saja" Jelas Zahira

"Gak punya hati emang tuh anak masih terlalu bochil" Kata Eliza dengan kesal

"Eh jangan bilang gitu mba" Kata Fella

"Gak papa, sekali kali ya mba" Sahut Zahira

Dahulu saat awal masuk ke dalam pendidikan, Zahira sering sekali mengajak Amel untuk berangkat bersama karena rumah mereka yang sejalur. Tak hanya sejalur, tapi mereka juga sama sama di laju dari pondok. 

Hingga semua effort yang Zahira berikan kepada Amel sering sekali tidak di hargai dan menjadi sosok teman yang seenaknya saja terhadap Zahira. Zahira makin hari makin kesal dengan kelakuannya tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk memberanikan diri memilih untuk cut off kepada Amel.

Sandyakala (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang