Bag 3

29 6 4
                                    

https://youtu.be/BYstOTwA3uU

Bagiku di cintai seseorang adalah suatu hal yang buruk,di mana diri ini takut untuk melukainya. Dan bagiku mencintai seseorang yang tidak mencintai diri kita sendiri adalah suatu hal yang berharga, dimana bertahun tahun lamanya rasa ini bisa hadir kembali untuk merasakan cinta yang telah runtuh dan terbangun kembali.

Pada siang harinya setelah beberapa guru kembali ke rumah, kini Zahira,Eliza,Fella,Zahra dan Amel masih fokus stay di sekolah bersama ustadz Ali.

"Ra, tolong masukin nilai rapot yang di sini ke rapot ini" Pinta ustad Ali

"Saya masih ngurusin rapot anak kelas saya tadz, kenapa gak sama antum aja?" Tanya ku

"Saya mau cari KTP wali murid yang datanya masih belum lengkap"

"Dih antum ganggu aja, kalau minta tolong ya sabar tadz. Zahira juga sibuk gak cuma ngertiin antum. Maaf ya saya lancang,karena sejujurnya saya juga pernah di posisi dia dan rasanya gak enak" Kata Eliza dengan emosi

"Oke" Kata Ali dengan memendam kesalnya

"Udah, entar saya bantu antum tapi saya selesain bagian saya dulu"

"Gak usah gak papa Ra, saya bisa sendiri" Katanya sembari pergi keluar

Suasana berubah menjadi hening, tak ada sepatah katapun yang terdengar dari telinga Zahira. Hingga akhirnya Zahira memberanikan diri untuk bertanya sesuatu kepada temannya.

"Kalian balik jam berapa? " Tanya Zahira

"Mungkin sore Ra" Jawab Fella

"Ya udah aku mau nyuci gelas dulu habis itu pamit pulang ya"

"Oke, hati hati"

Saat Zahira sedang mencuci piring di dapur,seperti biasa Ali selalu menghampirinya dan menunggu duduk di sebuah kursi. Dia terlihat aneh akhir akhir ini dengan sikapnya yang tak seperti biasanya kepada Zahira.

"Ra" Panggilnya

"Iya, kenapa?"

"Kamu kenapa?"

"Gak papa"

"Habis ngabdi kamu mau kemana?" Tanya Ali

"Kuliah"

"Ngambil jurusan apa?"

"PBA, Bahasa Arab. Tadinya mau sastra tapi aku gak mau bebanin biaya orang tua"

"Bagus dong bahasa arab"

"Heum, biasa aja. Oiya Zahira ada nasi uduk tolong dimakan ya"

"Makasih"

"Sama sama"

Sejenak Ali terdiam dengan tatapan yang kosong. Tangannya menggenggam ponsel dan satu bingkis nasi.

"Antum kenapa? Sakit?"

"Engga, oiya mau tanya sesuatu ke kamu"

"Silahkan"

"Kamu bisa gak jangan sama saya? Saya ini orang susah yang gak bisa bahagiain orang apa lagi untuk diri sendiri"

"Maksudnya?" Tanya Zahira dengan bingung

"Kamu gak pantas buat saya yang seperti ini. Kita beda, kamu lebih mampu sedangkan saya gak ada apa apanya" Kata Ali

Zahira tersenyum dengan memendam rasa sedih yang mendalam. Matanya mulai berkaca tangannya mengepal di balik badannya, dia merasa Ali tidak pernah perasa bersalah setiap kali bertindak. Bahkan kata maaf pun tak pernah terucap sama sekali dari bibirnya.

Sandyakala (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang