Bag 9

14 2 0
                                    

Dari sinilah aku belajar, betapa pentingnya kedewasaan

Semua manusia bisa menjadi tua dan berkurangnya umur, namun tak semua manusia bisa menjadi dewasa

Bisa kita lihat...
Bahwasanya dewasa bukanlah soal umur, melainkan bagaimana kita bisa menyikapi dalam setiap keadaan

Pagi Harinya Zahira sedang duduk di depan kantin sambil menunggu pesanannya matang. Kali ini dia memesan sebuah mendoan hangat untuk mengganjal perutnya sementara.

"Sudah makan ndo?" Tanya ibu kantin

"Belum bu, kebetulan saya masak nasi di kamar ini tinggal beli sayurnya saja" Jawab Zahira

"Yang lain mana? tumben sendirian"

"Lagi sibuk sama urusannya masing masing bu" Jawab Zahira

"Sudah mulai kuliah si ya"

"Iya begitulah bu"

"Ini mendoannya sudah matang, ini sayurnya totalnya 5000 ya"

"Ini bu uangnya" Dengan memberikan uang

"Makasih ya"

"Sama sama"

Tak lama setelah itu, tiga orang santri mendatangi kantin tersebut usai Zahira kembali berjalan ke kamarnya.

"Pelanggan pertama nih bu" Sahut dari salah satu mereka

"Engga juga, yang pertama itu si mba mba kamar atas tadi kok"

"Oh udah ada yang order duluan ya bu"

"Iya dong" Jawab Ibu kantin

"Kok tumben bu ada mba mba yang udah beli sebelum kita, padahal kita bertiga yang selalu pertama" Katanya

"Yang tinggal di asrama ini itu bukan kalian doang"

"Kalau boleh tau siapa anaknya bu?"

"Kepo, jangan di kasih tau bu. Biasa modus" Kata teman sebelahnya

Tak lama setelah mereka sedikit berbincang, ada segerombolan empat santriwati yang turun dari lantai atas. Tiga santri tersebut sedang menikmati sarapannya, kedua temannya nenatap mereka yang sedang berjalan sembari menyapa ibu kantin.

"Oh"

"Kenapa?"

"Enggak"

Anggra,Aisah,Nurul dan Dini sedang sibuk memesan sayur dan mendoan. Mereka sedikit terdengar ribut dan membuat ketiga santri tersebut ingin cepat cepat menyelesaikan sarapannya dan beranjak pergi.

"Tadi sebelum kalian, ada perempuan datang sendirian itu teman kalian juga?"

"Iya betul bu" Jawab Anggra

"Bu, ini uangnya" Bayar seorang santri

"Makasih ya"

Anggra, Aisah, Nurul dan Dini menatap ketiga santri tersebut hingga pergi memasuki komplek asrama putra.

"Itu mas mas siapa bu?"

"Anggra kepo" Sahut Aisah

"Si Noval,Wildan sama Angga"

"OOOHHHH" Jawab mereka serentak setelah mengetahui namanya

Setelah mereka membeli beberapa sayur dan mendoan yang akan disantap untuk menemani sarapan mereka, tak sengaja mereka melihat Zahira yang sedang duduk di depan kamar dengan telinga yang terpasang oleh earhphone.

"Wihh...Selamat makan" Kata Zahira

Mereka berempat hanya mengacungkan jempol ke arah Zahira. Setelah itu, dia melanjutkan kembali untuk mendengarkan musik. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sandyakala (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang