t i g a

64 10 0
                                    

"Odi, kamu istirahat dulu, sayang. Ini sudah jam tiga, kamu bisa sakit kalau nggak istirahat begini."

"Nggak bisa, Ma. Magenta masih belum ketemu. Kondisinya lagi nggak baik-baik aja, gimana kalau dia pingsan di jalan terus nggak ada yang tolongin? Gimana kalau dia kedinginan terus sakitnya jadi tambah parah?" racau Odi sambil menggigiti kukunya. Frustasi sebab belum ada kabar sama sekali di mana keberadaan Magenta sejak sore tadi. Ditambah lagi, Mama melarangnya untuk keluar lagi menemani Christo dan juga Papa untuk mencari di mana Magenta sekarang berada.

Meskipun orang tua Christo sudah menghubungi polisi untuk meminta bantuan mencari Magenta, namun hingga pukul tiga pagi, nggak ada kabar baik satupun yang Odi terima. Membuat malamnya terasa jadi semakin menakutkan.

"Iya, tapi kamu juga harus istirahat, sayang. Ayo, bobok sama Mama, ya? Nanti kalau Papa atau Christo kasih kabar, Mama janji bakal langsung bangunin kamu."

Baru saja Odi mencari alasan buat menolak bujukan Mama saat telepon genggamnya berdering.

"Gimana, Pa? Magenta ketemu?"

"Ini Christo, Di, pakai ponsel papa kamu. Pulsa aku habis dari tadi buat nelponin mulu."

"Chris, gimana? Magenta udah ketemu?"

"Aku barusan dikabarin om Johnny, kamu jangan kaget ya, plis ada tante kan di sebelah kamu?"

"Kenapa sih? Cepetan ish kamu jangan bertele-tele!"

"Aku cuma takut kamu kaget terus malah pingsan."

"Enggak. Kamu jangan bikin aku kesel ya, Chris! Cepetan kasih tau! Magenta udah ketemu kan?"

"Udah. Ini dia udah di kantor polisi."

"Syukurlah, Tuhan! Dia nggak apa-apa kan?"

"Nggak tau juga, Di, aku masih otw kantor polisi."

"Aku telponin ambulan ya, biar Genta langsung di tanganin dokter."

"Engg...kayaknya nggak bisa semudah itu, Di."

"Hah emang kenapa?"

"Genta di kantor polisi bukan karena diketemuin sama om Johnny - "

"Terus?"

"ㅡ tapi karena dia keciduk lagi pesta miras."

"KOK BISA?"

"Aku juga nggak tau. Tadi katanya Ayah sama Bundanya Genta juga lagi otw ke kantor polisi."

"Jemput aku --"

"Melodi.." Mama yang ikut menguping pembicaraan anaknya langsung menegurnya.

"Aku nggak mau tau, kasih telponnya ke papa aku, PA AKU IKUT KE KANTOR POLISI KALO PAPA NGGAK MAU JEMPUT AKU, AKU MINGGAT SENDIRI SEKARANG!!!"

"Melodi astaga, nak, jangan teriak-teriak gitu!"

"Pokoknya Papa harus jemput aku, sekarang!"

Untungnya, Papa dan juga Christopher datang nggak sampai dua puluh menit kemudian. Melodi yang sudah nggak tenang langsung menggedor pintu mobil begitu mobil putih papanya itu berhenti di depan gerbang rumah mereka. Untung saja, Mama sudah mengunci gerbang rumah terlebih dahulu jadi mereka bisa segera melesat menuju kantor polisi.

Sesampainya di sana, Odi langsung yakin bahwa orang tua Magenta sudah ada di dalam sana sebab mobil sedan mengkilatnya sudah terparkir angkuh di halaman kantor polisi. Tanpa perlu menunggu lagi, Odi berlari memasuki gedung kantor polisi yang dini hari itu sepertinya lebih ramai dari biasanya. Mungkin karena adanya penggerebekan seperti kata Christo tadi? Entahlah. Odi nggak peduli. Yang dia pedulikan sekarang, hanya keselamatan Magenta.

magenta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang