Dia Kayla Lavanya Ainsley, sosok gadis remaja berusia 18 tahun yang harus terpaksa menikah dengan Rakadenza Zayn Haiden sang saudara tiri akibat wasiat papah sambungnya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Semua memang akan terasa mudah jika sa...
Buat yang belum follow aku, ayo buruan follow dulu biar gak ketinggalan informasi cerita ini di wall:)
Suka sama ceritanya? Jangan lupa bantu share yaa❤❤
Chapter ini lebih panjang jadi kasih apresiasi kalian yaa^^
Sudah seminggu setelah Kayla keluar dari rumah sakit. Gadis itu sangat terkejut dengan perubahan drastis sikap Raka padanya. Lelaki itu sangat memperhatikan dirinya dan juga kebutuhannya.
Entah apa alasan dari perlakuan baik Raka padanya yang pasti Kayla begitu menikmatinya. Yah setidaknya Raka menepati janji untuk benar-benar menjalani pernikahan ini dengan sungguh-sungguh.
Tidak ada Gladys ataupun kalimat kasar lagi yang kini menemani hari Kayla dan Raka. Hanya ada lelucon dari Kayla dan tawa dari Raka. Meskipun mereka sudah mulai akrab, tetap saja ada sedikit rasa canggung di setiap waktu saat tengah berdua.
Kadang Kayla berpikir Raka berubah karena tekanan dari kedua sahabat lelaki itu, Namun setiap kali Raka memberikan perhatiannya dia merasa lelaki itu benar-benar tulus dalam melakukannya.
Kayla tidak ingin memperumit semuanya. Dia begitu menikmati harinya akhir-akhir ini dan tidak ingin mempermasalahkan alasan sikap baik Raka. Sekarang banyak waktu yang dia habiskan bersama Raka, Sean, Zion dan kedua sahabatnya membuat hari Kayla tidak lagi se sunyi dulu.
Jika kalian ingin tau salah satu sikap perhatian Raka yang sekarang mulai menjadi rutinitas, yaitu mengantar dan menjemput Kayla bekerja di Cafe. Bahkan disaat hari libur pun lelaki itu mau ikut menemani Kayla bekerja seharian.
Seperti sekarang, Raka turun dari mobilnya sambil memasang senyum manis melambai padanya berjalan masuk ke dalam Cafe berniat menjemputnya.
"Udah siap? Gimana hari ini? Capek gak?" Cecar Raka dengan banyak pertanyaan sambil mengusap peluh di dahi Kayla.
Kayla balas tersenyum tak kalah manis. "Lumayan. Pelanggan hari ini banyak banget"
"Nanti dirumah aku pijitin ya"
Alis Kayla terangkat sebelah dengan pipi bersemu merah. "Gak usah, Ka. Kamu juga pasti capek habis main sama temen-temen kamu. Lagipula besok kita udah mulai ujian akhir sekolah, kamu harus belajar"
"Gak usah ngeles. Bilang aja malu tapi mau" Goda Raka.
"Apasih kamu" Lagi-lagi Kayla dibuat merona oleh lelaki di hadapannya. Dia masih tidak percaya ternyata begini rasanya diperlakukan romantis oleh Raka. Sekarang dia bisa merasakan apa yang dulu Gladys rasakan walau belum sepenuhnya sama.