⚠︎WARN⚠︎
Aku. Lee Felix. Siswa baru di SMA asrama pria kota Incheon. Karna kasus ku di sekolah lama, aku terpaksa harus di keluarkan dan berakhir di sekolah asrama khusus pria ini. Sekeras apa pun aku berlari dari masalah itu, semakin aku tenggelam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Terlentang di kasur nya yang lumayan empuk itu, Hyunjin menatap langit-langit kamar nya. Berpikir bahkan menebak dimana kamar Felix, nomor berapa kamar yang ia tempati, atau sudahkah dia berkemas di kamar nya?
Hyunjin baru selesai mandi dan dia tidak ada pekerjaan untuk malam ini. Tadi nya berniat ikut di permainan Minho, tapi tidak ada barang yang bisa ia taruhkan saat ini. Sebelum Felix datang, Hyunjin kalah telak memainkan permainan simple yang tentunya di kuasai rival nya, Chris. Di permainan semua memanggil nya dengan Bangchan. Si bodoh itu benar-benar berani bermain kotor.
Hingga semakin larut nya Hyunjin dalam pikiran nya, seseorang memasuki kamar nya begitu saja.
"Hyunjin! Aku sudah mengetuk pintu nya lebih dari 3 kali. Apa yang kau mesumkan di sore hari begini?"
Hyunjin bangkit lalu menghela nafas melihat teman baik nya mencari sesuatu di dalam kamar Hyunjin. Belum apa-apa anak ini selalu saja membuat pening kepala Hyunjin dengan memberantakan barang-barangnya.
"apa yang kau cari bodoh!"
Yang Jeongin megangkat benda yang dia cari sedari tadi, palu. Hyunjin memijat pelepis nya yang agak pening melihat tingkah bocah ini.
"jika mau membunuh orang, jangan gunakan barang ku"
Yang jeongin menurunkan bahu nya agak kecewa dengan tuduhan Hyunjin tadi. "aku hanya ingin membantu tetangga ku bebenah kamarnya"
Mata hyunjin berbinar. Berharap anak satu ini membantu seseorang yang ada di pikiran nya kali ini. Menarik Jeongin yang hendak melangkah keluar kamar.
"Lee Felix? Benar?!"
Jeongin mengerutkan dahinya, melihat tingkah aneh hyunjin dan bagaimana bisa dia tau? Ouh! Benar. Ia kan tadi menyebabkan masalah di sekolah dengan tetangga barunya tadi di sekolah. Betapa bodoh nya Yang Jeongin. Terkutuklah!
"bukan"
Satu-satu nya cara agar tidak menyebabkan masalah baru atau Felix akan menjauhi nya sebagai teman baru, adalah lari dari situasi tertangkap basah. Tapi hyunjin tidak sebodoh itu di tipu oleh tikus kecil ini. Dengan mengikuti wajah polos Jeongin yang mengarah ke kamar nya, yang tentu saja bukan ke kamar nya melain kan ke kamar tetangga nya.
Terlihat Felix yang sedang menata buku nya di lemari dan tersenyum melihat kembalinya Jeongin bersama benda yang di butuhkan. Hyunjin masih bersembunyi di belakang Jeongin dan tentu Jeongin belum menyadari itu. Hingga Jeongin masuk, Felix merubah senyum lebar nya menjadi tatapan jijik kepada Hyunjin.
"kau membawa sampah ternyata"
Jeongin berbalik dan menepuk jidat nya. Kenapa dia seperti hantu yang sama sekali pintar mengikuti tanpa ketahuan.
"woah... sepertinya kau membutuhkan satu orang lagi untuk membantu di sini"
Hendak menutupi pintu kamar nya, Felix membanting pintu dengan terlambat sebelum sebuah kaki menyelinap masuk. Dan alhasil Hyunjin menjerit kesakitan tentunya.