Part 7,5

38 5 0
                                    

Melangkah keluar dengan menutup pintu taxi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melangkah keluar dengan menutup pintu taxi. Di tengah udara dingin seperti ini, Chaewon harus sedikit berjalan kaki menuju rumah nya. Jalanan sudah mulai sepi, seharua nya ia paksakan supir taxi mengantar nya hingga depan pagar rumah nya. Agak menyesal bermain hingga lupa waktu seperti ini. Salahkan teman nya yang terus menambahkan waktu di tempat karaoke tadi. Tapi, tak apa lah. Dengan ini bisa sedikit menyenangkan hati nya.

"haruskah aku menanyakan kabar Felix ke Hyunjin?"

Di ambil handphone nya dan segera melakukan panggilan kepada Hyunjin. Hingga beberapa kali nada sambung.

"Hyunjin, bagaimana Felix?"

Di sebrang telepon terdengar sedikit gaduh. Bukan hal yang asing bagi Chaewon jika sedang menelpon Hyunjin pada jam seperti ini.

"Sejauh ini terkendali, kau tidak perlu khawatir. Bangchan tidak akan bisa mendekati Felix"

Helaan nafas lega terdengar dari nafas Chaewon. "Baiklah. Terimakasih "

"Tidak perlu sungkan, ini masalah bisnis"

Chaewon mematikan telepon nya sepihak. Kembali berjalan dalam sepi, feeling Chaewon mengatakan dia harus bergegas pulang. Sebelum akhirnya merasakan seseorang mendekat kepada nya. Kejadian nya sungguh cepat. Di bungkam nya mulut Chaewon dan di tarik nya ia masuk ke dalam mobil. Chaewon melawan, di dalam mobil gelap tidak bisa melihat sesuatu bahkan seseorang di dalam sana. Hingga terdengar tawa seseorang tepat di samping Chaewon.

"Kau jauh lebih manis jika di lihat dari dekat"

Semakin waspada, Chaewon bersikap lebih tenang di banding sebelum nya.

"Siapa kamu?!"

"Tenanglah, aku hanya seorang teman dari kekasih mu. Lee Felix "

Pria itu mendekat, hingga remang lampu jalanan menyinari sebagian wajah nya. Tidak bisa di kenal secara baik, wajah itu penuh luka dan lebam.

"Jadi, jika kau mengenal Lee Felix dengan baik. Kau pasti mengetahui sesuatu tentang barang bernama kandie"

Satu kata yang cukup membuat Chaewon tertegun. Kaki nya mulai bergetar, ketakutan nya menguasai penuh saat ini. Pria itu mulai tertawa lagi, melihat raut wajah gadis di depan nya ketakutan.

"Tak perlu melakukan banyak hal untuk ku. Cukup beritahu bagaimana Felix bisa mendapatkan itu"

Menggeleng kuat, berusaha membuka suara. Walau ia tahu, pria ini tidak akan melepaskan nya dengan mudah.

"Kau salah menanyakan kepada siapa kau harus bertanya"

Pria di depan nya menurunkan bahu, bersikap lebih lembut. Mobil nya mulai melaju ketika di beri aba-aba. Chaewon tidak bisa berontak, atau hal yang lebih menakutkan akan datang.

"Kalau begitu, aku tidak punya cara lain selain meminjam mu sebentar. Benarkan?"

Membuka pisau lipat nya, dan di dekatkan kepada wajah Chaewon. Badan nya tegang sepenuhnya melihag benda tajam itu mendekat mengiris sedikit pipinya. Tidak ada waktu untuk panik. Sebisa mungkin Chaewon membuat diri nya untuk tenang, berharap suatu keajaiban datang kepada nya.

Menendang meja besar hingga tersungkur, membuat barang-barang di atas nya berserakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menendang meja besar hingga tersungkur, membuat barang-barang di atas nya berserakan. Changbin menarik pelatuk pistol nya, mengarahkan kepada penjaga di sana.

"Jika tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa ini bisa terjadi, jangan harapkan kehidupan kalian besok pagi"

Semua orang yang berada di sana diam. Takut-takut salah bicara dan berakhir tak bernafas. Merasakan situasi semakin tegang, Changbin menembak tepat di kepala penjaga di depan nya. Suasana semakin tegang, hingga seorang penjaga masuk dan membuka suara.

"Dia kabur ke arah yang berlawanan dari rumah nya. Beberapa penjaga melihat dia membawa beberapa orang bersama nya dengan mobil"

Berbalik menghadap penjaga yang baru saja melapor, Changbin menurunkan pistol nya. Mendekat ke arah pria itu. Satu pukulan kuat berhasil membuat penjaga itu tersungkur memeluk perut nya.

"Aku tanya kenapa di biarkan kabur bajingan itu, sialan!"

Berjongkok, mencengkram leher nya kuat. Changbin tersenyum se ramah mungkin.

"Cari dia untuk ku sekarang juga! Kau mengerti?!" Di akhir teriakan Changbin, semua orang berhamburan keluar bergegas melakukan perintah dari Changbin.

Changbin berdiri, memperhatikan semua kesibukan orang-orang. Sial sekali malam ini. Bagaimana mungkin Bangchan bisa kabur dari banyak nya penjaga di sini? Terlepas dari itu, Changbin khawatir sesuatu hal besar dari masalah sebelum nya akfn terjadi. Belum menyangkut ayah nya pun sekolah yang sedikit nya sedang ai perjuangkan untuk saat ini.

Tidak dapat di biar kan begitu saja. Rasa kesal menguasai Changbin saat ini dengan menendang tubuh orang nya yang masih tersungkur di bawa Changbin. Hingga ia menarik pelatuk pistol nya, menembakan sebanyak tiga kali peluru ke tubuh lemah itu.

Hentakan kaki Changbin tidak bisa mengalahkan rasa dendam kepada Bangchan saat ini. Bergegas menuju mobil nya dan sibuk mencoba menghubungi Hyunjin. Sialan nya, tidak ada respon sama sekali.

"Brengsek! Apa yang ia lakukan hingga menerima telepon pun sulit?"

Mobil nya ia bawa dengan kecepatan di atas rata-rata. Tidak ada yang bisa menghalangi nya saat ini. Ia harus bertemu Hyunjin secepat nya, apa pun yang terjadi.

To Be Continue

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐏♤𝐊𝐄𝐑  STRAYKIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang