Bersyukur

34 1 0
                                    

Setelah bercerita tentang wanita-wanita hebat, aku juga ikut merasakan menjadi wanita itu. Wanita yang ku anggap hebat karena bekerja.

Aku baru tau bagaimana rasanya bekerja. Kerja keras untuk mencari uang, merasakan bekerja masuk malam saat orang-orang tidur, berangkat pagi saat sebagian orang-orang sedang masih menikmati mimpinya.

"Oh seperti ini rasanya kerja," pikirku.

Capek, pusing, badan pegel, ngantuk, pengen main.

Seringkali berpikir untuk berhenti, tapi rasa nyaman dengan teman dan juga gaji yang di dapat membuat rasa-rasa ingin berhenti itu sedikit berkurang.

Rasanya bangga bisa membeli makanan, baju, buku dengan uang sendiri. Rasanya ingin berkata pada orang-orang bahwa "ini aku beli sendiri pake uangku lhoo".

Sering aku melihat bapak-bapak yang berjualan cilot, menawarkan mainan odong-odong, jualan roti keliling. Aku merasa bahwa aku sudah enak kerjanya, kerja 8 jam dengan gaji yang tetap, di dalam ruangan dan dengan teman yang bisa diajak cerita. Sedangkan bapak-bapak itu tidak bisa bekerja di dalam ruangan, capek karena keliling di bawah panas matahari dengan gaji yang tidak tetap perhari nya dan tidak menjamin bahwa dagangannya akan laris.

Saat melihat hal itu rasanya aku tertampar oleh kenyataan.

"Lihat, bapak itu saja keliling dengan jalan kaki, panas-panas, capek, dari pagi sampai malam dan dengan gaji yang tidak tentu saja semangat kerja. Lah kamu sudah enak kerja di ruangan, gaji tetap, tidak keliling tapi malah pengen keluar dan ngeluh. Harusnya bersyukur kamu." Sering menampar diri dengan kenyataan tersebut.

Belajar untuk selalu bersyukur dengan apa yang kumiliki dan yang sedang kujalani. Yakin bahwa takdir Tuhan memang terbaik dengan apa yang diberikan kepadaku.

--------------

21 Agustus 2021

* Boleh ceritakan ya bersyukur sesuai dengan versimu. Hanya untuk saling mengingatkan tentang rasa syukur yang harus dibiasakan.

Semoga bermanfaat,,

cerita kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang