Waktu berlalu, hari pun berlalu, kondisi Xiao Zhan pun semakin sulit untuk dibiarkan. Tuan Xiao mengusap lembut kepala Xiao Zhan, bahkan rambut-rambut itu sangat rapuh. Xiao Zhan hanya menatap lelah sang Ayah. Ia mencoba tersenyum.
"Pa."
"Mn? Kau ingin sesuatu?" Xiao Zhan menggelengkan kepalanya.
"Aku sangat bersyukur menjadi anak Papa." Tuan Xiao menahan tangisnya, ia mengangguk.
"Papa pun sangat bangga memilikimu." Xiao Zhan tersenyum lembut dibalik masker oksigennya.
"Pa... dokter Luo mengatakan bahwa cucu-cucu Papa sangat sehat, tetapi... karena kondisiku, mereka harus lahir sebelum waktunya. Aku benar-benar menjadi orangtua yang sangat buruk bukan?" Tuan Xiao menggelengkan kepalanya, bahkan air matanya sudah lolos.
"Kau adalah orangtua yang baik. Kau sudah berjuang sejauh ini, Mama mu pasti bangga." Xiao Zhan tersenyum.
"Pa... aku sangat merindukan Mama, aku... aku ingin bertemu Mama, tetapi aku pun tidak ingin meninggalkan Yibo, Papa, dan anak-anak. Pa... aku sangat takut... sangat takut." Xiao Zhan pun menangis, ia sangat tidak ingin mati.
"Ssttss... kau akan bertahan, kau tidak perlu takut. Papa akan ada untukmu." Tuan Xiao menghapus air mata Xiao Zhan. Beberapa jam lagi ia akan melakukan operasi sesar, sementara ini Wang Yibo masih mengurus segalanya. Ia pun ingin Xiao Zhan dengan kedua anaknya selamat.
....
Xuan Lu dan Yu Bin datang ke Rumah Sakit, mereka baru mendengar hal ini, bahkan mereka tidak ingin hanya menunggu kabar Xiao Zhan.
Tuan Wang dan Nyonya Wang masih dalam perjalanan ke Shanghai. Mereka menerima kabar dari Wang Yibo akan kondisi Xiao Zhan, bahkan dokter pun terpaksa meminta persetujuan Wang Yibo untuk melakukan operasi sesar Xiao Zhan. Usia kandungan Xiao Zhan sendiri baru 29 minggu, tetapi dokter Xie mengatakan jika terus tanpa pengobatan kanker Xiao Zhan semakin memburuk, bahkan akan berakibat fatal untuk Xiao Zhan atau anaknya, semakin hari pun kondisi Xiao Zhan terus melemah.
Wang Yibo memasuki kamar rawat Xiao Zhan, ia melihat Tuan Xiao yang memegang erat tangan Xiao Zhan, bahkan pria tua itu membelai lembut kepala Xiao Zhan.
"Yibo.." Ujar Xiao Zhan pelan. Wang Yibo tersenyum dan menghampiri Xiao Zhan, ia mengecup kening Xiao Zhan. Xiao Zhan tersenyum.
"Apa kau sudah makan? Kau terlihat sangat berantakan."
"Sudah. Aku baru saja mengurus sesuatu." Ujar Wang Yibo, ia berbohong jika ia sendiri sudah makan, ia bahkan belum sempat menyentuh makanan sejak pagi, sementara saat ini sudah menunjukan jam 2 siang.
"Yibo."
"Mn."
"Kau temani aku nanti bukan?" Tanyanya, Wang Yibo mengangguk.
"Pasti."
"Apa kau sudah menyiapkan nama untuk mereka?"
"Akan aku beritahu nanti." Xiao Zhan hanya mendecih.
"Pa.. lihat menantumu, ia bahkan tidak memberitahuku." Tuan Xiao berusaha terkekeh.
"Kau akan tahu saat mereka hadir." Ujar Tuan Xiao. Tak lama seorang perawat pun datang.
"Tuan Wang, sudah waktunya, kami akan membawa Istri anda ke ruang operasi." Tuan Xiao pun beranjak dari kursinya, ia melepaskan pegangan pada tangan Xiao Zhan.
"Kau pasti berhasil." Ujar Tuan Xiao, Xiao Zhan mengangguk. Para perawat segera menyiapkan segalanya sebelum membawa Xiao Zhan ke Ruang Operasi.
Xiao Zhan sudah meringis kesakitan, ia berusaha bangkit berdiri, tetapi kakinya seakan sangat lemah, tangan satunya menahan perutnya, bahkan lantai putih telah ternoda oleh darah Xiao Zhan yang keluar dari hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lotus [Tamat]
Fanfiction"kau tahu? bunga Lotus?" "Mn? bunga yang tumbuh di air? apa menariknya?" "Sangat menarik. Memang tidak banyak yang melihatnya, bunga itu tumbuh dilingkungan yang kotor, bahkan seringkali serangga mengotorinya, tidak tampak keindahan, tetapi kau tahu...