1

903 113 11
                                    

"aku capek" lagi-lagi kalimat itu yang keluar dari wanita yang kini tengah duduk santai didepan meja rias sembari menggunakan skincare-nya.

"capek kenapa?" tanya seorang pria yang sedari tadi berada diruangan yang sama dengan wanita itu. Terlihat pria itu hanya menatapnya sekilas lalu kembali sibuk dengan iPad yang berada ditangannya.

"capek sama pernikahan kita, Januar" pria yang bernama Januar itu hanya berdecak kecil mendengar keluhan wanita yang berstatus istrinya, ini bukan pertama kalinya wanita itu mengatakan kalau dirinya capek dengan hubungan mereka.

Karna Januar pikir tidak ada yang salah dalam pernikahan ini lalu apa yang membuat Kaia, istrinya itu merasa capek?

"kamu udah bilang itu hampir ratusan kali, kalo kamu capek. Kamu maunya gimana Kaia?" pertanyaan Januar hanya dibalas dengan gidikan bahu dari istrinya. Jujur, kalau seperti ini terus Januar juga bisa ikutan capek dan gila.

"i think we need space" ucapan Kaia menghentikan kegiatan Januar, pria berkulit tan itu kini menatap sang istri dengan tatapan yang sulit diartikan.

"jarak? Kenapa kamu gak sekalian minta pisah aja Kay, kenapa pake harus berjarak dulu kalo ujungnya ki-"

"siapa yang mau pisah sih? Aku cuman minta space buat diri aku sendiri. Tolong ngertiin aku, Janu" kata Kaia dengan suaranya yang bergetar.

"aku kurang ngertiin apa selama ini Kay? Kamu sadar gak semenjak kejadian itu sikap kamu berubah, kamu bukan Kaia yang aku kenal dulu" ucap Januar lalu pergi meninggalkan Kaia yang kini tengah menangis.

Januar memilih untuk menghindari pertengkaran mereka kesekian kalinya, kalau ditanya apa Januar lelah tentu saja. Belum lagi kantornya saat ini tengah dilanda masalah lalu sikap Kaia yang entah Januar tak mengerti.

Hampir 7 tahun mereka menikah dan sekarang Kaia mengatakan jika dirinya capek dan butuh waktu dari pernikahan ini? Kepala Januar rasanya mau pecah kalau mengingat permintaan tidak masuk akal dari istrinya itu. Menurut Januar, sikap istrinya itu benar-benar berubah setelah kejadian yang menimpa mereka beberapa bulan yang lalu.

"sialan"

Keesokan harinya, Januar terbangun dan mendapati dirinya tengah tertidur dikamar tamu. Ia lupa jika semalam ia kembali bertengkar dengan Kaia dan berakhir tidur disini. Pria itu segera bangun dari tidurnya dan mendapati keadaan rumah yang terlihat sangat sepi, hanya ada sepiring nasi goreng yang tersaji dimeja makan dengan sticky notes.

Januar tersenyum miris membaca sticky notes itu lalu ia meremasnya, kali ini istrinya benar-benar keterlaluan.

'aku pergi dulu, aku udah buatin nasi goreng. kamu sarapan aja, aku juga udah nyiapin bekal buat makan siang. Aku pulang malam, kamu gak perlu nungguin aku'

Januar semakin yakin kalau ada sesuatu yang gak beres dengan sang istri. Tanpa berniat menyentuh sarapan yang dibuat oleh Kaia, pria itu langsung menuju kamar dimana dirinya dan Kaia tiduri. Bersih dan rapi, berarti Kaia sudah pergi sejak beberapa jam dan bahkan tidak izin pada dirinya.

Ia langsung mengambil ponsel yang semalam ia tinggal dan mendapat beberapa pesan dari sekretarisnya yang memberitahu jika meeting dipercepat membuat Januar langsung bersiap menuju kantor tanpa perlu memakan sarapan buatan Kaia.

Namun sebelum ia pergi, langkahnya terhenti begitu mendapati surat yang menjadi pemicu keretakan rumah tangganya itu. Januar langsung membuang surat itu, untuk apa Kaia menyimpan surat sialan yanng harusnya sudah dihancurkan beberapa bulan yang lalu?

Januar sudah tak perduli lagi, meetingnya kali ini lebih penting. Ia segera mengenakan pakaian dan secara acak-acakan, persetan dengan pandangan orang yang mengatakan jika dirinya tak diurus oleh istrinya karna berpenampilan seperti ini. Pria itu segera memasuki mobil hitam miliknya yang tanpa ia sadari kalau sedari tadi ada yang memperhatikan dirinya dari jauh.

NoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang