5

496 96 20
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 bulan Kaia melupakan ingatannya. Terkadang ketika ia sedang melakukan kegiatan bersama dengan Januar ada kilasan ingatan yang buram terlintas dipikirannya lalu ia mengerang kesakitan.

Yang akhirnya membuat Januar meminta Kaia untuk tidak mengingat masa lalunya, karna Januar juga tidak ingin istrinya menjadi Kaia yang menyebalkan seperti sebelumnya. Bahkan Januar juga melupakan masalah ponsel milik istrinya itu alih-alih diperbaiki pria itu malah memberikan ponsel baru untuk Kaia, lagipula ibu-nya juga sudah tidak merongrong Januar entah apa alasannya Januar tidak tahu.

Saat ini keduanya tengah berada disalah satu Mall di daerah Jakarta Utara, memang setiap weekend Januar selalu mengajak Kaia untuk jalan-jalan terhitung semenjak Kaia kehilangan ingatannya. Alasannya agar Kaia tidak terlalu stress berada dirumah terus-terusan.

"kamu mau beli apa hari ini? Baju? Tas? Atau Make-up?" tanya Januar saat mereka baru keluar dari store pakaian pria, dalihnya tadi Januar minta ditemenin untuk membeli kemeja.

"gak deh, barang-barang dirumah juga kayaknya masih cukup" kata Kaia menimbang tawaran Januar. Suaminya itu langsung mengacak rambut Kaia, walaupun ingatannya hilang tapi kebiasaan dan sifat Kaia tidak berubah.

"Januar, kamu apa kabar?" saat keduanya hendak pergi tiba-tiba suara perempuan menyapa Januar yang membuat pria itu mematung seketika. Januar tentu saja tau siapa perempuan ini dari suaranya.

"oh halo Kaia, apa kabar lo?" suara itu kembali terdengar namun kini ia menyapa Kaia membuat Kaia menoleh kearah suaminya dengan tatapan bertanya.

"sombong banget lo gak mau bales sapaan gue!" sentak suara itu membuat Kaia berjengit heran sebenarnya siapa perempuan ini.

"Net, bisa lo pergi? Istri gue gak nyaman sama kehadiran lo" kata Januar dingin bahkan ia tidak melihat kearah perempuan itu, tangannya pun langsung menggenggam tangan Kaia.

"Januar, kamu ngusir aku? Didepan perempuan ini?" perempuan itu mendadak tidak percaya dengan apa yang dilakukan Januar saat ini.

"Janette, aku udah berkali-kali jelasin ke kamu kalo aku gabisa bersikap kayak dulu, sekarang aku punya hati Kaia yang harus aku jaga. Hargain perasaan Kaia, sebagai istri aku" kata Januar yang menohok membuat perempuan bernama Janette itu terdiam seketika.

"tapi Januar, ibu kamu-"

"dan tolong jangan usik ibu aku, biarin dia deket sama Kaia. Jangan pengaruhi ibu aku lagi, kami pergi" selesai mengucapkan itu Januar langsung pergi menggandeng Kaia membuat Janette mengepalkan tangannya.

"dia-siapa?"

--

Kaia masih bertanya-tanya tentang siapa sosok perempuan tadi, melihat keterdiaman Januar akan pertanyaannya pun mengusik Kaia ada hubungan apa sebenarnya antara suaminya dan perempuan itu.

Kenapa ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Januar tentang perempuan itu? Bahkan dari pulang sampai sekarang Januar masih diam dan lebih memilih meninggalkan Kaia sendiri diluar.

Pikiran itu benar-benar mengusik Kaia, dengan mengambil ponselnya Kaia langsung saja menghubungi Sarah. Mengingat wanita itu adalah sahabat Kaia pasti Sarah tau sesuatu tentang Januar dan perempuan itu.

"wah gila, kalo bukan sahabat gue trus lo gak pake ngomong urgent gak bakalan gue dateng liat lo taunya malah duduk manis" kata Sarah ngos-ngosan yang baru aja dateng bareng anaknya  digendongan.

NoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang