Langkahnya berhenti di depan sebuah rumah bercat coklat cream."Gak mau mampir dulu?" tawar Kevin yang menatap tas punggung milik Asahi, "Sebentar aja, sekalian gue mau nanya tugas yang belum selesai, hehe."
Asahi tampak berpikir, iya atau tidak?
Jawabannya sudah ada di pucuk lidahnya, namun kembali tertelan saat suara ponselnya mengintrupsi mereka.
Sebuah nomor yang ia hapal di luar kepala.
Asahi menunduk menyimpan kembali ponselnya di saki celana lalu menatap wajah Kevin yang sepertinya berharap bahwa ia akan menerima ajakan mampirnya itu.
"Vin.."
"Ya?"
Asahi menyunggingkan senyuman tipis sembari menatap Kevin yang diam memandangnya balik.
Sialan, kenapa harus sekarang sih.
.
.
Perhatiannya tersita ketika bangku kosong di sebelahnya ditarik, bunyi dari kursi kayu dan lantai yang berdecit membuatnya jadi menolehkan kepala ke asal suara.
Otaknya yang sempat memanas karena soal-soal yang dibacanya itu perlahan-lahan mendingin karena sosok kulkas berjalan yang bahkan tak mengindahkan sapaan paginya.
"Asahi, pr nya udah belum?" tanya Kevin dengan senyuman manis di wajahnya.
Alih-alih menjawab Asahi langsung membuka tasnya lalu mengambil buku miliknya yang kemudian langsung ia berikan pada Kevin tanpa basa-basi.
Kevin yang kaget dengan tampang judes Asahi jadi menciut nyalinya untuk mengajak ngobrol lebih, sepertinya moodnya sedang buruk. Mengurungkan niatnya, Kevin menarik pelan buku Asahi ke mejanya, "Makasih," ujarnya yang masih tidak dijawab. Fix moodnya sedang berantakan.
Kevin menghela napas pendek, ia jadi ikut bete sendiri karena sikap Asahi yang sepertinya menular padanya. Dengan tulisan yang malas-malasan Kevin menyalin jawaban Asahi ke bukunya.
Pagi itu kelas belum cukup ramai, mungkin karena masih jam 7 pagi jadi hanya beberapa anak golongan pintar dan golongan rajin yang sudah ada disana.
Kevin menunduk, menyalin satu-persatu jawaban Asahi ke bukunya dalam diam.
"Ash.."
Kevin mendongak, padahal yang dipanggil adalah Asahi tapi malah dia yang bereaksi, dan terlebih lagi yang dipanggil itu malah tidak menjawab panggilannya bahkan menengok ke asal suara pun tidak.
Yoshi. Laki-laki itu datang menghampirinya, lebih tepatnya menghampiri Asahi lalu menepuk pelan pundaknya. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo."
"Disini aja."
"Bisa empat mata gak?"
Asahi menengok Kevin, menunjuk buku di depannya dengan dagu, "Gue lagi ngajarin Kevin, sibuk."
"G-gue?"
Yoshi melirik pada Kevin, memberi gesture supaya ia diberikan waktu sebentar untuk mengobrol dengan Asahi seperti permintaannya tadi.
Kevin sendiri sebenarnya tidak paham ada masalah apa mereka berdua tapi sepertinya memang sedang menghindari satu sama lain, jadi... "Ya ngobrol aja kalian, gue masih paham ini dikit-dikit kok."
Asahi menekuk alisnya, pandangan tajam ia layangkan pada Kevin yang malah membalasnya dengan senyuman kecil, seraya memberitau kalau ia memang harus berbicara sesuatu pada Yoshi.
Akhirnya dengan mau tidak mau Asahi beranjak, melangkah keluar kelas lebih dahulu dan membiarkan Yoshi mengekorinya.
Atau seharusnya ia tidak membiarkan Asahi mengobrol dengan Yoshi ya tadi pagi?
"Udah lah ngapain sih di pikirin, lagian juga Asahi sendiri yang nge-iya-in ajakan Yoshi kan?"
Kevin menghela nafas lagi. Semenjak Asahi keluar kelas untuk mengobrol dengan Yoshi dia tidak kembali ke kelas sampai bel pelajaran pertama, bahkan dia bolos sampai jam istirahat siang. Bukan hanya Asahi saja yang menghilang, kata Mashi juga Yoshi tidak masuk kelas, absen katanya.
Justin menyenggol lengan Haru, memintanya untuk ikut memberitau Kevin kalau Asahi pasti akan baik-baik saja dan tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya.
"Ya kenapa lo gak tanya sendiri sama orangnya, telfon kek atau chat gitu.." kata Haru memberi solusi dengan kepusingan Kevin mengenai kemana perginya Asahi.
Ya kalau dia sudah melakukan dua itu dan dibalas oleh Asahi buat apa juga dia bergalau ria.
Haru menatap Kevin dalam diam, jemarinya mengetuk meja dengan gerakan pelan, sedang menimang kata-kata yang ingin ia sampaikan pada laki-laki itu. "Gue mau tanya ke lo Vin.."
Kevin menoleh, balik menatap Haru.
"Lo beneran suka sama Asahi?"
.
.
Haru melempar tasnya ke sembarang arah, setelah memasuki kamarnya ia langsung membaringkan diri di ranjang, memijat kepalanya yang terasa pening memikirkan hal yang bahkan tak seharusnya ia pikiran.
Asahi dan Kevin.
'Salah gak sih kalo gue pengen egois sedikit aja, sebentar aja, bahkan gue bakal relain hidup gue cuma buat ngabisin waktu terakhir gue sama orang yang gue sayang? Apa gak boleh? Gak pantes kah?'
'Semua orang berhak bahagia.'
'Tapi gak semua orang bisa bahagia.'
Bayangan itu kembali terulang. Saat dimana ia harus merelakan kebahagiaannya untuk bahagia, namun ternyata tidak berakhir dengan bahagia seperti harapannya.
Halooooooooooooo
Maaf bgt ya br sempet up nih , kalian nungguin kah ? 😭😭 Soalnya ak teralihkan sama book sebelah yg lg sering bgt di garap , ak stuck ide disini ya ampun help bgt deh ak suka kek gini buntu di tengah jalan gini ㅠㅠ
Buat yg masih mau nunggu update makasih banyak ya .
Good night ✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
[bromance] soulmate | jaesahi • sahijae
Short Story⚠️ W A R N I N G ⚠️ JAESAHI ; SAHIJAE - JAEHYUK X ASAHI of TREASURE GENRE : BROMANCE , comedy , school life , BXB , BL