« 2. 180 degrees »

1.2K 134 8
                                    


Asahi menghela nafas, untuk kesekian kalinya, kenyataan menghantamnya dengan fakta bahwa anak ini, ah siapa ya namanya tadi? Kevin, ya, Kevin, anak ini menjadi teman satu mejanya.

Selama ia bersekolah di sini, selama 10 tahun lamanya, ini baru pertama kalinya ia mendapat teman duduk di sebelah kursinya. Dan untuk yang pertama kalinya, kenapa harus modelan yang seperti ini? Kenapa harus Kevin?

Lihat anak ini.

Kacamata bulat besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kacamata bulat besar. Deretan giginya yang rapi selalu terlihat ketika ia tersenyum lebar. Rambut berponi yang lurus. Dan wajah polosnya itu, astaga, melihatnya saja sudah membuat kepalanya pusing dan darah tinggi tanpa sebab jelas. Jangan-jangan dia ini kutu buku atau semacam sosiopat? Kan ada tuh jenis anak yang dari penampilannya suka menipu dengan sifat aslinya, semacam anak yang diam-diam menghanyutkan?

"Uhm, Asahi?"

Pikiran yang tadinya melayang kesana-kemari itu tiba-tiba saja buyar, suara Kevin adalah penyebabnya. Anak itu mengetuk ujung pensilnya ke atas buku tulis sebagai penimbang, ingin bicara sesuatu namun ia ragu.

"Apa?" tanya Asahi dengan nada dan wajah judes andalannya.

Kevin mengerjapkan kedua matanya kaget dengan suara Asahi yang hampir mirip dengan bentakan ringan lalu ia menggeleng pelan, tak jadi mengutarakan uneg-unegnya yang sudah berada di ujung lidah karena sikap Asahi barusan.

Dia ini memang orangnya cuek atau dia ada dendam makanya jadi bersikap menyebalkan seperti itu padanya sih?

Kevin menggeser duduknya, memperhatikan penjelasan guru di depan yang sedang membacakan ringkasan materi yang tak begitu ia dengarkan.

Sial sekali hidupnya, lepas dari kandang macam malah masuk ke kandang singa.

Kevin melirik Asahi melalui ekor matanya. Dia menyebalkan, tentang sikap dan gaya bicaranya, tapi kalau dilihat-lihat tampangnya itu lumayan juga. Mata kucing yang tajam, hidung mancung dan bibir tipis, rahangnya, juga helaian rambut hitam pekat yang tampaknya sangat lembut...

Kevin mengangkat tangannya, hendak memegang rambut bagian belakang Asahi tanpa sadar sebelum lirikan tajam menusuk pandangannya.

"Mau apa lo?"

"E-eh.."

Asahi menampis tangan Kevin kasar, ia menatap anak itu dengan pandangan tajam yang mengintimidasi, seperti sedang mengancamnya untuk jangan berbuat macam-macam padanya atau dia akan merasakan akibatnya. Namun apa daya, yang di ancam ini adalah Kevin, manusia yang sangat tidak peka dengan kode ghoib semacam itu.

"Dih apa sih, orang ada yang nyantel di rambut lo, nih laba-laba. Lucu ka—"

"WHA-HANJENGGGGG!" teriak Asahi yang refleks langsung berjingkrak dari kursinya.

"I-ini kan cuma laba-laba?"

"Asahi! Kevin!"

.
.

[bromance] soulmate | jaesahi • sahijae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang