4

458 56 1
                                    

Tangan Haechan meletakkan kopi diatas meja kerja Mark dengan mata memandang kesekeliling ruang kerja. Haechan yang sudah agak lega karena tadi siang banyak pelayan ternyata harus menelan kekecewaan karena ternyata para pelayan itu hanya bekerja sampai pukul 7 malam. Haechan memang masih aman ditempat Mark saat ini, laki - laki itu tidak menyakitinya secara fisik, hanya tadi siang saja menyeretnya kedalam karena salah bicara dengan Jungkook, meski dia masih tidak paham salahnya dimana.

Setelah menyadari jika Mark ternyata bukan seorang polisi, Haechan belum tahu apa sebenarnya pekerjaan Mark. Didalam kepala Haechan sudah banyak pekerjaan - pekerjaan yang mungkin adalah pekerjaan sesungguhnya Mark, salah satunya adalah pedagang organ dalam manusia dan itu satu - satunya yang masuk akal dengan semua yang telah dilakukan oleh Mark apalagi mengingat kondisi para korban.

"Kau sedang mencari apa?"

Dan Haechan kini menyesal karena tidak segera keluar dari ruang kerja Mark, laki - laki yang sedang ia telaah apa pekerjaannya kini muncul dan memeluk tubuhnya cukup erat dari belakang. Haechan yang malam kemarin menikmati pelukan dan ciuman dari Mark kini justru membeku dan mematung ketika bibir Mark menciumi pipi kemudian turun ke leher dan berakhir di bahu.

"Tidak menjawabku hmm?" tanya Mark yang kemudian membalikkan badan hingga Haechan berhadapan dengannya.

Haechan menatap sejenak pada Mark, kemudian menundukkan kepalanya, masih ada rasa takut didalam dirinya dan ia merasa bersyukur ketika Mark melepaskan pegangan pada bahunya dan melangkah dari hadapannya. Haechan melirik kearah Mark yang duduk didepan meja kerja dan tengah menikmati kopi buatannya.

"Apa masih ada yang kau butuhkan?" tanya Haechan yang agak merasa tidak enak pada Mark karena mengabaikan laki - laki itu. tapi rasa bersalahnya terhempas dengan begitu cepatnya ketika ia melihat Mark mengeluarkan beberapa lembar foto dari para pelajar yang menunggu di halte dan meletakkan diatas meja.

"Bantu aku memilih salah satu dari mereka," kata Mark.

Haechan menggelengkan kepala dengan begitu pelan, beban yang ada didalam dirinya membuat ia sulit untuk menggerakkan tubuh. Mark keterlaluan menempatkannya dalam situasi seberat ini.

"Apa aku saja tidak cukup untukmu?" tanya Haechan dengan suara gemetar menahan tangis. Bukan marena dia takut tersaingi oleh orang - orang baru yang dipilih oleh Mark, namun dia tidak ingin ada korban lagi.

"Jangan merasa istimewa hanya karena aku membawamu pulang dan membiarkanmu selamat," balas Mark yang kemudian mengambil satu foto.

Haechan buru - buru menghalangi langkah kaki Mark,ia duduk begitu saja diatas pangkuan Mark, "Tapi aku kekasihmu.. aku berhak untuk merasa istimewa. Jangan pergi untuk menjemput siapapun malam ini. Cukup aku saja yang ada didekapanmu."

Senyuman Mark tercipta begitu lebar. Menyebalkan. Senyuman tampan itu terlihat sangat menyebalkan Dimata Haechan.

Tangan Mark mulai bergerak, mengelus halus pada punggung Haechan yang sedikit bergetar karena sentuhannya itu.

"Puaskan aku dan aku berjanji tidak akan ada darah yang mengalir. Tidak akan ada nyawa yang hilang melayang," ucap Mark yang kemudian menjatuhkan ciuman lembutnya diatas bibir Haechan.

Haechan mengambil inisiatif, melumat lembut pada bibir bawah milik Mark dan lumatannya itu memicu Mark untuk memagut bibirnya dengan lebih kasar.

Bibir Mark menekan pada bibir Haechan, menciumi dan melumat habis bibir milik Haechan yang tersaji dihadapannya. Tangan Mark tidak tinggal diam, menelusup masuk kedalam kaos Haechan dan mengelus lembut pada perut dan dada Haechan.

Haechan mulai kewalahan dengan lumatan dan tekanan pada bibirnya, kebutuhan akan oksigen membuat Haechan menepuk - belum bahu Mark cukup keras.

Mark masih berbaik hati dengan melepaskan ciumannya pada bibir Haechan. Namun dia dengan segera mengangkat tubuh Haechan dan menaikkannya keatas meja.

SangkarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang